8

2K 189 4
                                    

"Aku bahkan tidak tahu, apakah Jacob Hyung masih membuka hatinya?" Helaan nafas Kevin yang terus menerus didengar oleh Sangyeon membuatnya iba.

"Apa kau sudah mencoba untuk menghubunginya?"

Kevin menggeleng mantap. Perasaannya pupus dan hilang harapan.

Kevin sadar dengan apa yang ia katakan saat malam itu di klub. Mencurahkan semua isi hatinya mengenai Jacob.

"Kau hubungi saja Jacob, tak apa. Setidaknya kau sudah mencoba"

Helaan nafas Kevin kembali terdengar. "Aku tak begitu yakin, tapi akan ku coba"

"Percayalah padaku. Jacob bisa saja masih memiliki perasaan yang sama seperti dirimu. Hanya saja dia sedang terluka dengan apa yang terjadi saat itu."

Seorang Hyunjoon, yang menyatakan perasaannya pada Kevin dan tanpa sengaja Jacob menyaksikan kejadian itu tanpa tau apa jawaban dari Kevin. Sudah terlanjur sakit yang akhirnya membuat Jacob muak melihat dua orang yang sedang dimabuk asmara.

Saat Jacob lari menjauhi mereka, Kevin sadar akan kehadiran Jacob karena mendengar deru langkah cepat Jacob. Hendak menyusul, tapi dengan cepat tangan Hyunjoon menarik paksa tangan Kevin untuk tidak mengejarnya.

"Sudah terlambat. Jacob Hyung sudah mengetahui semuanya. Mari kita berbahagia!" Itulah yang terucap dari bibir mungil Hyunjoon.

Bagaimana bisa Kevin merasa bahagia dengan orang lain jika orang yang ia cintai terluka akibat perbuatannya?

Kevin akhirnya mengangguk. Mengingat kejadian di masa lalu yang membuatnya geram dengan tingkah laku Hyunjoon. Dan ini saatnya, memperbaiki apa yang harusnya diperbaiki dan membuang apa yang harusnya dibuang. Kevin akan mendapatkan hati Jacob kembali dan meninggalkan Hyunjoon bagaimanapun caranya.

Benda pipih itu Kevin raih, lalu menekan-nekan tombol keyboard hingga dilayarnya terdapat kontak bertuliskan "My Bae".

Sebelum akhirnya Kevin menekan tombol hijau, ia kembali menatap Sangyeon yang ada di depannya. Merasa ragu. Namun Sangyeon mengangguk untuk meyakininya bahwa Kevin pasti bisa.

Dengan penuh keyakinan, Kevin mulai menghubungi Jacob. Panggilannya terhubung. Hanya menunggu orang diseberang sana menjawab panggilannya.

Namun nihil. Tak ada jawaban dari Jacob. Dengan inisiatif karena berniat untuk memperbaiki hubungannya, Kevin mengirimkan pesan teks.

'How are you? I miss you so bad'

Kevin menutup ponselnya, lalu meletakkannya kembali di atas meja. Ia menutup kedua matanya. Pikirannya kacau. Ia takut jika Jacob benar-benar tidak mempercayainya lagi.

"Apa kau sudah melakukannya?" Tanya Sangyeon memastikan saat melihat Kevin meletakkan kembali ponselnya.

"Oh my god! I can't believe this. Aku bahkan tidak terlalu banyak berharap dengan responnya, Hyung" Kevin melepaskan tangannya yang menutupi kedua matanya. Pandangannya menunduk, memainkan jemarinya.

Sangyeon meraih ponsel Kevin, dan melihat isi pesan yang baru saja Kevin kirimkan. Sangyeon sudah dianggap kakak oleh Kevin, jadi ia tidak menganggapnya lancang.

Ponsel Kevin kembali ia letakkan. "Aku harap ada respon bagus darinya. Kau cukup berani menyampaikan perasaanmu"

"Apa aku tidak salah menyampaikan itu?" Kevin menatap Sangyeon.

"Menurutku tidak. Karena banyak orang yang enggan melakukan hal semacam ini karena gengsi. Tapi kau, langsung pada intinya"

Kevin kembali menunduk. "Aku tidak berharap banyak"

Sangyeon bangkit lalu menghampiri Kevin dan menepuk bahunya pelan. "Perjuanganmu baru saja dimulai, jadi aku pastikan kau jangan pernah menyerah!"

Kevin mendongak, menatap kakaknya. Tatapannya teduh. Dan bisa Kevin rasakan ada dorongan yang kuat oleh Sangyeon.

Sangyeon berjalan menjauhi Kevin. "Ayo pulang. Ini sudah semakin larut."

Kevin ikut bangkit dari posisinya lalu berjalan di belakang Sangyeon. "Hyung, tunggu!"

Sangyeon berbalik menatap Kevin dengan alisnya naik sebelah.

"Bolehkah aku memesan satu iced americano lagi?" Tanyanya dengan begitu polos sambil memamerkan deretan gigi putihnya.

Sangyeon terkekeh, lalu mengangguk. "Baiklah. Aku tunggu di dalam mobil ya?"

Kevin hanya mengacungkan jempolnya lalu sedikit berlari menuju kasir dan memesan iced americano disana.

"Jika Jacob tau ini, mungkin saja kau sudah dibabat habis Kev" ucap Sangyeon di sela-sela langkahnya.

Jacob tau segala hal tentang Kevin, yang sangat menyukai varian kopi apa saja. Dan bahkan Kevin bisa menghabiskan tiga sampai enam cangkir kopi seharinya. Itu yang membuatnya over caffeine dan tidak bisa tidur, alhasil menghubungi Jacob dan pergi ke rumahnya saat dini hari. Sampai disana, Kevin dibabat habis oleh Jacob yang tidak pernah membatasi kebiasaan itu.

Hal-hal kecil itulah yang selalu membuat Kevin nyaman bersama Jacob. Walaupun dia marah akibat ulah Kevin yang tidak bisa mengontrol kafein, tapi setelah itu Jacob meminta maaf atas perbuatannya yang membuat Kevin tidak nyaman. Dan memperlakukan Kevin kembali dengan manja dan penuh kasih sayang.

Bagaimana bisa seorang Kevin berpaling dari Jacob dan lari bersama orang lain? Jacob harus tahu hal ini secepatnya. Bahwa hidup Kevin lebih pahit dari kopi yang biasa ia minum jika tanpa kehadiran Jacob disisinya.

Satu senyuman mengembang saat Kevin masuk ke dalam mobil sambil menenteng satu paper bag berisi iced americano yang baru ia pesan.

"Apa yang membuatmu tersenyum seperti itu?" Tanya Sangyeon di balik kemudi.

Kevin menoleh sebentar, lalu ia merogoh paper bag tersebut. Ia tunjukkan segelas plastik iced americano itu pada Sangyeon.

"Antarkan aku ke rumah Jacob" pintanya sangat antusias dan juga senyum gembiranya.

Sangyeon mengernyit saat membaca tulisan yang ada di gelas itu. 'For my bae. Have a good day!'. Sangyeon kembali menatap Kevin, "Aku kira itu untukmu?"

Kevin menggeleng. "Antarkan aku ya?" Pinta Kevin dengan sangat manis.

"Kau sangat menggemaskan! Aku terharu dengan perjuanganmu."

"Tapi Hyung, nanti kau yang memberikan ini pada Jacob. Okay?"

Sangyeon membulatkan matanya. "Apa kau serius?"

Kevin kembali memasukkan kopi ke dalam paper bagnya. "Tentu saja Hyung! Jika aku yang membawanya, belum hitungan detik dia akan mengusirku"

Sangyeon kembali tertawa dan juga mengangguk di sela-sela tawanya. "Baiklah"

"Ingat, jangan bilang ini dari pemberianku. Jika kau memberi tahunya tentu ia akan menolak"

Sangyeon tidak menjawab lagi, kemudian menggerakkan mobilnya menuju rumah Jacob.

Seperti apa yang Kevin bilang, Sangyeon yang memberi iced americano itu langsung pada Jacob. Kevin bisa lihat dari dalam mobil raut wajah Jacob yang merasa bingung. Sangat menggemaskan. Rasanya ingin lari kesana dan langsung memeluknya.

Sangyeon kembali dengan tangan kosong. Artinya Jacob menerima kopi pembelian Kevin. Saat Sangyeon masuk, satu teriakan dari Kevin membuat Sangyeon menutup telinga. "Yes! Terimakasih Hyung!"

Kevin mengambil ponselnya yang disimpan di dashboard mobil. Lalu mengetik sesuatu disana.

'Enjoy with your favorite coffee, My Bae! ❤️'

Kevin tersenyum saat setelah mengirim pesan itu. Dan si penerima—Jacob, sudah menyeruput habis kopi pemberian Sangyeon yang sebenarnya adalah pemberian Kevin juga ikut tersenyum membaca pesan yang ia terima. "You're too sweet for me, Moon"

•••
Please don't be a silent reader ya. Dengan kalian vote dan comment book aku ini juga berpengaruh besar buat ngelanjutin chapternya.

Buat yang udah baca dan ngevote sampai sejauh ini makasih banyak ya. Semoga kalian suka^^

Love Lied [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang