17| MENGABADIKAN MOMEN

194 29 0
                                    

Jangan lupa Vote, Comment, Follow & Share...
Jejak Readers sangat penting untuk membangun semangat Autor🤗

_________________________________________

Sejak kapan cinta bersemi?
Tak ada yang tahu. Karena tanpa sadar. Cinta telah tumbuh dengan sendirinya, seiring waktu

~Pengagum Rahasia

________________________________________

6. Minta comblangin ke temen juga boleh
Boleh banget kalo emang temen kamu itu kenal sama senior atau mau bantuin kamu deketin senior. Tapi jangan dengan paksaan ya dan harus waspada. Pilih lah teman yang tepat dan yang bisa di percaya untuk urusan rahasia hati.

Dari sela-sela rak buku perpustakaan, Nanda bisa melihat suasana ruangan itu kali ini penuh. Entah itu karena waktu menunjukkan tepat jam istirahat, atau bisa juga karena separuh hari ini akan ada rapat guru.

Nanda, berjalan-jalan di lorong rak perpustakaan di temani Fitri, Audia dan Cici. Mereka bisa melihat, hampir semua sudut ruangan itu dipenuhi siswa-siswi. Ada yang mengerjakan tugas, mencari buku, sekedar numpang nyari colokan untuk mengisi baterai ponsel atau laptop, ada juga yang tidur-tiduran, atau tidur beneran di pojokan. Biasanya, anak Permesinan atau anak Otomotif yang menghuni tempat semacam itu. Nanda mengalihkan tatapan memilih tak perduli. Saat itu juga Fitri dengan sengaja menyenggol lengannya dari samping.

"Nan, Kak Reyhan" ucap Fitri sembari menunjuk dengan gerakan wajah. Nanda menoleh sejenak, "Cepet ke sana samperin!"

"Malu. Banyak orang" komentar Nanda singkat.

Fitri dan Audia mendadak saling berpandangan. Ada raut jahil di kedua wajah mereka. Nanda jadi curiga, pasti mereka merencanakan sesuatu. Dan benar saja saat tubuh Nanda didorong menuju ke arah Reyhan yang tidak jauh dari mereka.

Nanda menoleh kembali, ia mendesah berat. Dengan cepat, ketiga gadis itu mengibas-ibaskan tangan seolah mengusir Nanda dari hadapan mereka. Menyuruh Nanda segera mendekati Reyhan.

"Udah sana samperin!" kata mereka dengan suara setengah berbisik dan sambil balik kembali ke rak untuk bersembunyi serta mengintip.

Dengan perasaan campur aduk akhirnya Nanda melangkah, gadis itu dibuat gugup ketika melihat Reyhan dari jarak dekat. Cowok itu sedang memotret-motret sebuah buku yang ia buka berkali-kali -dengan kamera yang tergantung di lehernya.

"Pagi, Kak Reyhan" sapa Nanda. Agak sedikit canggung. Sebelumnya, Nanda tak tahu mengapa efeknya masih bertahan. Padahal, ia dan Reyhan sudah hampir setengah bulan dekat. Tetapi Nanda masih saja merasa canggung dan malu.

Mungkin, karena kedekatan dengan gebetan yang dia idam-idamkan sejak lama, akhirnya terwujud juga.

Reyhan menoleh, lantas tersenyum, "Eh, Nanda. Pagi" balasnya singkat. Lantas kembali membuka halaman demi halaman buku untuk dipotret lagi.

Nanda kini menunduk dengan memainkan jari, ia merasa gugup melangkah semakin dekat lagi, "Gimana? Luka Kak Rey masih sakit?" tanya Nanda dengan hati-hati.

"Udah enggak kok, tapi memarnya masih kelihatan"

"Maafin Nanda ya, gara-gara Nanda. Kak Rey digangguin Kak Bara"

Reyhan tersenyum lagi, seolah-olah menyembunyikan semua lukanya di balik senyuman candunya itu, "Bukan salah Nanda kok. Bara emang begitu orangnya. Jangan nyalahin diri sendiri lagi ya, nanti aku yang makin ngerasa bersalah karena enggak bisa menang waktu itu"

HALU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang