Cᴏᴍᴘᴀʀᴇᴅ Cʜɪʟᴅ

4.4K 321 91
                                    

'Anak yang dibandingkan, anak yang
dibandingkan, ku tahu semua itu. Aku tahu engkau lebih baik dari diriku, jadi... Jangan bandingkan aku, Tinggalkan ku sendiri. Ku dalam masalah karena... Hatiku terasa sakit.'
.
.
.
Compared Child

Genre: Hurt/Comfort, Family

Chara: Halilintar. B, Gempa. B, Taufan. B, Mawaiiro
.
.
.

[Halilintar POV]

Hari ini lagi...

Mereka terus membanding-bandingkan diriku dengan kedua adik kembarku.

Membanding-bandingkan diriku dengan kepintaran adik ke-dua ku. Mengatakan kalau Ia sudah bisa jadi ketua OSIS termuda di sekolahku, sementara aku bukan apa-apa selain murid gagal yang selalu masuk ruangan BK.

Membanding-bandingkan diriku dengan adik pertama ku yang ceria dan punya banyak teman. Mengatakan kalau aku harus merubah sifat ku agar bisa seperti dia.

Aku muak.

Setiap kali kedua orangtuaku mengatakan hal yang sama, setiap kali mereka membandingkan diriku dengan mereka.

Aku tahu aku bisa berubah...

Tapi apakah aku bisa bahagia dengan menutup diriku dibalik topeng bernama senyum?

Aku... Aku tidak tahu lagi apa yang benar.

Pilihan di hidupku ada banyak. A, B, C, D, E, F dan G, mungkin masih banyak lagi pilihan yang lain. Tapi kenapa, apapun yang kupilih tetap melukai diriku.

Rasanya diriku seperti tenggelam dalam kegelapan, semuanya gelap. Yang dapat kurasakan cuma sakit. Aku ingin menangis... Aku juga mau. Aku mau seperti mereka berdua yang bisa menangis lepas saat ada masalah.

Entah kenapa... Sekarang aku merasa lebih baik diriku dibuang saja daripada menerima semua kata-kata orang tuaku. Aku muak dengan semuanya.

Mungkin sudah takdirnya aku seperti ini. Kasar, dingin, jutek, pemarah dan tidak bisa mengendalikan emosiku.

'Sudahlah... Aku menyerah'


•Dᴜɴᴄᴇ Cᴀᴘ: <Cᴏᴍᴘᴀʀᴇᴅ Cʜɪʟᴅ>


Hari ini aku coba buka lembaran baru. Coba berubah seperti yang semua bilang, berbaur dengan orang lain seperti yang mereka bilang.

Kelompok orang V, W, X, Y dan Z. Aku sudah pernah coba berteman dengan mereka semua. Tapi hasilnya sama... Masih saja rasa sakit yang kudapat.

Sesak. Sekarang itulah yang kurasakan. Tidak ada hal benar dalam hidupku, aku adalah sebuah kegagalan di dunia ini.

Mungkin memang lebih baik aku menyerah saja.

[Halilintar POV end]


•Dᴜɴᴄᴇ Cᴀᴘ: <Cᴏᴍᴘᴀʀᴇᴅ Cʜɪʟᴅ>

Hari ini hujan deras mengguyur kota. Semua murid yang berencana pulang harus mengurungkan niatnya, hujan terlalu kencang untuk diterobos. Mereka harus menunggu hujan reda agar bisa pulang ke rumah, atau setidaknya berteduh agar tidak basah terkena air hujan. Tapi tidak dengan Halilintar.

Disinilah Ia berada, di atap sekolah. Tubuhnya sudah basah diguyur hujan. Ia menatap lekat suasana dibawah sana, menimbang-nimbang apakah Ia harus lompat dari atap ini atau tidak.

Dᴜɴᴄᴇ Cᴀᴘ! -BᴏBᴏɪBᴏʏ Oɴᴇ-ꜱʜᴏᴛꜱ Cᴏʟᴇᴄᴛɪᴏɴ-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang