Pt. 19

2.9K 298 35
                                    

Yoori meneteskan air matanya sambil menatap botol tersebut. Ia memejamkan matanya dan dengan keberanian yang ia kumpulkan, ia menggores pergelangan tangannya dengan pecahan botol tersebut.

Namun ia menggores tipis tidak sampai memotong nadinya. Ia menatapi pergelangan tangannya yang mulai berdarah. Ia menghembuskan lagi nafasnya dan berusaha untuk menggoresnya lagi.

"NONA!" seru seorang pria sambil mencengkram tangan Yoori.
"Apa kau sudah gila?!" pria itu merebut pecahan botol soju di tangan Yoori lalu membuangnya.

Yoori hanya pasrah saat pria itu meraih tangan kirinya yang berdarah. Lalu pria itu mengambil sapu tangan miliknya dan membalutnya ke pergelangan tangan Yoori. Namun Yoori langsung menggelengkan kepalanya. Ia menarik tangannya dengan kasar dan berusaha melepas sapu tangan tersebut.

"Ya! kau siapa?! jangan ikut campur!"

Namun pria itu kembali meraih tangan Yoori.
"Apa kau sudah gila?! untuk apa kau melakukan hal sia-sia seperti ini?! apa kau habis patah hati huh?!" seru pria tersebut.

"Jangan sok peduli denganku!" ucap Yoori ketus lalu kembali menarik tangannya.

Tiba-tiba pria itu menarik tangan Yoori begitu saja menjauhi area taman tersebut.

"Ya! lepaskan! kau ini siapa?!"

Pria itu membuka kunci mobil lalu mendorong Yoori agar duduk menyamping menghadap pintu. Lalu ia berlari ke arah bagasi untuk mengambil kotak obat. Pria itu langsung berlutut di hadapan Yoori sambil membuka perlahan balutan sapu tangannya..

"Namaku Park Jimin... aku hanya ingin menolongmu, itu saja..." ujar Jimin.

Yoori memejamkan matanya rapat-rapar dan reflek menarik tangannya saat Jimin mulai memberikan obat luka di pergelangan tangannya.

"Akh, sakit!" rintih Yoori.

"Lucu sekali... hanya seperti ini kau kesakitan... apa kau tidak berpikir sakitnya jika melakukan hal bodoh tadi?"

"Cih! setidaknya aku tidak akan merasakan sakit lagi... seharusnya kau tidak menolongku!"

Jimin hanya diam sambil membalutkan perban ke pergelangan tangan Yoori. Lalu tiba-tiba pria itu menatapnya dan sedikit membuat Yoori terkejut lalu mengerjapkan matanya berulang kali.

"Ke-kenapa? kenapa menatapku seperti itu?" ucap Yoori gugup.

Jimin tersenyum.

Jimin tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada... ternyata, kau manis juga... sudahlah, di mana rumahmu? Biar kuantar."

Yoori mendengus kesal lalu bangkit dari mobil.
"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri."

Yoori mulai melangkahkan kakinya setelah mengucapkan kata-kata itu.

"Bagaimana kalau temani aku minum kopi?" teriak Jimin yang membuat Yoori berhenti lalu menoleh ke arah Jimin.

F.I.L.T.E.R (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang