Pt. 29

2.9K 297 29
                                    

"Aku tidak akan membunuhmu." ucap Jimin.

Yoori masih bingung dengan tingkah Jimin pagi ini. Yang ia ingat semalam Jimin terlihat mengerikan dan berusaha membunuhnya menggunakan pisau. Terlebih ia tak menyangka bahwa Jimin orang suruhan Tuan Kim.

Jimin bangkit dari ranjang lalu melemparkan kaos hitam miliknya kepada Yoori. Lalu ia mengenakan celana jeans dan hoodie hitamnya.

"Cepat pakai bajumu sebelum Tuan Kim datang." ucap Jimin lagi.

Yoori pun bergegas mengenakan pakaiannya lagi.

"Tunggu!" seru Jimin saat mereka akan pergi dari sana.

Jimin mengambil pisaunya lalu menyayat telapak tangannya sendiri.

"Y-ya! apa yang kau lakukan?" ucap Yoori khawatir saat melihat Jimin melukai dirinya sendiri.

Jimin meneteskan darahnya ke atas ranjang.
"Aku hanya ingin membuat bukti... dengan seperti ini maka mereka akan menganggapku berhasil membunuhmu." ujar Jimin.

Lalu ia melempar pisaunya ke atas ranjang dan tak lupa menesteskan darahnya ke atas pisau tersebut. Kemudian ia melepas salah satu sarung bantal, merobeknya dan menjadikannya balutan luka di tangannya. Kemudian ia menggandeng Yoori dan menatap dalam wanita itu.

"Kita pergi dari sini."

Yoori pun mengangguk. Jimin langsung menarik Yoori keluar dari kamar tersebut. Saat mereka sedang menuju lift, tak di sangka mereka bertemu dengan Tuan Kim. Jimin pun menarik Yoori dan bersembunyi di balik tembok. Saat Tuan Kim berbelok menuju koridor kamar mereka, Jimin pun langsung menarik Yoori menuju tangga darurat. Jimin dan Yoori pun kabur melalui tangga darurat.

Sementara itu Tuan Kim pun membuka pintu kamar hotel tersebut. Ia melihat banyak sekali bercak darah di atas ranjang dan sebuah pisau yang berlumuran darah. Tuan Kim berjalan mendekati ranjang itu lalu mengambil pisau tersebut. Darah segar langsung mengalir dan menetes. Ia curiga, lalu mengusap noda darah yang masih basah berada di atas sprei tersebut.

Ia langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Jimin.

Jimin yang masih menuruni anak tangga itu pun tak sadar dengan ponselnya yang bergetar. Mereka hanya fokus menuruni anak tangga sampai lantai tujuan.

Sesampainya di lobi, Jimin kembali menarik Yoori menuju mobilnya. Saat di mobil mereka bernafas lega untuk melepas lelah mereka sejenak. Di saat itu, Tuan Kim kembali menghubunginya.

#Drrtt... ddrrtt#

Jimin mengisyaratkan Yoori untuk diam lalu menerima panggilan dari Tuan Kim.

"Ne..."

"Ya! dimana Yoori? apa kau menipuku, huh?!" - Tuan Kim

"Tidak... aku tidak menipumuㅡ" Jimin melirik sejenak ke arah Yoori lalu menyuruhnya agar pindah ke kursi belakang. Yoori pun mengangguk dan perlahan pindah ke kursi belakang.
"ㅡaku sedang membawa jasat gadis itu untuk membuangnya ke suatu tempat."

"Kirimkan aku foto gadis itu sebagai bukti! jika tidak, maka habislah dirimu!"

Tuan Kim pun mengakhiri panggilan itu. Jimin tak abis akal, ia kembali membuka balutan kain di lukanya. Lalu ia membuka dashboard mobilnya mencari sesuatu yang mungkin bisa menyayat lukanya lagi.

Jimin menemuka sebuah gunting kecil, tanpa pikir panjang ia kembali menyayat lukanya itu lebih dalam.

"Ji-jimㅡ" ucapan Yoori terputus saat Jimin keluar dari kursi kemudi dari beralih ke kursi belakang.

F.I.L.T.E.R (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang