Bab 26

356 39 4
                                    

📚📚📚

" abojie!" Seru Yian saat memasukui ruang praktek ayahnya.

" ah baguslah kau datang! Kemari!" Tuan Jung meminta Yian mendekat.

Pria paruh baya itu melepaskan jas dokternya dan menyampirkanya dibahu Yian.

" gantikan abojie. Abojie belum makan siang sejak tadi" ucap pria paruh baya itu sambil menepuk bahu Yian.

" tapi abojie! Abojie!" Panggilan Yian sudah tidak di indahkan aama sekali.

Gadis Jung menghela nafas pendek. Ia segera memakai jas putih pakaian ikonik itu dengan benar. Surai yang sudah mulai panjang di ikat asal. Stetoskop dikalungkan dileher. Yian segera mengambil lembar kertas diatas meja.

Gadis Jung duduk meneliti setiap lembar kertas dengan teliti. Disisi lain Jimin mematung menatap Yian dalam balutan pakaian dokter yang sempurna.

' cantik sekali'

" KIM NARI!" suara teriakan Yian membuyarkan lamunan Jimin.

" hust teriak teriak gak sopan!" protes Jimin benci acara melamunya terganggu.

" gue lagi manggil pasien, kalo gak gitu gak denger"

" sini! Biar gue yang panggil!" Jimin berinisiatif membantu.

" Pasien dengan nama Kim Nari silahkan masuk" Yian menepuk keningnya mendengar cara Jimin memanggil. Astaga halus sekali.

" disini!" Seorang wanita membawa anaknya masuk kedalam ruang praktek.

" kim nari?" Tanya Yian mencari tahu siapa Kim Nari diantara mereka.

" aku" ucap gadis berusia lima tahun tak bersemangat.

" oke. Duduklah diranjang pasien" titah Yian. Gadis itu mengambil senter dari atas meja.

" buka mulut!" Komando Yian.

" aaa"

" keluarkan lidahmu!"

" wlee"

" wah ini lumayan parah, jangan makan makanan pedas dan asam dulu ya, dan kurangi memakan snack tidak sehat. makan buah saja"  nasehat Yian setelah melihat kondisi Nari.

" kalau es krim?" Tanya sang gadis menawar.

" boleh. tiga hari lagi oke, bersabarlah. ini daftar obat untukmu dan tebus diapotek, cepat sembuh" ucap Yian menyerahkan kertas berisi daftar obat pada Nari.

" terima kasih dokter, ayo sayang" pamit wanita paruh baya menarik anaknya.

" apa- apaan itu?" Tanya Jimin setelah pasienya pergi.

" apanya yang apa- apaan?"

" kenapa jutek banget? Senyum kek? Yang ramah lho sama anak- anak" nasehat Jimin.

" udah setelanya gini. Sana panggil pasien berikutnya!" Alibi Yian membela diri.

Jimin membuang nafas pendek.

" Hwang Jinshil!"

" saya"

" silahkan masuk" Jimin mempersilahkan seorang nenek masuk.

" keluhanya apa nenek?" Tanya Yian sambil meneliti data pasien.

Tenang tidak ada sahutan dari sana.

" keluhanya apa nenek?" Ulang Yian kali ini menatap wanita tua didepanya.

" Nenek. pagi" Yian mencoba menyapa.

Bangtan New Dancer (Completed: 02/05/20)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang