PART 29

252 45 5
                                    

Keesokan harinya di malam hari yang cukup berangin.

"Taehyung mulai dari sekarang kau tinggal disini." Ayah Taehyung, Ibunya beserta Taehyung kini berdiri disebuah rumah sewaan yang hanya berukuran 10m x 10m dengan kamar mandi didalam.

Rumah itu terlihat seperti bangunan lama dan sangat kecil jika dibancingkan dengan rumahnya.

Taehyung menarik kopernya masuk kedalam rumah sewaan itu. Melihat kesekeliling. Jika dibayangkan rumah sewaan ini tidak sebesar kamar pribadi miliknya ditambah dengan kamar mandinya yang sangat sempit.

"Mengapa kau memilihkan rumah kecil seperti ini." Protes ibu Taehyung.

"Jika aku menyewa apartemen mewah untuknya itu bukan hukuman sama saja aku membebaskan Taehyung."

"Apa kau tidak berpikir. Kita tidur nyaman dirumah sedangkan anak kita sengsara." Ibu Taehyung berkata dengan nada sedih.

"Jangan berlebihan." Sahut ayah Taehyung.

Ibu Taehyung tidak membalas karena dia terlalu marah sekarang.

"Ibu aku akan baik-baik saja. Aku rasa rumah sewaan ini lebih dari cukup."

"Aku tidak menyukainya." Seru ibu Taehyung.

"Ibu, tolong bantu aku. Jika ibu ingin Sakura menjadi menantumu biarkan aku melakukan hal ini."

"Baiklah." Akhirnya ibu Taehyung menyerah. "Jika kau butuh sesuatu telepon ibu."

"Jija kau membantunya. Aku akan menambahkan hukuman untuk Taehyung." Sahut ayah Taehyung.

"Ibu tolong percayalah padaku."

"Baik. Kalian berdua memang keras kepala." Seru Ibu Taehyung.

Taehyung maupun ayahnya hanya bisa menghela nafas.

Pagi hari Taehyung pergi menuju Universitas menggunakan bus. Mulai kemarin ayahnya sudah mengambil segala fasilitas mewah yang diberikan ayahnya kepada Taehyung. Menurutnya ini merupakan hukuman yang terbaik jika dibandingkan dia harus melepaskan ikatan pertunangannya.

Sesampainya di depan universitas ponsel Taehyung bergetar. Dia melihat nama Sakura di layar ponselnya.

"Kau dimana." Sakura langsung bersuara bahkan sebelum Taehyung mengatakan "halo".

"Aku baru saja sampai."

"Temui aku sekarang juga di taman kampus."

"Akan sampai 5 menit lagi."

Sakura langsung mematikan ponselnya.

Taehyung melihat Sakura yang sednag duduk di bangku taman dengan wajah yang sedikit cemberut. Dia tahu apa yang ingin Sakura bicarakan.

"Selamat pagi Sakura."

Sakura mendongakkan kepalanya dan melihat Taehyung yang normal sepertk tidak terjadi apapun.

"Duduk." Perintah Sakura dan Taehyung menurutinya.

"Ada apa Sakura."

"Apa yang terjadi? Kau diusir dari rumah?"

"Siapa yang bilang aku diusir dari rumah?"

"Jawab aku Taehyung."

"Aku tidak diusir dari rumah. Ayahku hanya menghukumku."

"Hukuman apa yang diberikan oleh ayahmu?"

"Hanya menarik segala fasilitasku seperti mobil, kartu kredit dan uang bulananku di potong. Jika aku ingin uang saku lebih aki harus bekerja sambilan. Ayahku juga menyewah sebuah rumah untukku."

"Seberapa luas rumah itu?"

"10 x 10 meter." Jawab Taehyung.

"Taehyung itu kecil. Bagaiman kau bisa tinggal disitu. Bahkan aku yakin kamarmu saja lebih luas dibandingan dengan rumah sewaan ayahmu."

"Kau seperti ibuku." Taehyung menggerutu.

"Aku setuju dengan ibumu. Kau tidak boleh melakukannya."

"Jika aku tidak melakukannya. Kau akan pergi dariku dan ayahmu akan semakin membenci diriku. Ayahmu akan selalu menganggap aku adalah anak yang sombong, egois dan manja."

Sakura membuang nafas dengan kasar.

"Apakah tidak ada cara lain?"

"Tidak ada."

"Ayahmu adalah orang yang keras. Aku harus berusaha dengan sangat agar ayahmu menerima diriku lagi."

"Ini karena kau menyia-nyiakan aku dulu." Sindir Sakura.

"Maafkan aku." Taehyung memasang wajah sedih."

"Semoga saja kau memang benar-benar berubah."

"Tentu aku akan berubah." Taehyung tersenyum lebar.

"Apakah kah sudah sarapan?" Tanya Sakura.

"Sudah." Taehyung  mengangguk.

"Apa yang kau makan?"

"Roti yang kubeli di mini market"

"Baru hari pertama kau tinggal sendiri saja sarapanmu seperti itu." Sakura merogoh tas ranselnya dan mengeluarkan bekal makanan. "Hanya sepotong roti yang kau beli di mini market tidak akan membuatmu kenyang." Sakura membukakan kotak bekal dan di berikan pada Taehyung. "Makanlah aku yang menyiapkannya."

Didalam kotak bekal itu terdiri dari sandwich dengan lapisan ikan tuna dan sayuran dan tidak lupa juga Sakura menyiapakan beberapa irisan buah segar yang dia campur.

"Jika kau menolaknya aku akan marah."

"Tenang saja. Jika itu darimu aku pasti tidak akan menolaknya."

"Dasar kau ini." Sakura mencibir kepada Taehyung.

"Terimakasih." Taehyung mengecup pipi Sakura secepat kilat.

"Taehyung kita masih dilingkungan universitas. Jika salah satu dosen kita melihatnya, kita berdua bisa dihukum."

"Makadari itu aku menciummu secepat kilat." Jawab Taehyung.

Sakura mengabaikan jawaban Taehyung. Menurutnya percuma saja dia berkata seperti itu kepada Taehyung.

"Habiskan." Perintah Sakura.

Taehyung mengangguk patuh.

"Mulai sekarang aku akan menyiapkan sarapan untukmu jadi pastikan kau tidak makan diluar dan datang kebih awal."

"Kau akan melakukannya." Mata Taehyung bersinar.

"Iya aku akan melakukanya."

"Terimakasih Sakura. Kau memang yang terbaik."

"Aku dari dulu memang baik. Kau saja yang tidak menyadarinya." Balas Sakura dengan acuh.

"Iya karena aku itu bodoh." Taehyung meringis.

Taehyung melanjukan kembali sarapan yang sengaja disiapkan oleh Sakura.

FIANCE FROM HELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang