Setelah kelas selesai Sakura melihat notifikasi yang masuk kedalam ponselnya. Itu adalah pesan dari Younghoon.
Maaf tidak bisa makan siang bersama. Aku ada kelas tambahan.
Sakura bernafas lega pasalnya dia ingin sendirian sekarang ini. Younghoon terkadang berisik. Melihat jam diponselnya waktu makan siang masih satu jam lagi. Sakura menuju ke perpustakaan.
Ketika melewati lorong menuju perpustakaan dia mendengar seseorang minta tolong. Ya, tidak seperti biasanya lorong menuju perpustakaan ini sepi sekali.
Sakura berusah mengabaikannya namun suara minta tolong itu terdengar kembali.
"Sial, aku benci ini." Sakura mencari sumber suara.
Disana ada banyak sekali ruangan. Sakura mengintip satu persatu ruangan yang berada disekitar lorong koridor namun belum juga menemukan dimana sumber suara itu berada. Sampai akhirnya dia melihat seorang anak perempuan yang diapit oleh seorang pria.
Sakura ingin berteriak namun dia membekap mulutnya sendiri. Dia melihat pria itu meraba-raba tubuh wanita itu tanpa peduli air mata yang mengalir deras di wajah cantiknya.
Sakura yang bingung dan sedikit panik berpikir apa yang harus dilakukannya.
"Sakura jangan panik. Berpikir. Wanita itu butuh bantuanmu." Ucap Sakura dalam hati.
Sakura merogoh buku kedokteran yang tebalnya mencapai seribu halaman itu kedalam tas lalu mengambilnya.
Sakura mengambil nafas panjang sebelum masuk. Dia mengambil ancang-ancang kemudian membuka pintu dengan kakinya lalu menghampiri pria inltu yang sedang asik mencumbui sang wanita dan memukul kepala pria itu dengan buku seribu halaman yang dia pegang.
"BUKK." Suara hantaman buku yang melayang dikepala pria itu terdengar cukup kencang. Seketika pria itu oleng karena hantaman yang melayang dikepalanya. Sakura pun menghadiahkan sebuah tendangan tajam tepat diselangkangan pria itu. Sontak saja pria itu meringis kesakitan.
"Dasar pria mesum. Jika kau ingin sex dengan seseorang setidaknya belilah dipinggir jalan. Apa kau terlalu miskin untuk membayar seorang pelacur." Sakura berteriak marah.
Wanita itu mulutnya karena terkejut dengan apa yang dilakukan Sakura.
"Hei, apa kau masih ingin disini. Ayo kabur." Sakura menarik tangan wanita itu kemudian lari bersama-sama.
Wanita itu terus menatap Sakura ketika berlari dan hampir membuatnya terjatuh.
"Perhatikan jalan didepanmu, kau bisa jatuh." Tegur Sakura.
Wanita itu masih terdiam. Sampai akhirnya mereka berdua sampai di bangku sekitaran halaman kampus.
Sakura mengeluarkan sebotol air meniral dari dalam tasnya.
"Minum ini. Aku tahu kau masih shock." Sakura menyerahkannya pada wanita itu.
"Terimakasih banyak. Jika kau tidak menolongku pria itu pasti sudah memperkosaku." Wanita itu mulai menangis lagi.
"Pemerkosaan dalam sekolah. Cih, apa-apaan ini. Sudah berapa lama ini terjadi?"
"Sebenarnya pria itu terus menggodaku dan beberapa kali mengajakku berkencan namun aku menolaknya dan ketika aku ingin ke perpustakaan dia menarikku kedalam kelas kosong."
"Jangan menangis lagi. Orang berpikir aku sedang membullymu sekarang."
"Maafkan aku. Maaf."
"Tidak masalah. Katakan siapa namamu."
"Aku Kim Minju. Mahasiswa tahun pertama."
"Aku Sakura mahasiswa tahun kedua. Sebenarnya aku murid baru pindahan dari Inggris."
"Unnie. Aku akan memanggil unnie."
"Ya, teserah kau bisa memanggilku apapun."
"Unnie bisakah aku menjadi temanmu." Tanya Minju.
Sakura melihat Minju dengan tatapan aneh.
"Carilah teman yang lain. Aku tidak ingin berteman denganmu." Tolak Sakura.
"Tapi unnie, aku ingin berteman denganmu."
"Hell no. Aku tidak mau. Aku punua firasat buruk ketika berada didekatmu."
"Ayolah unnie." Bujuk Minju.
"Tidak. Aku kuliah bukan untuk mencari teman ataupun kekasih. Aku hanya ingin menyelesaikan gelarku."
"Kalau begitu kau bisa memanfaatkan aku. Anggap saja sebagai ucapan terimakasih."
"Tidak. Aku tidak mau. Aku bisa melakukan semua itu sendiri."
"Unnie. Kau bisa melakukannya."
Sakura beranjak dari duduknya kemudian mengambil tas yang tergeletak di rumput.
"Cukup Kim Minju. Hubungan kita sampai disini. Jangan dekati aku jika kita bertemu nanti." Sakura pergi meninggalkan Minju.
"Unnie." Panggil Minju. "Unnie aku akan menemukanmu." Wajah Minju bersemu senang sekarang. Dia memeluk air mineral yang diberikan Sakura.
Sakura berlari meninggalkan Minju. Nafasnya tersengal-sengal.
"Wanita itu menakutkan." Sakura merinding dibuatnya.
Sakura melemparkan tasnya di samping bangku kosong di lapangan basket. Dia tidak sadar semua orang dalam tim basket universitas melihatnya yang datang dengar berlari. Sakura bisa merasakan aura aneh disekitarnya.
Sakura baru sadar jika dia mengganggu latihan tim basket universitas. Dia masang kembali wajah keren untuk menutupi malu.
"Maaf jika mengganggu kalian. Kalian bisa melanjutkan latihan kalian." Sakura kembali pergi.
Semua orang yang sedang latihan tertawa ketika melihatnya.
"Dia sangat menggemaskan bukan." Ucap Daniel dengan bersemu merah.
"Benar. Dan jangan lupa dia itu cantik." Tambah Seungwoo.
"Berhenti bergosip. Mari kita mulai lagi latihannya pertandingan akan dimulai 2 minggu lagi." Teriak sang pelatih.
Sakura merasa hari ini adalah hari sial untuk dirinya. Apakah ini karena semua yang dikatakannya untuk Taehyung. Itu tidak masuk akal. Itu bukannya sesuatu yang masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIANCE FROM HELL
Fanfiction(COMPLETE) "Taehyung aku menyukaimu." Sakura menyilangkan tangannya "Kau tidak cocok denganku." Taehyung memasang wajah dingin. "Namun setelah kusadari aku tidak menyukaimu. Aku menarik kembali pengakuanku." Ucap Sakura kemudian meninggalkan Taehy...