B15 | TRY A NEW SERUM

96 13 1
                                    

Andrea terbangun ketika ia mendengar keributan di bawah. Ia segera membuka gorden kamarnya dan melihat melalui jendela. Ia melihat para penjaga terkapar di tanah dan keenam sepupunya sedang menghadapi penyerang bertopeng yang misterius. Andrea mengenali mereka semua, meraka adalah orang-orang suruhan Sebastian. Ternyata setelah berada di dalam penjara pun si tua Bangka itu masih juga tak mau menyerah dengan kekalahannya.

Andrea segera meraih Electric Arrow-nya dan melompat ke bawah lewat balkon luar kamarnya. Ia segera membidik panahnya sekaligus terjun bebas dari lantai empat. Semua Dokter yang baru saja bangun langsung menahan nafasnya saat melihat Andrea yang melompat dari lantai empat tanpa seutas tali pun di tubuhnya.

“Oh Tuhan!!!,” seru Dokter Nelson.

Dokter Min Ho berbalik dan melihat bagaimana gadis itu melompat seraya membidik dengan anak panahnya.

“Ya ampun, apakah dia akan baik-baik saja???,” tanya Dokter Giselle, panik.

Azka juga melihat hal tersebut dan menjadi geram pada gadis itu. Fin menjaga Elsa dan Cathrine yang tak bisa bertarung di lantai dua, sementara Azka menjaga Adam dan Astrid di lantai satu. Ryumi dan Lucas bertugas mengevakuasi penjaga yang terkapar setelah terkena tembakan.

Devan dan Kelvin menyerang orang-orang suruhan itu di bagian timur, sementara Vernan dan Axel di bagian barat. Helena dan Fayzel mencoba melumpuhkan yang di bagian gerbang depan. Andrea membantu mereka semua dengan melumpuhkan orang-orang itu menggunakan Electric Arrow tepat dari bagian tengah, di mana dirinya bisa membidik ke semua penjuru.

Ketika semua penyerang itu telah dilumpuhkan, mereka bertujuh berkumpul di area tengah taman, tempat Andrea berdiri sejak tadi. Ryumi dan Lucas ikut berkumpul bersama mereka.

“Oke, aman. Semua sudah dilumpuhkan,” ujar Devan.

“Ryumi…, Lucas…, urus mereka dan buat mereka membuka mulut tentang bagaimana cara Sebastian menyuruh mereka semua dari balik penjara,” perintah Kelvin.

Ketika perbincangan itu belum usai, salah satu penyerang yang telah terkapar di tanah bangkit dan mengarahkan pistolnya pada Axel yang sedang berdiri menjauh dari yang lain. Andrea melihat hal itu dan berlari ke arah Axel untuk menghalangi peluru itu menggunakan punggungnya.

DORRR!!!

Axel meraih tubuh Andrea yang kehilangan keseimbangan, Devan mengeluarkan pistolnya dan membalas tembakan penyerang yang menembak Andrea. Semua orang yang berada di dalam segera keluar untuk menolong Andrea. Para Dokter juga segera turun dari lantai tiga untuk memberikan pertolongan.

“Buka ruang kosong di sebelah laboraturium!!!,” perintah Dokter Theo.

Dokter Min Ho segera meraih Andrea dari gendongan Axel ke dalam gendongannya untuk di bawa ke lantai dua. Dokter Nelson mencoba menghentikan pendarahan pada gadis itu. Dokter Han mengeluarkan peralatan bedah untuk mengeluarkan peluru dari punggung Andrea.

Ruang kosong itu di buka, Andrea di baringkan di atas ranjang. Pintu ditutup oleh Dokter Giselle. Semua menunggu dengan gelisah di luar ruangan. Satu jam kemudian ruang itu kembali terbuka, para Dokter mendorong ranjang yang berisi tubuh Andrea ke lantai atas. Andrea akan dipindahkan di kamarnya, agar lebih mudah di awasi oleh sepupu-sepupunya.

“Tenang, pelurunya sudah keluar, tinggal menunggu dia sadar saja,” ujar Dokter Han.

“Kami akan ke sini setiap satu jam sekali untuk memeriksanya. Pastikan infusnya selalu diganti setiap akan habis,” ujar Dr. Min Ho.

Fin dan Azka bertugas menjaga Andrea sementara yang lainnya turun ke lantai bawah untuk sarapan. Fin menghembuskan nafas lelahnya dengan berat. Ini pertama kalinya ia melihat Andrea bertarung, pertama kalinya juga ia melihat keberanian Andrea yang melompat dari lantai empat tanpa seutas tali pun di tubuhnya, dan pertama kalinya melihat Andrea menggunakan panah untuk melumpuhkan orang lain.

Emerald HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang