📚📚📚
Deru nafas lelah dan keringat yang membanjiri kening tidak lagi dihiraukan. Sudah dua jam Yian menari tanpa henti. Ini adalah hari terakhir ia geladi resik sebelum tampil di Amerika empat hari lagi.
Yian duduk lemah dilantai. Ia sudah kehabisan tenaga. Sudah dua minggu Yian menekuni koreo baru. Ia sampai jengah sendiri melakukanya.
" nah" Jimin datang mengulurkan botol air mineral yang masih penuh.
Ini pertama kalinya Yian bertemu Jimin setelah kencan berantakan mereka dua minggu lalu. Pemuda itu dikarantina untuk persiapan come back album baru.
Selama dua minggu itu juga mereka tidak bertemu, tidak saling berkirim pesan dan tidak ada komunikasi.
" uhhh lucunya!" Jimin menarik pipi Yian gemas. Ia rindu dengan kekasih cueknya.
" baiklah, latihan hari ini dicukupkan sampai sini, jaga kesehatan! kita semakin dekat dengan hari h perform" petuah sang pelatih menutup latihan malam ini.
" yah" Jimin mendesah kecewa.
" kenapa?"
" padahal gue masih pengen ngobrol sama lo, kangen" sudut bibir Yian tertarik keatas tanpa komando. Entah mengapa ia senang mendengar Jimin mengatakan rindu padanya.
" ya udah ngobrol aja, udah selesai" ucap Yian.
" ya lo selesai. Gue masih latihan lagi" akui Jimin sambil mengembungkan pipinya tidak senang.
Yian melirik jam dinding yang terpasang diruang latihan.
" ini udah jam sebelas, lo latihan sampai jam berapa?"
" khusus hari ini selesai cepet, jam setengah dua udah selesai" Yian bungkam mendengar balasan Jimin. Bagaimana bisa setengah dua dihitung selesai cepat? Lantas pukul berapa mereka selesai biasanya?.
" mau diteminin?" Tawar Yian.
" nggak usah. Lo pulang, berendam air hangat, tidur. Gue yakin lo capek sekarang" Jimin mengusak surai Yian sayang.
Sejujurnya Jimin ingin mengatakan iya. Iya dia ingin ditemani ia sangat merindukan Yian lebih daripada apapun. Ditambah tanpa ponsel ditangan Yian membuat Jimin sulit menghubungi kekasihnya. Sebenarnya Jimin pernah mengirim ponsel untuk Yian namun paket itu kembali lagi padanya disertai surat pendek bertuliskan ' gue bisa beli sendiri'.
Jimin dibuat semakin suka dengan penolakan Yian. Gadis itu tidak matre. Dia sangat dewasa dibandingkan Jimin.
Pemuda Park berbalik guna melayangkan tersenyum tulus sebelum beranjak keluar dari ruang latihan.
Yian terpaku ditempatnya. Senyuman Jimin begitu membekas dibenaknya.
Dugdug...dugdug...dugdug...
Yian menyentuh dadanya yang berdetak anomali. Sial rasanya tidak nyaman. Mungkin ia terlalu banyak berlatih hari ini.
Sebaiknya Yian segera pulang dan istirahat seperti saran Jimin.
******* Bangtan New Dancer *******
Tingtong... tingtong....
Yian menatap pintu apatermenya sambil mengernyit. Siapa yang menekan bel pintunya?. Ia rasa Jimin tidak akan sebodoh itu hingga melupakan kode pass pintunya.
" pagi adik kecil" sapaan ringan itu yang terlontar dari belah bibir Zian membuat Yian terpaku ditempatnya.
Dugaanya tidak meleset, cepat atau lambat akan ada masalah yang menghampirinya. Dan sekarang terbukti ayahnya telah mengirim algojo kesayanganya kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan New Dancer (Completed: 02/05/20)
Fiksi PenggemarBiarpun udh end boleh dong votenya 😄😄😄 Kesalahpaham kecil yang menimpa Yian membawa gadis itu dalam masalah rumit. Hidup Yian berubah mulai sejak ia diberhentikan dari rumah sakit dan kehilangan lisensi prakteknya. Bagaimana kehidupan Yian setela...