B14 | FIRST PHRASE

112 13 3
                                    

Ryumi masuk ke rumah itu melalui ruang bawah tanah. Ia sudah terlalu mengenal setiap sudut di rumah itu, hingga ia bisa keluar-masuk dengan mudah. Setelah memastikan kalau semua orang di rumah itu telah tertidur, ia segera naik ke lantai atas. Tujuannya adalah membawa Fayzel, namun ia berbelok sebentar ke laboraturium milik Sebastian.

Di sana, Ryumi mentransfer semua data dari komputer ke dalam flashdisk-nya. Ryumi yakin Andrea akan sangat membutuhkan semua data rahasia itu suatu saat nanti. Setelah memindahkan semua data itu, Ryumi segera keluar dari sana dan mencari Fayzel ke kamarnya.

Ryumi melihat Fayzel tertidur pulas di ranjangnya, ia bergegas mendekat.

Fayzel…, Fayzel bangunlah,” bisik Ryumi.

Fayzel menggeliat dan menatap Ryumi. Pria itu langsung terbangun dan menodongkan pistolnya yang tersimpan di bawah bantal karena kaget.

“Hei…, tenanglah. Aku takkan menyakitimu,” ujar Ryumi, tenang.

“Apa yang kau mau?,” tanya Fayzel.

“Aku mau membawamu pada Andrea. Dia membutuhkanmu di laboraturium, kau satu-satunya Ahli IT yang ku kenal baik. Ini pesan yang dia tulis untukmu,” Ryumi menyerahkan lipatan surat dari Andrea pada Fayzel.

Fayzel membuka surat itu dan membacanya. Ia menatap ke arah Ryumi dengan tatapan tak percaya.

“Kau masuk ke sini tanpa rasa takut sama sekali?,” tanya Fayzel.

“Apa yang harus ku takutkan? Sebastian? Kakek tua itu pasti sudah meminum obatnya dan tertidur,” jawab Ryumi.

“Tertidur? Obat yang dia minum bukan obat tidur, bagaimana bisa kau mengatakan kalau dia pasti tertidur?,” tanya Fayzel.

Ryumi tersenyum misterius.

“Aku sudah menukar obatnya diam-diam selama ini, agar Andrea bisa bebas berkeliaran di rumah ini tanpa perlu takut pada Kakek tua itu,” Ryumi menatap Fayzel seraya tersenyum menang.

“Kau melakukan apa? Apakah Andrea tahu apa yang kau lakukan demi dia?.”

“Tentu saja. Menurutmu, apa gunaku dan Lucas sebagai mata-mata setia di sisi Andrea? Tentu saja untuk selalu membantunya agar tidak kesulitan menjalankan sebuah misi,” jelas Ryumi.

"Kenapa Andrea harus takut kalau Kakek akan memergokinya atau marah padanya jika menemukan sesuatu?," tanya Fayzel lagi.

"Ya ampun..., kau belum mengerti juga? Sebastian Sean adalah pembunuh Orang tua kalian semua!!! Itulah sebabnya aku dan Lucas setia pada Andrea," jawab Ryumi.

Pintu terbuka, semua penghuni rumah itu masuk ke kamar Fayzel dan menatap Ryumi. Ryumi hanya tersenyum dan tetap mengarahkan pandangannya pada Fayzel.

“Aku yakin kau tak terkejut dengan perangkap kami,” ujar Axel.

“Tentu saja aku tak terkejut, kalian hanya copy - paste dari Andrea. Kalian hanya mengikuti gayanya, bukan kemampuannya. Andrea pernah melakukan jebakan seperti ini padaku dan Lucas saat masih di Sekolah Dasar, aku takkan melupakannya,”Ryumi bersantai di kursi belajar milik Fayzel.

“Di mana Andrea?,” tanya Azka, yang ternyata ada di ruamh itu juga bersama yang lainnya.

“Aku hanya akan memberitahukannya pada Fayzel jika dia mau ikut secara sukarela. Aku juga akan mengatakannya pada Fin, karena dia memang harus ikut bersamaku. Tapi jika tidak mau, aku bisa melumpuhkan kalian semua dalam waktu kurang dari satu menit, lalu aku dan Fin bisa menculik Fayzel,” jawab Ryumi.

“Ryumi…, kami ingin menemui Andrea. Kami sudah tahu semua rencannanya. Kami ingin membantu,” jelas Axel.

“Membantu apa? Membantu untuk menyerahkannya pada Sebastian?,” tanya Ryumi.

Emerald HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang