B5 | OPEN

119 15 2
                                    

Sore itu Azka masih berada di sekolah, Pria itu sedang membuat soal-soal latihan dan menyusunnya menjadi satu untuk bahan ujian akhir bulan. Andrea datang ke rumah di tengah perkebunan itu lagi dan Harlin yang membuka pintunya.

“Aku harap kedatanganku tidak mengganggu anda Bibi Harlin,” ujar Andrea, seraya mengamati keadaan di sekitar perkebunan itu.

Harlin tersenyum senang lalu segera menutup pintu dan menguncinya.

“Tidak sama sekali nak, aku sedang memasak di dapur jika kau ikut untuk mencicipi,” ujar Harlin.

Andrea mengikuti langkah wanita paruh baya itu menuju dapur, tempat ia pernah memasak untuk Azka. Gadis itu langsung membuka kulkas untuk mencari bahan-bahan yang ia butuhkan. Harlin memperhatikannya.

“Aku akan memasak wortel saus madu, apakah Bibi keberatan?,” tanya Andrea.

“Masaklah apapun yang kau suka. Jangan sungkan-sungkan,” jawab Harlin.

Andrea segera menuju wastafel dan mulai membersihkan wortel sampai bersih. Harlin mengaduk sup krim jagung yang ia buat perlahan-lahan agar tak tertumpah dari panci. Andrea mulai memanggang wortel ke dalam oven lalu ia pun mulai membuat saus di atas wajan.

“Azka sangat suka dengan wortel panggang saus madu yang kau buat untuknya. Dia mengadu padaku bahwa kau tak mau memberitahu resep itu padanya,” ujar Harlin.

Andrea terkekeh pelan.

“Kalau begitu Bibi bisa melihat bagaimana aku membuatnya sekarang, dan beritahu Pak Azka kalau aku sudah memberitahu Bibi,” balas Andrea.

Harlin tertawa.

“Sebaiknya jangan. Kau harus memberitahunya sendiri tentang resep itu, biar dia tidak kecewa,” saran Harlin.

Andrea terdiam beberapa saat.

“Selesai, anda mau makan sekarang Bi?,” tanya Andrea.

Harlin menerima piring yang Andrea sodorkan kepadanya, namun tak langsung memakannya. Ia memisahkan bagian untuk diberikan pada Azka saat pria itu pulang nanti.

“Kenapa Bi? Anda tidak suka?,” tanya Andrea bingung.

“Aku hanya menyimpankan sebagian untuk Azka. Ayo kita makan,” ajaknya.

Azka pulang tak lama setelah beberapa suapan wortel yang masuk ke mulut Andrea. Harlin menyambutnya dan meminta pria itu untuk segera duduk untuk makan malam. Azka menatap Andrea beberapa saat sambil melirik pada wortel saus madu di hadapannya.

“Sering-seringlah datang ke sini Andrea, aku akan menerima kedatanganmu bahkan jika kau tak memasak sekalipun. Aku yakin sekali kalau kau sudah memberitahu Bibiku tentang resepnya,” sindir Azka.

“Bagaimana aku bisa datang ke sini dan berharap kau menerima kedatanganku, sementara kenyataannya kau tak menyukai sikapku, Pak Azka?,” tanya Andrea.

“Aku tidak pernah mengatakan kalau aku tak menyukai sikapmu. Aku hanya mengatakan lebih menyukai sikap Aliya, tapi bukan berarti aku tak menyukai sikapmu. Kau salah paham,” jawab Azka.

“Bicara tentang salah paham, sepertinya anda yang sedang salah paham terhadapku. Aku tak memberikan resep masakanku pada Bibi Harlin, dia tetap tak tahu bagaimana cara memasak wortel saus madu ini sekalipun aku memasak di dapur bersamanya. Tadinya, aku berniat memberikan resepnya pada anda secara langsung, tapi sepertinya anda sudah tak berminat,” ujar Andrea, sambil menghabiskan wortel yang masih ada di piringnya.

Azka menarik nafas sesaat, ia menatap tatapan mata yang tegas dari Andrea. Harlin kembali dari dapur dan membawa semangkuk sup krim jagung ke meja makan.

Emerald HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang