PART 13

362 65 4
                                    

Di klinik Taehyung dengan cemas menunggu dokter memeriksa keadaan Sakura. Dia duduk dengan gelisah.

"Apa kau temannya." Dokter keluar dari ruang praktenya.

"Ya aku. Bagaimana keadannya dok?" Tanya Taehyung agak panik.

"Teman wanitamu baik-baik saja. Dia hanya salah makan. Biarkan dia istirahat sebentar lalu dia boleh pulang."

"Terimakasih banyak dokter."

"Ini adalah resep yang harus ditebus." Sang dokter menyerahkan selembar kertas pada Taehyung.

Taehyung mengambil resep itu tdari tangan dokter dan segera menebusnya.

Sakura sudah terduduk ketika Taehyung menghampirinya.

"Apa masih terasa sakit?"

"Tidak terlalu. Ini lebih baik." Jawab Sakura. "Tolong antarkan aku pulang Taehyung." Suara Sakura terdengar lemas.

"Ayo. Kita pulang."

Sepanjang perjalanan Sakura hanya tertidur. Dia masih merasakan sakit diperutnya. Sesekali Taehyung melirik Sakura. Akhirnya dia bisa sedekat ini dan Sakura tidak menolaknya.

Sesampainya dirumah Sakura langsung menuju kamarnya. Meninggalkan Taehyung yang masih berbicara dengan pelayan pribadi Sakura.

"Bibi Hwang. Ini adalah obat untuk Sakura. Tolong pastikan dia meminumnya tepat waktu."

"Terimakasih banyak tuan Taehyung. Nona belakangan ini memang sering mengeluh sakit di bagian perutnya."

"Tolong pastikan makanannya. Aku tidak ingin melihatnya sakit lagi." Pesan Taehyung.

"Anda tidak perlu khawatir. Aku akan menjaga nona."

"Aku pulang. Sampaikan salamku untuknya."

Bibi Hwang melihat keadaan Sakura selepas Taehyung pergi. Dia melihat Sakura sedang duduk dengan tatapan lurus kedepan.

"Nona kau baik-baik saja?"

Sakura menoleh. "Hanya sedikit sakit di perut. Apa Taehyung sudah pulang?"

"Dia sudah pulang."

Sakura bernafas lega.

"Sepertinya dia sangat khawatir dengan keadaan nona."

"Dia hanya berpura-pura." Jawab Sakura acuh. Berbicara hal tentang Taehyung sepertinya terlarang di rumah ini.

"Aku yakin dia tidak berpura-pura." Bibi Hwang meyakinkan Sakura.

"Bagaimana bibi tahu?"

"Nona, aku telah mengenal tuan Taehyung sedari kecil. Aku melihat banyak perubahan pada dirinya. Aku ingat ketika kau pindah sekolah dia beberapa kali mencari mu kemari. Dia bertanya bagaimana kabarmu. Apakah nona berbicara tetangnya. Dia juga bertanya mengapa nona belum juga mengabarinya."

Sakura terdiam. Dia seperti tidak ingin mendengarkan. Dia tidak ingin Taehyung masuk lagi dalam kehidupannya.

"Nona aku rasa tuan Taehyung mencintaimu."

"Dia tidak mungkin mencintaiku. Pria itu seluruh hidupnya hanya untuk menyakitiku." Sakura langsung menyangkal ucapan bibi Hwang.

"Orang bisa berubah nona."

"Aku tidak percaya dia berubah bi."

"Aku yakin nona juga merasakannya." Bibi Hwang tersenyum pada Sakura.

"Jika memang benar, aku harus memberikannya sedikit pelajaran."

Bibi Hwang tertawa pelan. "Nona sedikit kejam."

"Aku harus melakukannya bi." Sakura berusaha membela dirinya. "Aku ingin Taehyung merasakan bagaimana aku dulu. Dia harus belajar bagaimana menghargai perasaan wanita." Sakura berbicara dengan menggebu-gebu.

"Jangan terlalu kejam nona. Aku yakin tuan Taehyung menyadari kesalahannya."

Sakura memasang wajah kesal. Dia masih kesal dengan apa yang diperbuat Taehyung.

"Nona beristirahatlah. Aku akan memanggil ketika makan malam tiba."

Sakura mengangguk.

Sakura befikir. Apakah benar Taehyung sudah berubah. Mungkin saja benar apa yang dikatakan bibi Hwang.

***

Taehyung kembali kerumahnya sebelum makan malam tiba. Dia menuju kamarnya. Melempar tasnya sebarangan dan mengambil frame foto yang terletak diatas kabinet samping ranjangnya.

Dalam gambar itu terlihat dua anak kecil lelaki dan perempuan tertawa bersama.

"Aku ingin kembali kemasa itu ketika kau masih tertawa bersamaku." Ucap Taehyung sambil memandangi foto itu.

Keesokan paginya Taehyung bagun pagi sekali. Mencari dimana ibunya berada.

"Ibu, aku mencarimu." Akhirnya Taehyung menemukan ibunya sedang menyirami tanaman.

"Ada apa Taehyung kau bangun pagi sekali."

"Aku lupa memberitahumu. Sakura sakit. Bisakah ibu membuatkannya bubur. Aku ingin menjenguknya."

"Pegang ini." Ibu Taehyung menyerahkan selang penyiram tanaman. "Siram semua tanaman disini. Ibu akan membuatkan bubur untuk Sakura."

"Terimakasih bu." Taehyung tersenyun puas.

Setelah bubur buatan ibunya siap, Taehyung langsung menuju rumah Sakura. Beberapa kali dia melihat jam di layar ponselnya.  Waktu masih menunjukan pukul 7 pagi. Dia langaung menuju rumah Sakura tanpa sarapan terlebih dahulu.

Taehyung memencet bel rumah Sakura. Butuh waktu cukup lama samoai seseorang membukakan pintu rumah.

"Tuan Taehyung, pagi sekali kau kemari." Sapa Bibi Hwang.

"Ah, maafkan aku. Aku ingin mengantarkan bubur buatan ibu."

"Masuklah. Nona masih tidur dikamarnya."

Taehyung mengikuti bibi Hwang dari belakang.

"Bibi Hwang. Sebaiknya aku titipkan bubur ini padamu saja." Taehyung menyerahkan bubur itu ketangan bibi Hwang.

"Masuklah, aku akan membangunkan nona."

"Tidak perlu. Aku tidak ingin membangunkan Sakura." Taehyung seperti takut Sakura akan marah jika dia yang menjadi orang yang membangunkan Sakura dari tidurnya.

"Tidak bibi Hwang. Sebaiknya aku pergi saja."

"Apa tuan sudah sarapan?"

Taehyung menggeleng.

"Kalau begitu masuklah. Kau bisa menunggu Sakura selagi sarapan."

"Aku akan sarap di luar saja." Kata Taehyung dengan canggung. "Tolong pastikan dia sarapan dengan benar. Aku pergi."

"Hati-hati di jalan." Bibi Hwang melambaikan tangannya.

Bibi Hwang tahu dalam hati Taehyung dia ingin sekali menemui tunangannya itu namun hati majikan perempuannya itu masih sekeras batu.

Setelah melihat Taehyung pergi bibi Hwang masuk kedalam rumah.

FIANCE FROM HELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang