Bab 27

378 35 10
                                    

📚📚📚

Langkah kaki Yian menggema dilorong klinik. Gadis muda itu melajukan tungkai jenjangnya menuju ruang kerja sang abojie.

Sedang Park Jimin menunggui wanita yang sedang berjuang merasakan sakit diperutnya.

" abojie! Pasien kamar lima akan melahirkan! Cepat kesana!" Yian memberitahu.

" aku sudah tahu" cuek dokter Jung tanpa mengalihkan pandangan dari dokumen yang sedang ia tekuni.

" kenapa diam saja?"

" lalu aku harus apa? doker Hwa belum datang, pasienya tidak ingin ditangani dokter pria" dokter Jung masih fokus meneliti data- data pasienya.

" aaarrrggghhhh lalu harus bagaimana?" Yian mengerang frustasi.

" kau tangani sana!"

" aku dokter umum, bukan spesialis kandungan"

" ah iya aku lupa kau hanya dokter umum, bukan dokter spesialis kandungan cerdas seperti Zian" Yian mengerit gerahamnya tidak terima. Ia tidak suka dibanding- bandingkan dengan kakak perempuanya.

Gadis Jung melepaskan jas putih kebesaranya. Sorot matanya tajam dan mengerikan.

Tuan Jung tersenyum miring. Cara membujuk Yian memang mudah. Bandingkan saja ia dengan orang yang ia benci. Jika bukan Zian maka itu adalah ayahnya yang otoriter.

" tutup gordynya! Siapkan semua keperluan untuk melahirkan!" Komando Yian pada suster yang akan menjadi asistenya.

Jimin menatap kekasihnya yang sudah lengkap dengan pakain hijau, masker, sarung tangan latex, dan penutup kepala. Terlihat siap untuk bertugas.

" pacar!" Lirih Jimin. Kondisinya kacau. Beberapa kali Jimin dijambak brutal oleh calon ibu muda itu. Tanganya digigit, dicakar, diremas demi menyalurkan rasa sakit yang tak tertahankan.

" kau bisa pergi!" Ucap Yian membuat Jimin bernafas lega.

" tidak! mau kemana kau hah! Tega kau melihat aku berjuang sendiri aaaa....." teriak sang calon ibu.

" kyaaaa...." Jimin ikut berteriak lantaran rambutnya kembali dijambak anarkis.

" tenang nyonya, ayo atur nafas hembuskan!" Yian memberi arahan.

" aaaaaa" Jimin mengigit bibirnya merasakan cengkraman ditanganya menguat tiap kali sang calon ibu berteriak.

' sial ini sakit sekali'

" ayo terus bu! Terus" Yian menyemangati.

Ruangan kecil itu terasa pengap dan ricuh.

" aaaa"

" PACAR!" Jimin mulai kehabisan kesabaran saat lenganya kembali digigit oleh si calon ibu.

" sabar Jimin sebentar lagi, ayo kau pasti bisa nyonya" Yian menyahut santai. Tidak tahu saja bekas gigi wanita itu sudah terbentuk rapi dilengan Jimin.

" aaaa..... ini semua gara gara kau! Aaaa...." Jimin semakin sedih. Ia salah apa? Kenapa sejak tadi ia terus dimaki- maki dan dicakari.

" aaaaaa" teriakan demi teriakan membuat Jimin ngilu mendengarnya.

" ayo sedikit lagi" Yian masih sibuk dengan kepala bayinya yang hampir keluar.

" pacar! Kapan selesainya?"

" aaa.... dasar bangsat, keparat! Aku membencimu! Aaa...." satu teriakan panjang menjadi akhir perjuangan sang ibu.

" oooeeeekkkkk...... hik hik... oooeeekkk...."

Bangtan New Dancer (Completed: 02/05/20)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang