Setelah Daniel pulang, Taehyung meruntuki dirinya sendiri mengapa semuanya meruntuki dirinya sendiri. Dia bersikap seperti ini apakah karena dia menyukai Sakura atau hanya dia tidak ingin Sakura menyukai orang lain. Taheyung masih belum tahu perasaannya.
Hari ini Taehyung bangun pagi sekali. Bersiap pergi kekampus dengan penampilan terbaiknya.
Taehyung menuruni tangga menuju meja makan. Dia melihat ibunya sedang sarapan.
"Kau mau kemana?" Tanya ibu Taehyung.
"Kuliah." Jawab Taehyung singkat.
"Tunggu biar ibu panggil bibi Ma untuk menyiapkan sarapan untukmu." Ibu Taehyung berkata pada Taehyung. "Bibi Ma." Panggil ibu Taehyung.
Tidak butuh waktu lama bibi Ma datang menghampiri.
"Tolong siapkan sarapan untuk Taehyung."
"Baik nyonya." Bibi Ma kembali ke dapur.
"Seingatku kemarin kau bilang ingin pindah kuliah." Ibu Taehyung melanjutkan percakapannya.
"Aku memutuskan tidak jadi pindah."
"Mengapa kau berubah pikiran secepat itu. Apa alasannya?" Tanya ibu Taehyung penasaran.
"Aku rasa aku lebih baik disini. Aku juga tidak tahu apa yang akan kulakukan jika aku pindah keluar negeri."
"Kau ini. Untung saja kau anakku jika tidak aku akan melemparmu dengan sendok ini."
"Ibu kau ini kejam." Balas Taehyung.
"Aku harap kau bisa dewasa. Aku mencintai dirimu. Kau adalah anak kami satu-satunya. Kami ingin semua yang terbaik untukmu."
"Terimakasih bu." Taehyung tersenyum.
Kemudian bibi Ma datang dengan membawa makanan untuk Taehyung.
"Terimakasih bi."
"Silahkan makan tuan muda."
***
Taehyung tanpa sadar mengitari seisi kampus. Berjalan menelusuri kelas demi kelas dan mengintip kedalamnya. Dia mencari Sakura.
"Mengapa aku tidak melihat wanita itu." Batinnya dalam hati.
"Hei Taehyung." Panggil seorang wanita dari belakang yang bernama Sana
Taehyung melihat kebelakang dengan tatapan sinis.
"Ada apa?" Jawaban Taehyung sangat tidak ramah.
"Bagaimana jika kita makan siang bersama?" Tanya Sana dengan riang.
"Kau audah tahu jawabannya." Taehyung meninggalkan Sana.
Sana tidak menyerah dan mengikuti Taehyung.
"Ayolah Taehyung." Sana merajuk.
"Kau menyebalkan. Tidak bisakah kau meninggalkan aku sendiri."
"Sekali ini saja." Sana mengguncang tangan Taehyung.
Taehyung sama sekali tidak suka dengan wanita ini.
"Lepaskan tanganmu." Taehyung menatap Sana tajam.
"Aku tidak akan melepaskan tanganmu kecuali kau menerima ajakanku."
Lalu Taehyung melihat Sakura datang dari arah yang belawanan. Mata mereka saling bertatapan. Sakura melihat Sana memegang tangan Taehyung. Taehyung yang merasakan tatapan Sakura jatuh pada tangan Sana segera melepas tangan Sana.
Sana melirik Taehyung dan Sana dengan tatapan dingin kemudian melewati dua makhluk itu.
Taehyung menelan ludah. Dia melihat tatapan kebencian dari wajah Sakura. Dia tidak ingin Sakura semakin membencinya.
"Ada apa dengan wanita itu. Aku ingin sekali menjambak rambutnya." Ucapan Sana untuk Sakura.
"Tutup mulutmu. Jika kau melakukan sesuatu yang buruk pada dirinya aku akan membuat perhitungan denganmu." Ancam Taehyung kemudian meninggalkan Sana.
Taehyung masih memasang wajah kesal pasalnya pagi ini dia ingin menemui Sakura. Dia bertemu dengan Sakura namun dengan cara yang tidak di inginkan.
"Sakura kau dimana." Bisik Taehyung.
Taehyung akhirnya menyerah dia belum bisa menemukan Sakura sampai jam kelas masuk. Taehyung bingung apa yang harus dilakukannya. Dia sendiri belum peenah mengejar wanita sampai seperti ini. Bahkan sampai saat ini dia belum tahu nomor ponsel Sakura."Taehyung." Senggol Mark.
"Hmm."
"Ada apa denganmu. Kau tidak fokus."
"Aku baik-baik saja."
"Jangan berbohong. Aku mengenalmu sejak sekolah."
"Sebenarnya Sakura sudah kembali." Bisik Taehyung.
"Kau serius." Mark terkejut.
"Pelankan suaramu. Dosen bisa mendengar percakapan kita."
"Apa benar Sakura sudah kembali." Tanya Mark.
"Benar dan dia kuliah disini. Satu universitas dengan kita."
"Holy molly. Aku harus bertemu dengan dia hari ini juga." Mark bersemangat.
"Untuk apa?" Taehyung mengernyitkan alisnya.
"Bodoh, ya untuk bertemu dengan dia. Akhirnya jodohku sudah kembali."
"Kau masih menyukai Sakura?"
"Tentu." Mark mengangguk.
"Tapi kau tahu dia menyukaiku."
"Aku tidak peduli."Mark mengangkat bahunya. "Kau juga tidak menyukai Sakura jadi untuk apa aku memperdulikan perasaanmu."
Perkataan Mark barusan seperti bom atom yang meledak tepat di hati Taehyung. Apa kah semua orang berpikiran seperti itu.
"Kali ini aku akan mendekati Sakura dengan sekuat tenaga."
"Jangan dekati dia." Perintah Taehyung.
"Kenapa?"
"Jangan dekati dia." Taehyung kembali mengulangi ucapannya.
"Apa masalahnya. Kau tidak menyukai Sakura sejak zaman sekolah. Kau menghindari dia seperti dia itu pembawa sial bagimu. Bahkan kau selalu mengabaikannya." Mark menggerutu.
"Apa aku seburuk itu?" Tanya Taehyung.
"Tidak." Mark menggeleng. "Kau lebih buruk lagi. Kau bahkan membiarkan murid lain membully dirinya. Menolak kehadiran Sakura secara terang-terangan dengan perkataan yang menusuk hatinya."
"Aku memang berengsek." Taehyung meruntuki dirinya.
"Ya kau. Kau memang temanku tapi aku benar-benar ingin memukulmu ketika kau melukai hati Sakura."
"Mark, aku rasa aku menyukai Sakura." Ucap Taehyung dengan tatapan kosong.
"Jangan membual. Kau hanya takut Sakura menyukai orang lain."
"Aku yakin Mark. Aku menyukainya."
"Tidak masuk akal. Aku tidak peduli kau itu temanku, jika kau menyakitinya aku akan menghajarmu. Jangan lupa aku menyukai dia sebelum kau menyukainya."
Kali ini Taehyung akan membiarkan dirinya mengejar Sakura sampai wanita itu menjadi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIANCE FROM HELL
Fanfiction(COMPLETE) "Taehyung aku menyukaimu." Sakura menyilangkan tangannya "Kau tidak cocok denganku." Taehyung memasang wajah dingin. "Namun setelah kusadari aku tidak menyukaimu. Aku menarik kembali pengakuanku." Ucap Sakura kemudian meninggalkan Taehy...