ғᴀʟʟɪɴɢ

1.8K 130 25
                                    

Aku tidak pernah mengingat masa laluku dengan jelas, semuanya seolah lewat begitu saja di hadapanku; rasa sakit, sedih, takut, dan senang seolah dilupakan begitu saja.

Semakin lama aku hidup di dunia ini, semakin buruk pendapatku mengenainya. Sebagai anak kecil yang lugu dan tidak tahu apapun, aku selalu menganggap dunia ini indah dan penuh keajaiban. Mengingat hal itu ingin membuatku tertawa miris, ya, umurku sudah delapan belas tahun sekarang, hampir dewasa, dan menurutku dunia ini menjijikkan.

Tidak ada yang peduli dengan pendapatku, tentu saja. Lagipula aku ini hanyalah sampah masyarakat; tidak diinginkan di dunia ini, diharapkan untuk pergi jauh dan tak kembali.

Anggap saja, sekarang ini aku tenggelam dalam penjara laut bernama dunia. Semakin lama aku berada disini, semakin hancur diriku. Tanpa suara, tanpa peringatan, sedikit demi sedikit hal yang disebut hati itu mulai menghilang dari diri tanpa arti. Terjebak dalam ketidakpastian diri, menyalahkan diriku sendiri, entah sudah berapa jauh aku berlari, tapi semua itu tidak berarti.

Image diri sempurna yang selalu kudambakan, menghilang ditiup angin bersama harapan.  Mungkin tidak pernah ku katakan, tapi tidak ada artinya aku hidup di dunia ini iya kan?

[Halilintar...!]

Ah, suara itu lagi

[Hey, Hali!]

Kenapa suara itu terasa sangat hangat?

[Hey, kumohon, bangunlah Hali!]

Maaf saja... Aku tidak akan kembali. Tidak ke dunia kejam itu

[HALI!!!]

Maafkan aku, kawan,

[KUMOHON!!! JANGAN TINGGALKAN AKU!!!]

Penjara kegelapan ini menarik jiwaku, maafkan aku.

Aku tidak akan menyesali  jalan yang kupilih ini

.
.
.
[Falling: End]
.
.
.

Wait, ini masuk drabble atau gimana?

Iiro mah gabut, sekali sekali gini apa salahnya, yekan

Dᴜɴᴄᴇ Cᴀᴘ! -BᴏBᴏɪBᴏʏ Oɴᴇ-ꜱʜᴏᴛꜱ Cᴏʟᴇᴄᴛɪᴏɴ-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang