Helena duduk bersama Andrea di sebuah bangku taman bagian depan sekolah. Mereka sedang menikmati sandwich yang Ryumi berikan pagi tadi. Mata Helena sejak tadi tak terfokus pada makanannya, namun terfokus pada hal lain. Seorang pria yang tengah bermain Basket di lapangan samping gedung.
“Andrea, kau tahu siapa nama pria yang memakai baju berwarna hijau hazel itu?,” tanya Helena seraya mengunyah sandwich.
Andrea menatap ke arah pria yang Helena maksud.
“Raymond. Dia sekelas dengan Elsa. Dia juga menjadi mata-mata yang Fin percaya untuk mengawasi Nicole,” jawab Andrea.
“Dia yang memberikan informasi tentang kaki Nicole yang pincang beberapa hari yang lalu?,” tanya Helena, agak tak percaya.
“Hmm…, dia cukup pintar untuk merekam di ponselnya secara diam-diam. Satu lagi, dia juga pintar berakting di depan Nicole. Itu yang Elsa katakan,” Andrea menyimpan sandwichnya ke dalam kotak.
Helena menatap pria itu lagi, kali ini Raymond juga tak sengaja menatapnya. Helena langsung memperhatikannya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Raymond berjalan mendekat ke arah mereka berdua.
“Helena, aku mau ke toilet sebentar, kau tunggulah di sini,” ujar Andrea.
Helena mengangguk, Andrea bangkit dari kursi dan segera pergi ke toilet. Raymond pun duduk di sebelah Helena, tanpa gadis itu sadari.
“Kau sudah kembali? Kenapa cepat sekali?,” tanya Helena, yang menatap serius pada ponselnya.
“Aku yakin Andrea masih di toilet,” ujar Raymond seraya tersenyum.
Helena berbalik dan menatap Raymond dengan ekspresi terkejut.
“Hai…, kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat sangat merah, kau tidak demam kan?,” tanya Raymond.
“A…, aku…, aku baik-baik saja,” jawab Helena dengan gugup.
Raymond tersenyum melihat ekspresi gugup di wajah Helena.
“Aku mau tahu siapa namamu?,” tanya Raymond lagi.
“Namaku Helena…,” gadis itu masih gugup.
“Helena, aku akan mengingatnya. Namaku Raymond, panggil saja Ray. Aku harus kembali ke kelas, sampai bertemu lagi,” Raymond bangkit dan pergi bersama teman-temannya.
Helena menghembuskan nafas lega ketika Raymond pergi. Jantungnya tak bisa ia kendalikan, karena kaget. Ketika ia sedang memikirkan rasa kagetnya, kedua mata Helena pun tertuju pada seseorang yang sedang melihatnya dari kejauhan. Nicole. Helena langsung pura-pura fokus kembali pada ponselnya, padahal ia mengirim pesan pada sepupu-sepupunya untuk memberi tahu apa yang sedang ia lihat.
Setelah membaca pesan tersebut, Andrea bergegas keluar dari toilet dan kembali menemui Helena yang ia tinggalkan di bangku taman bagian depan sekolah. Devan yang sedang bersama Fayzel dan Axel pun segera datang dari arah pagar. Sementara Kelvin dan Vernan mengawasi dari lantai dua.
Nicole segera tersenyum misterius saat melihat Helena di kelilingi dan di awasi dengan cepat oleh sepupunya yang lain.
“Wah, sepertinya akan sangat sulit melukai salah satu di antara mereka. Kenapa mereka selalu saja bersama?,” geram Nicole dengan jengkel.
Fin yang memang sedang mengawasi Nicole segera muncul di belakangnya secara tiba-tiba. Nicole terkejut, karena ketika ia berbalik hendak pergi ternyata Fin telah ada tepat di belakangnya.
“Apa yang sedang anda lakukan Bu Nicole? Memata-matai seseorang?,” tanya Fin santai.
“Aku rasa itu bukan urusan anda,” jawab Nicole ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emerald Heirs
Science Fiction[COMPLETED] Jika berbohong bisa membuatku membuka topengmu, maka akan kulakukan kebohongan sebanyak yang kubisa. Jangan salahkan aku jika menyimpan rahasia terlalu banyak, karena rahasia yang kau sembunyikan hampir seumur hidupmu lebih keji dari yan...