B3 | INITIAL PHASE

143 14 2
                                    

Elsa datang ke kelasnya di lantai tiga lalu bergegas duduk di bangku paling depan. Sendirian. Ya, ia tak memiliki teman. Elsa tak mudah mempercayai siapapun di Sekolah itu. Guru Matematika masuk ke kelasnya, ia telah memberitahu pada Ryumi kalau Guru Matematika di Sekolah itu adalah tangan kanan Sharon yang paling setia. Tindakan mengajarnya yang semena-mena biasanya sangat mengintimidasi para siswa.

Kemarin Fayzel telah memasang kamera super micro di setiap sudut ruangan kelas itu untuk merekam cara mengajar Guru tersebut secara diam-diam. Orang kepercayaan Ryumi yang bernama Lucas dari Badan Intelegen Pendidikan Negara juga stand by secara diam-diam di luar kelas tersebut.

“Kalian menghadiri perkumpulan di aula kemarin sore?,” tanya Jean, Guru Matematika yang Elsa maksud.

“Ya Bu, kami semua menghadirinya,” jawab ketua kelas tersebut.

“Bagus! Sekarang aku mau tahu, siapa di antara kalian yang mengirim video tersebut pada pemilik Sekolah ini? Katakan!!! Jangan jadi pengecut!!!,” teriak Jean.

Semua terdiam, mereka tak berani mengangkat wajah untuk menatap Jean. Elsa tetap bersikap santai dan tak menghiraukan teriakan Guru sinting tersebut. Jean menatap satu persatu wajah di kelas itu, ia berusaha melihat kebohongan dari masing-masing siswa dan siswi. Matanya akhirnya tertuju pada Elsa, ia mendekat.

“Mungkinkah kalau si nona pendiam ini yang melakukannya? Kau selalu terhindar dari masalah selama bersekolah di sini, mungkinkah kau pelakunya Aliya?,” tanya Jean dengan sedikit geraman.

Elsa tidak menjawab, ia bahkan tidak menghiraukan pertanyaan Jean sama sekali. Jean merasa jengkel karena di acuhkan oleh siswinya sendiri. Ia menarik Elsa untuk berdiri di depan dan menamparnya dengan sangat keras hampir tiga kali. Semua menarik nafas saat melihat apa yang dilakukan Jean pada Elsa, mereka ingin menolong namun tak berdaya.

Elsa membiarkan sudut bibirnya yang berdarah agar terekam oleh kamera yang dipasang Fayzel kemarin. Jean mendorongnya untuk kembali duduk.

“Itulah akibat yang akan kalian terima dariku, jika kalian berani mengabaikan pertanyaanku,” ujar Jean seraya tertawa mengejek.

Lucas yang sedari tadi telah menyaksikan apa yang dilakukan oleh Jean segera pergi dari sana untuk melapor pada Ryumi. Fayzel telah menyimpan rekaman tersebut di ponselnya, ia segera mengirim video tersebut pada Ryumi dan juga Kakeknya. Ryumi menerima kiriman video tersebut dan menontonnya seraya mengawasi Sharon. Lucas masuk ke kantor tersebut dan memberikan laporan yang sama dengan yang Fayzel kirimkan padanya.

Usai jam istirahat, pihak kepolisian datang ke Sekolah tersebut. Elsa di panggil ke Ruang Guru. Semua Guru berkumpul di sana dan melihat keadaan Elsa yang mengalami memar di sudut bibirnya akibat tamparan dari Jean. Fayzel mengacaukan jalur kamera infocus Sekolah yang menghubungkan dengan layar monitor inti di aula, kantin bahkan lorong-lorong di setiap lantai, lalu memutar video kekerasan yang dilakukan Jean dari ponselnya sendiri.

Semua Guru mengadakan rapat dengan pihak kepolisiaan, tanpa tahu kalau apa yang Jean lakukan tengah ditonton oleh banyak orang. Sharon semakin pucat saat terjadi lagi insiden video rekamaan dari orang tak di kenal tersebut.

“Maafkan kami Nyonya Sharon, salah satu Guru di sekolah ini harus kami proses secara hukum. Ini telah melanggar undang-undang perlindungan anak di dalam Sekolah. Jika di biarkan, maka sekolah ini akan segera ditutup,” ujar Kepala Polisi.

“Tapi bagaimana dengan pelajaran yang dibimbing olehnya? Tidak mungkin kami mendapatkan Guru pengganti dalam waktu sehari,” ujar Sharon membela Jean.

“Kami tidak bisa menunda penangkapan ini, Guru seperti ini tak bisa dibiarkan. Apalagi di sini ada pengawasan dari Badan Intelegen Pendidikan Negara, bisa-bisa kami yang diberi sanksi jika tak menahan dan menindak tegas Guru seperti ini,” jelas Kepala Polisi.

Emerald HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang