B13 | RUNAWAY

95 14 1
                                    

Sebastian menarik nafasnya dalam-dalam dan menatap semua cucunya. Fin menundukkan kepalanya, ia bersiap-siap jika seandainya Sebastian akan marah besar terhadapnya karena tak bisa menjaga Andrea.

"Coba hubungi Ryumi atau Lucas," perintah Sebastian pada Fin.

Fin mengeluarkan ponselnya lalu berpura-pura menghubungi Ryumi dan Lucas, namun mesin penjawab teleponlah yang terdengar olehnya. Fin sudah tahu akan hal itu sebelumnya.

"Nomor mereka berdua sudah tidak terdaftar," ujar Fin.

"Apa? Bagaimana mungkin?," tanya Sebastian.

"Ryumi dan Lucas adalah mata-mata setia Andrea Kakek, mereka berdua takkan pernah pergi dari sisi Andrea. Mereka hanya akan mengikuti semua perintah Andrea," ujar Elsa.

Sebastian menatap Elsa dengan tajam.

"Bagaimana bisa gadis berusia tujuh belas tahun mampu menjadikan Ryumi dan Lucas menjadi mata-mata setianya, Elsa? Kenapa bukan dirimu yang menjadikan mereka berdua mata-mata setiamu? Atau kenapa yang lainnya tidak menjadikan mereka mata-mata kalian?," tanya Sebastian marah.

"Maaf Tuan Sebastian, tingkat kecerdasan Andrea dan Elsa berbeda. Begitu juga dengan yang lainnya. Andrea lebih pintar dalam menjadikan seseorang untuk menjadi pengikut setianya. Andrea memiliki apa yang tidak orang lain miliki," jelas Fin.

"Lalu kenapa kau membiarkannya berbuat begitu jika kau tahu?," tanya Sebastian pada Fin.

"Saya mohon maaf Tuan, Andrea tak bisa dihentikan. Apa yang dia lakukan sudah di luar batas kemampuan saya," jawab Fin, tenang.

Semua sepupu-sepupu Andrea saling pandang satu sama lain. Mereka bingung dengan semua kejadian itu. Azka menelepon ke ponsel milik Fin, pria itu langsung mengangkatnya.

"Hei Az..., ada apa telepon malam-malam?," tanya Fin.

Semua orang menatapnya.

"Apa? Cathrine? Bagaimana bisa?," tanya Fin, yang belum juga melepas aktingnya.

Fin langsung menutup ponselnya dan memegang kepalanya yang tidak sakit agar terlihat sakit.

"Ada apa Fin?," tanya Vernan.

"Cathrine..., dia pergi membawa berkas-berkas rahasia milik laboraturium sekolah," jawab Fin.

"Apa? Laboraturium?," Sebastian terkejut luar biasa.

Sebastian segera turun menuju lantai bawah tanah rumah itu. Semua orang yang ada di rumah itu pun segera mengikuti langkahnya. Ia menuju dinding tempat PCB Board itu di simpan dan Sebastian tambah terkejut ketika melihat lemari itu telah kosong.

"Ada apa Kek?," tanya Kelvin.

"Fin..., apakah orang bernama Cathrine itu juga mata-mata setia Andrea?," tanya Sebastian.

"Ya Tuan, dia juga mata-mata setia Andrea," jawab Fin.

"Ya ampun..., anak itu akan membahayakan dirinya sendiri," Sebastian lemas di kursi kerja.

Fayzel mendekat ke arah lemari itu, ia menekan sebuah tombol di pinggir lemari yang menarik perhatiannya. Rekaman itu pun terputar kembali.

"Andrea..., aku yakin itu dirimu. Aku sudah memprogram sistem keamanan laboraturium ini, agar suatu hari hanya kau yang bisa membukanya. Jika kau menemukan PCB Board ini, itu berarti kau sudah tahu tentang penelitian ilegal yang Kakekmu lakukan. Penelitian itu sebenarnya hanya untuk menilai kepintaran seseorang, namun Kakekmu merasa kalau prototype simulasi ini bisa digunakan untuk membuat mental seseorang menjadi kuat meski tidak pintar. Evelyn Sean adalah percobaan pertama mereka, walaupun sebenarnya Dokter Leon tak menginginkannya, tapi Kakekmu tetap melakukannya. Yang akhirnya kami tahu, Evelyn terjebak dan tak bisa kembali. Itu adalah akibat dari penambahan dosis pada bahan yang telah ditetapkan oleh Dokter Leon. Makanya, jika kau sudah tahu tentang percobaan ini, aku harap kau mau meracik ulang bahan-bahan untuk cairan serum itu. permintaanku dan Ibumu hanya satu Andrea, tolong bawa Evelyn kembali. Bibimu, Sharon, dia sangat kehilangan puterinya. Dia akan terus berusaha untuk mengembalikan Evelyn apapun caranya, maka dari itu, bantulah dia. Data-data tentang Evelyn ada di laci bawah mejaku, ambilah. Raga Evelyn terus tumbuh dan berkembang. Usianya sama persis dengan Elsa."

Emerald HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang