PART 12

408 64 3
                                    

Berjalan dengan linglung menuju parkiran mobil. Hati Taeyung masih terasa sakit. Bukan karena sakit hati dnegan ucapan Sakura. Tapi sakit karena Sakura membencinya atas semua yang dia perbuat.

Taehyung harus berpikir kembali bagaimana caranya agar Sakura memafkan dirinya.

Sepertinya tuhan sedang memberikan karmanya untuk Taehyung. Di depan mobilnya dia melihat Younghoon berbicara manis sambil tertawa. Hal ini berbanding terbalik dengan Sakura yang berada dikelas tadi. Betapa sakitnya hati Taehyung.

"Sakura, apakah ini yang kau alami dulu ketika kau masih mencintaiku. Sakit hati setiap hari. Aku tidak tahu kau sekuat itu." Taehyung berbicara sendiri.

Taehyung ingin sekali menghampiri Sakura dan menyeretnya masuk kedalam mobil. Hal itu tidak bisa dia lakukan karena Sakura akan semakin membenci dirinya.

Menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan lingkungan universitas. Setelah menyetir beberapa kilometer Taehyung menghentikan mobilnya di kedai kopi.

Bunyi pelanggan masuk terdengar.

"Selamat datang." Terdengar suara pelayan pria.

"Yuta." Panggil Taehyung.

"Taehyung. Kau ingin pesan apa?"

"Caffe latte."

"Baiklah secangkir caffe latte akan segera datang." Ucap Yuta.

Taehyung mencari tempat duduk untuk menikmata kopinya. Dia memilih tempat yang dekat dengan jendela. Itu adalah tempat favoritnya.

Beberapa lama kemudian Yuta kembali dengan secangkir caffe latte milik Taehyung.

"Ini pesananmu."

"Terimakasih." Jawab Taheyung dengan wajah murung.

Yuta mimindai seluruh ruangan tidak ada lagi pelanggan yang tiba jadi dia bisa menemani Taehyung.

"Ada apa. Wajahmu seperti kotoran." Ledek Yuta.

"Apakah kau tahu Sakura satu universitas denganku?"

"Aku tahu itu."

"Apa Sakura memberitahumu?"

"Tidak." Yuta menggeleng.

"Lalu?"

"Aku tahu semuanya Taehyung." Yuta menyeringai

"Jika kau tahu semuanya, kau juga tahu jika Sakura membenciku sekarang." Taehyung melipat tangannya diatas meja.

"Sakura membencimu jauh sebelum dia masuk ke universitas yang sama denganmu."

Taehyung menelan ludahnya. "Sejak kapan itu terjadi?"

"Kau tahu jawabannya."

Taehyung berpikir keras. "Apakah ini berhubungan dengan kepindahannya Sakura dulu?"

"Kau benar."

"Ternyata selama itu juga dia membenciku." Taehyung memasang wajah frustasi.

"Jangan memasang wajah frustasi seperti itu. Aku yakin Sakura masih memcintaimu." Yuta memberikannya semangat.

"Tidak mungkin dia sangat membenciku sekarang. Bahkan melihatku saja dia tidak ingin."

"Tolong mengerti dia saat ini. Sakura seperti ini karena ulahmu."

"Aku tahu. Aku sangat menyesal."

"Percayalah padaku Sakura akan kembali padamu."

"Bagaimana caranya?"

"Sakura itu keras tapi hatinya sangat rapuh. Aku sangat yakin dihatinya masih ada kau walaupun hanya sedikit. Dekati dia dengan cara yang lembut. Ubah sifatmu yang bermulut ketus itu. Itu hanya akan semakin membuatnya membenci dirimu." Tita menunjuk Taehyung.

"Aku akan melakukannya." Taehyung kembali sedikit bersemangat.

"Apakah kau mencinta dia sekarang?"

"Apakah melihat seseorang dengan orang lain. Melihatnya tertawa dengan pria lain tapi ketika bersamamu dia tidak tertawa seperti itu. Senyumnya dia berikan pada pria lain dan benci melihatnya berdua dengan pria lain itu cinta?"

"Aku yakin itu cinta." Jawab Yuta.

"Jika demikian aku mencintai dia. Hatiku sakit ketika dia menolakku dengan kasar namun aku tidak mau menyakitinya. Aku takut dia tersakiti lagi."

"Ini adalah karma untukmu."

Mendengar kata itu sungguh menyakitkan untuk Taehyung.

"Percayalah padaku Sakura akan kembali padamu. Jika hal itu terjadi aku mohon jangan sakiti dia lagi. Aku tidak tega melihatnya menangis lagi."

"Aku berjanji."

"Baiklah Taehyung nikmat minumanmu, aku harus kembali bekerja.

***

Sakura memainkan ponselnya dengan bosan. Tidak ada hal yang ingin dia lakukan siang ini. Setelah Younghoon mengantarkan pulang Sakura hanya bermalas - malasan di kamarnya.

Bangun dari ranjang empuk miliknya dan mengambil dompet di tas Sakura pergi keluar.

"Nona kau mau kemana?" Tanya Pak Lee.

"Aku ingin ke minimarket."

"Akan kuantar."

"Tidak perlu. Aku akan berjalan kaki."

"Hati-hati di jalan nona."

Sakura mengangguk.

Sebenarnya letak minimarket sedikit jauh dari rumah Sakura namun itu sedikit berlebihan jika ke minimarket saja diantar dengan mobil mewah dan sopir pribadi.

Setibanya di minimarket Sakura memesan ramyun. Dia ke minimarket hanya karena ramyun.

"Sial ramyun ini pedas." Maki Sakura.

Sakura menyingkirkan ramyun itu dan meneguk air mineral disampingnya. Perutnya tiba-tiba saja sakit. Sepertinya ini karena perutnya tidak bisa menolerir makanan pedas yang masuk kedalam lambungnya.

Sakura meninggalkan minimarket iti dengan wajah sedikit pucat sambil memegangi perutnya.

"Perutku sakit sekali." Sakura menghentikan jalannya. Memegang tembok supaya dia tidak jatuh.

Keringat dingin mulai muncul di dahi Sakura. Dia tidak bisa berjalan semakin jauh. Bagaimana caranya dia pulang. Sakura meninggalkan ponselnya dikamar.

Mobil Taehyung tiba-tiba saja bergerak menuju pemukiman dimana Sakura tinggal. Dia masih hafal dengan jelas susunan perumahan disana. Taehyung melewati minimarket dimana tadi Sakura berada.

Dari kejauhan Taehyung bisa melihat Sakura walau hanya dari punggungnya. Sakura membungkuk seperti kesakitan. Dengan cepat dia turun dari mobil dan menghampiri Sakura.

"Sakura kau baik-baik saja?"

"Aku tidak baik." Wajah Sakura pucat.

"Tentu saja dia tidak baik, bodoh." Gerutu Taehyung dalam hati.

"Ayo. Aku antarkan kau ke klinik terdekat." Taehyung membantu Sakura berdiri dan masuk ke dalam mobil.

Sakura tidak bersuara seperti biasanya. Tidak menolak atau mengatakan iya. Hanya bisa terlihat kesakita di wajahnya. Taehyung semakin khawatir melihat Sakura kesakita seperti itu dengan cepat dia menuju klinik terdekat.

FIANCE FROM HELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang