5

2.2K 200 8
                                    

"Sihyeon, Apa kau baik-baik saja?" tanya Hyewon, kakak kandung Sihyeon begitu khawatir melihat Sihyeon datang dengan wajah yang sembab.

Sihyeon tetap tak menjawab. "Ceritakan padaku, apa yang terjadi?"

Sihyeon memeluk Hyewon dengan kencang, "Hiks.. Juyeon.. Juyeon"

Hyewon menunggu ucapan Sihyeon sambil menenangkannya lewat pelukan. Apa yang terjadi dengan Juyeon? Apakah hubungannya baik-baik saja? Ia rasa pasti sangat baik-baik saja, karena hubungan mereka sudah terbilang cukup lama dan tahun depan mereka akan melaksanakan pernikahannya.

Sihyeon melepaskan pelukannya, "Aku tidak tahu harus aku apakan hubungan ini."

"Maksudmu?"

Sihyeon kembali meneteskan air matanya. "Eonni tahu mengapa Juyeon selama ini sangat sulit untuk dihubungi?"

Hyewon menggeleng. Sihyeon kembali terisak dan memeluk Hyewon, "Dia.. dia berselingkuh dibelakangku"

Hyewon sedikig terkejut dengan apa yang sudah dilakukan oleh Juyeon pada adiknya. "Apa kau yakin?"

Sihyeon mengangguk dalam pelukannya, "Aku.. hiks.. aku melihat tanda itu"

Hyewon kemudian semakin bingung lalu melepaskan pelukannya dan menatap Sihyeon dengan lekat. "Tanda? Kau melihat apa?"

"Aku melihat.. tanda kemerahan pada dada Juyeon" Sihyeon kembali terisak saat mengingat kejadian tadi pagi.

Setelah tenang dan meluapkan semua tangisnya, Sihyeon kembali membuka mulutnya "Tadi pagi aku datang begitu saja ke rumahnya untuk memastikan apakah dia benar-benar ada di rumahnya atau tidak. Awalnya Eric yang ingin memastikan, ia datang karena ingin meminjamkan play station Juyeon.

"Namun aku kurang yakin, karena aku merasa ada sesuatu yang ditutupi dari mereka. Maka, aku memutuskan untuk datang ke rumah Juyeon. Aku benar-benar menemukan Eric keluar dari rumah Juyeon bersama dengan play stationnya. Awalnya aku merasa sangat percaya. Tapi tetap saja perasaanku tidak bisa dibohongi, aku harus bertemu dengan Juyeon memastikannya bahwa ia baik-baik saja.

"Namun, dugaan ku salah. Aku menemukan tanda itu saat dia selesai mandi. Juyeon memang sangat bodoh menyembunyikan semua itu!" Sihyeon terlihat sangat marah saat mengakhiri semua ceritanya.

"Apakah kau yakin dengan semua pemikiranmu?"

"Tentu saja aku yakin!" Sihyeon menaikan nada bicaranya. "Bahkan aku dan dia pun jarang melakukan sesuatu, hanya sebatas kontak fisik"

Maksud Sihyeon kontak fisik disini hanya saling bertautan tangan, berpelukan, bergandengan. Hanya itu saja. Tidak lebih seperti layaknya pasangan yang lainnya. Hyewon berpikir mungkin karena mereka belum sah dengan ikatan pernikahan, jadi Juyeon selama ini selalu menjaganya. Tapi, mengapa Sihyeon begitu menginginkan hal yang lebih dari itu?

"Apa kau benar-benar yakin? Apa Juyeon saat itu ingin menjelaskan sesuatu padamu?"

Sihyeon diam. Memikirkan kembali yang terjadi tadi pagi. "Ada, Eonni. Tapi aku benar-benar tidak ingin mendengar penjelasannya"

"Jika kau percaya dengannya, mengapa kau tidak membiarkan dia untuk menjelaskan semuanya?"

Sihyeon kembali bergeming.

"Hey.." Hyewon memegang kedua pundak Sihyeon. "Juyeon tidak akan mungkin melakukan hal lain dan menyakiti perasaanmu. Ingat? Kau akan menikah tahun depan. Apa kau yakin Juyeon akan mengkhianatimu? Kau juga belum menemukan bukti yang kuat jika Juyeon memang berselingkuh, bukan?

"Dan satu hal lagi, selama ini dia membatasi kontak fisik karena kalian belum sah dengan ikatan pernikahan. Aku pikir itu tindakan yang baik dari Juyeon yang ingin menjagamu."

"Tapi selama ini dia susah dihubungi! Tentu saja dia pasti bermain di belakangku"

Hyewon tersenyum lembut, lalu mengusap pundak Sihyeon. "Apa kau tidak bertanya dirinya kemana saja saat itu?"

Sihyeon menggeleng "Aku hanya diberitahu oleh Eric"

"Jadi kau sekarang lebih mempercayai Eric daripada calon suamimu?"

Sihyeon mengedipkan matanya beberapa kali, berpikir untuk kesekian kalinya sambil menghapus kasar sisa air mata yang menggenang di pipi.

"Jika kau dan Juyeon saling percaya, maka tidak akan ada kesalahpahaman seperti sekarang ini. Tanda itu juga tidak menjelaskan dengan kuat, bisa saja itu hanya digigit serangga atau terbentur benda keras? Jangan kau berusaha untuk menghancurkan ini. Kau harus dengar penjelasan darinya.

"Tentu kau akan selalu menghargai hubunganmu dengannya yang sudah berjalan sejauh ini. Kau yakin ingin mengakhiri semuanya?"

Sihyeon menatap Hyewon dengan sangat lekat. "Apa Eonni yakin, Juyeon tidak akan berbohong padaku?"

Hyewon mengangguk meyakinkan. Dia percaya mana mungkin Juyeon tega menyakiti adik kesayangannya ini. Lagi pula mereka sudah berjalan cukup lama.

Sihyeon menghela nafas panjang. "Baiklah aku akan mencobanya"

"Kapan kau akan menanyakannya?"

Sihyeon mengindikkan kedua bahunya. "Aku juga belum yakin. Aku rasa butuh waktu untuk memperbaiki perasaanku"

"Ya sudah. Apakah kau lapar? Aku belum sarapan tadi pagi. Ayo kita makan!"

Sihyeon mengangguk lalu mengikuti Hyewon yang berjalan ke arah dapur lalu menyendok nasi goreng ke dalam piringnya. Kemudian Sihyeon mengikuti dan menyantap nasi goreng itu bersama.

Sementara itu, Juyeon tengah sibuk dengan ponselnya. "Hyung, kau dimana?"

Hening sejenak.

"Bisakah kau datang nanti malam?"

"Ditempat biasa"

"Aku ingin mengatakan sesuatu. Ajak yang lainnya"

"Baik, jam 8 malam. Akan ku persiapkan, aku traktir kalian semua"

"See you!"

Juyeon mematikan ponselnya. Perasaannya kini sangat kacau saat mengingat kejadian tadi pagi yang membuatnya ingin bunuh diri.

"Gara-gara Hyunjae Hyung, semuanya menjadi berantakan!" Juyeon sibuk menyalahkan orang lain, padahal dirinya yang sangat ceroboh tidak menyembunyikan tanda itu.

"Apakah ini sudah akhirnya? Sihyeon sudah mengetahui semuanya. Bahkan ia tidak mau mendengarku"

Juyeon mengacak rambutnya "Kau juga bodoh, Juyeon!"

Love Lied [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang