B1 | GROW

256 19 19
                                    

Enam belas tahun kemudian.

Sebastian menatap delapan orang Cucunya yang telah dibina secara rahasia selama enam belas tahun terakhir. Mereka balas menatap Kakeknya dengan serius.

"Kalian siap menghadapi dunia luar?," tanya Sebastian.

"Kami siap," jawab mereka serempak.
Sebastian mengangguk yakin.

"Elsa, kau yang paling tua. Selama ini semua orang tahu hanya kau yang selamat dari kecelakaan naas yang merenggut nyawa orang tua kalian. Tapi aku membiarkanmu ikut menikmati dunia luar bukan sebagai Elsa. Ingatlah selalu kalau di luar sana namamu adalah Aliya, sehingga Elsa tetaplah gadis tak normal yang takkan dipedulikan oleh semua orang," ujar Sebastian.

"Aku mengerti Kek," jawab Elsa.
Sebastian berganti menatap ketujuh orang lainnya.

"Dan kalian bertujuh..., kalian akan dikenal sebagai orang biasa. Bukan sebagai pewaris dari Emerald Corp. yang Berjaya di bawah tanganku. Kalian harus tenang, takkan ada yang akan berusaha membunuh kalian. Takkan ada yang membunuhmu jika kau sudah dianggap mati," jelas Sebastian.

Setelah semua urusan selesai, mereka segera dibawa dengan mobil berbeda dari rumah rahasia itu. Elsa berangkat sendiri dengan supir dan pengawal. Sementara tujuh orang lainnya berangkat dengan pengawal tanpa supir.

Emerald High School. Mereka tidak di turunkan di dalam sekolah ataupun asrama, mereka turun di jalan sejauh seratus meter dari lokasi sekolah tersebut. Elsa hanya memberi kode dari jauh pada Adik dan Sepupu-sepupunya. Mereka segera berjalan masing-masing dengan tujuan yang berbeda.

Ruang kepala Sekolah itu agak luas dari ukuran ruangan yang seharusnya. Ruangan itu lebih mirip apartemen dengan fasilitas lengkap dan fasilitas tambahan seperti ranjang mini serta televisi layar lebar yang hampir seperti bioskop.

Sharon Sean adalah Kepala Sekolah sementara di Sekolah tersebut. Wanita itu adalah Sepupu dari orang tua mereka. Orang tua Sharon bersaudara dengan Kakek mereka, namanya Gerald Sean. Seharusnya yang memegang sekolah itu adalah Tiara Sean, orang tua dari Helena. Namun karena nyawa orang tua Helena juga terenggut saat kecelakaan naas waktu itu, akhirnya Sharon Sean ditunjuk menjadi Kepala Sekolah sementara hingga nanti Elsa bisa menggantikannya.

Sharon menatap mereka bertujuh dengan penuh ejekan.

"Kalian berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Apakah kalian yakin bisa berbaur dengan orang-orang kaya di sekolah ini?," tanya Sharon.

Mereka bertujuh langsung geram saat mendengar pertanyaan yang tidak wajar tersebut, namun mereka mencoba untuk tetap tenang.

"Apa bedanya orang kaya dan orang biasa? Toh kami sama-sama manusia," ujar Vernan.

Sharon bangkit dari kursinya dan mendekat pada Vernan. Wanita itu menatap mata Vernan dengan tajam.

"Dengar pria muda, jangan terlalu naif terhadap kehidupan ini. Status sebagai orang kaya tidak bisa disingkirkan dengan status orang rendahan dan nilai sekolah yang di atas rata-rata tidak akan mampu untuk menyokong status rendahanmu," ujar Sharon.

Sharon berjalan menuju pintu keluar.

"Kalian akan di antar langsung ke kelas oleh Wali Kelas kalian sendiri, silahkan keluar!," perintah Sharon.

Mereka bertujuh keluar dari ruangan itu dan menunggu di depan kantor Guru.

"Kesombongannya sudah diluar batas," bisik Kelvin.

"Benar, padahal dia hanya Kepala Sekolah sementara di sini," tambah Devan.

"Mungkin dia berpikir kalau Sekolah ini akhirnya akan menjadi miliknya suatu saat nanti. Karena pasti dia telah memperhitungkan kalau Elsa takkan mampu memimpin Sekolah ini karena dianggap tak normal," ujar Axel.

Emerald HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang