Taehyung masih mengingat setiap ucapan yang dia lontarkan pada Sakura waktu itu. Jika dibandingkan dengar perlakuannya dulu, apa yang dilakukan Taehyung saat ini tidak ada apa-apanya.
Tak terhitung berapa banyaknya dia menolak Sakura didepan umum sampai membuatnya memohon dan menangis. Taehyung masik tidak bergeming.
Karma sepertinya memukul Taehyung sangat dahsyat. Kini keadaan berbanding terbalik. Diperlajukan seperi ini saja sudah membuat hati Taehyung sakit.
Sakura melihat Taehyung yang wajahnya berubah menjadi murung dan sedih. Wajah inilah yang pernah Sakura alami.
"Jangan kau pikirkan. Aku minta maaf atas semua perkataannku. Aku tahu itu sangat menyakitimu. Jika kau sudah siap katakan padaku, aku akan meminta pada orangku untuk membatalkan pertunangan kita."
"Beri aku kesempatan sekali lagi. Aku kubuktikan jika aku layak menjadi tunanganmu." Taehyung rasanya ingin menangis tidak peduli bahwa dia itu seorang pria.
"Tae, ini jalan yang terbaik untuk kita." Sakura melunakkan suaranya.
"Jika kau menyukai seorang pria. Aku akan menerimanya. Aku akan bersaing dengan adil dengan pria itu."
"Tidak Tae." Sakura menggeleng. "Pikirkan hal ini. Jika kau siap katakan padaku."
Mereka berdua sampai di kedai ice cream dan Taehyung berhasil memarkirkan mobilnya dengan sempurna disaat hatikan kacau dan sakit superti ini.
"Ayo turun. Kita makan ice cream. Pikirkan saja nanti ucapanku. Sekarang waktunya kuta berdua senang-senang."
Taheyung mengangguk.
Sakura pertama keluar dari nobil Taehyung. Taehyung mengatur nafasnya dan sedikit meneteskan air mata di pelupuk matanya.
***
Kata-kata pemutusan pertunangan membuat Taehyung sedikit stress. Dia mengurung dirinya dikamar sampai makan malam tiba. Bahkan makan malam saja dia hanya makan sedikit.
Taehyung berpikir apa yang harus dia lakukan selanjutnya.
Sudah 3 hari Sakura bekerja di toko buku tanpa ada orang yang mengetahuinya. Dia selalu beralasan jika belakangan ini dia mengikuti kelas tambahan tapi siapa yang tahu kapan alasan itu masih berlaku.
"Yena berapa umurmu." Sakura dan Yena berdiri bersebelahan di rak buku yang tingginya 2 meter itu.
"19 tahun."
" Bukankah seharusnya kau kuliah."
"Memang tapi orang tuaku belum punya cukup uang untuk biaya kuliahku dan sekarang aku masih mengumpulkan uang untuk tambahannya."
"lalu kau?"
"Aku 20 tahun."
"Maaf aku tidak tahu. Seharusnya aku memanggilmu unnie."
"Sudahlah jangan sungkan seperti itu. Aku tidak perduli kau memanggilku apa." Sakura mengibaskan tangannya.
"Unnie ada pelanggan." Yena melihat salah satu pengunjung datang."Aku akan membantu pelanggan itu."
Taehyung pergi mencari buku untuk materi kuliahnya besok. Dia sudah mencari di beberapa toko buku namun sepertinya buku itu sudah habis terjual.
Dia baru ingat, ada satu toko buku yang belum ia datangi yaitu toko buku dimana dia bertemu dengan Sakura.
Ketika masuk kedalam toko buku itu Taehyung melihat suasa sepi di dalamnya. Entah karena orang zaman sekarang lebih suka bermain game diponselnya atau memang karena marketing di toko buku ini buruk.
Menelusuri rak demi rak akhirnya fia menemukan buku yang diinginkannya.
"Apakah buku yang anda inginkan sudah anda dapatkan?" Suara pelayan toko wanita membuyarkan lamunan Taehyung.
"Sakura?" Taehyung melihat pelayanan toko itu adalah Sakura. Sakura memakai seragam toko ini.
"Iya ini aku." Sakura menjawab dengan sedikit kesal karena ketahuan oleh Taehyung.
"Kau bekerja disini?"
"Iya." Jawab Sakura singkat.
"Ada apa Sakura. Apa kau membutuhkan uang atau ada masalah dengan keuanganmu."
"Bukan seperti itu." Sakura mendengus kesal.
"Lalu apa. Jika kau membutuhkan uang aku bisa membantumu."
"Aku bilang bukan seperti itu. Dengarkan dulu."
"Baik aku dengarkan."
"Aku butuh sesuatu untuk menghibur diriku. Aku bosan dirumah tanpa melakukan apapun. Kegiatanku hanya belajar. Aku ingin melakukan sesuatu yang membuatku senang."
"Jika kau membutuhkan seseorang aku bisa mengantarmu kemanapun."
"Kau bukan pengawalku Taehyung. Aku setidaknya membutuhkan seorang teman yang tidak tahu asal usulku atau mengabaikan status keluargaku. Kau tahu aku sulit sekali berteman dengan seseorang. Orang selalu salah paham denganku."
"Aku minta maaf."
"Kau itu selalu meminta maaf jika bersama denganku."
"Kau harus berhenti bekerja jika orang tuamu tahu mereka bisa gila. Apa kau ingin seperti Yuta."
"Justru aku tidak ingin hal buruk terjadi padaku. Aku ingin kau merahasiakannya dari keluargaku." Pinta Sakura.
"Aku tidak mau. Aku bisa terkena masalah dengan orang tuaku." Tolak Taehyung.
"Ayolah, aku mohon. Jika orang tualu mendengarnya mereka bisa memulangkanku ke Jepang dan disana aku bisa diawasi kemanapun aku pergi. Aku tidak ingin itu."
"Aku tidak mau Sakura."
"Aku akan melakukan apapun jika kau menjaga rahasia ini." Kata-kata itu begitu saja terlepas dari mulutnya.
"Apakah kau akan melakukan apa saja yang kuinginkan?"Sakura mengangguk. Sepertinya ini akan menjagi neraka bagi Sakura.
"Kalau begitu aku setuju. Aku tidak akan memberitahu orangtuamu."
"Apa yang kau inginkan?"
"Aku akan memikirkannya nanti."
"Jangan meminta hal yang tidak masuk akal."
"Hei, kau bilang akan melakukan apapun keinginanku."
"Iya tapi jangan hal yang aneh."
"Tenang saja." Taehyung menepuk pundak Sakura. "Jam berapa shift mu selesai?"
"Pukul sembilan."
"Aku akan menjemputmu."
"Baiklah." Tentu Sakura tidak bisa menolak.
"Dimana kasir?"
"Disebelah sana." Sakura menunjuk kearah depan kanan.
Setelah Taehyung pergi dia meruntuki dirinya sendiri. Mengapa didunia ini Taehyunglah orang pertama yang mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIANCE FROM HELL
Fanfiction(COMPLETE) "Taehyung aku menyukaimu." Sakura menyilangkan tangannya "Kau tidak cocok denganku." Taehyung memasang wajah dingin. "Namun setelah kusadari aku tidak menyukaimu. Aku menarik kembali pengakuanku." Ucap Sakura kemudian meninggalkan Taehy...