21| TIADA HARI TANPA REYHAN

182 26 0
                                    

Jangan lupa Vote, Comment, Follow & Share...
Jejak Readers sangat penting untuk membangun semangat Autor🤗

________________________________________

Jangan pernah menjadikan dirimu pelangi untuk orang yang buta warna

~Pengagum Rahasia

______________________________________

"Nanda Mana?"

"Gak bisa ikut. Mau nontonin Kak Rey main futsal"

"Lagi?" decak Audia "Lagi-lagi dia gak bisa ikut sama kita?" tambahnya.

Fitri dan Cici hanya membisu untuk sesaat.

Audia menghembuskan nafas panjang, "Kemarin nggak bisa ikut karena latihan pensi sama Kak Rey. Sekarang gak bisa ikut juga karena nonton futsal-nya Kak Rey. Nanda akhir-akhir ini jarang banget kumpul sama kita"

"Udahlah... Au, nanti juga kalau ada kesempatan, dia bakal ngerjain tugas lagi bareng kita" ujar Cici.

Fitri juga ikut berbicara sambil menepuk pundak Audia, "Biarin dia sama Kak Reyhan dulu. Puas-puasin. Nanti kalau Kak Reyhan udah lulus 'kan pasti dia bakal kesepian. Ngerasa kangen. Galau mulu. Kita juga yang repot nenangin dia"

Ada helaan nafas berat dari Audia. Ia kini tengah sibuk dengan deretan paragraf membentuk proposal di laptopnya. Memang, semenjak Nanda dekat dengan Reyhan, Nanda jarang sekali main dengan mereka bertiga. Di sekolah saja, mereka ketemu hanya pada saat jam masuk saja. Karena Nanda lebih sering menemani Reyhan di perpustakaan atau makan bareng saat waktu istirahat.

Sekarang saja, Nanda tidak datang ketika mereka berjanji akan mengerjakan tugas dan pergi ke warnet Raffa sehabis pulang sekolah. Sebenarnya, yang lebih dulu mengajak Nanda memanglah Reyhan, namun Nanda lupa kalau ia sudah ada janji. Sehingga, ia kembali menerima tawaran sahabatnya.

"Au, Cici... Hari jumat kan hari ultah Nanda" ujar Fitri. Membuat kedua sahabatnya harus kembali menghentikan acara mengetik.

"Gimana kalau kita kasih dia suprise?" usulnya.

"Suprise?"

"Iya"

"Setuju tuh" sahut Cici antusias.

"Tapi, kita kerjain dia dulu gimana?"

"Kerjain maksudnya?" tanya Audia masih bingung.

"Iya. Dia kan akhir-akhir ini jarang tuh kumpul sama kita di luar sekolah. Gimana kalau kita pura-pura kesel aja sama dia. Terus kita juga pura-pura gak mau temenan sama dia lagi"

Audia tidak begitu yakin dengan usul Fitri. Tetapi, itu "Ide bagus!".

***

Bel pulang sudah berbunyi dua puluh menit yang lalu. Nanda terus saja melirik jam yang melingkar di tangannya. Ia sedang menunggu Reyhan di dekat gerbang. Sesekali Nanda juga melirik Ardya yang mengambil jarak satu meter darinya dan memasang wajah cuek.

"Nan, udah nungguin lama?" Reyhan akhirnya datang dengan nafas naik-turun. "Sori ya aku telat. Tadi abis nganterin dulu makalah ke ruang guru"

"Nggak kok Kak Rey, Nanda juga baru keluar dari kelas"

"Ya udah kita ke lapangan futsal sekarang!"

Langkah Reyhan tiba-tiba kembali terhenti. Saat ekor matanya tak sengaja melihat Ardya juga ada di sana. Sikapnya yang benci pada Reyhan di tunjukkan secara terang-terangan dengan ekspresi seolah membuang wajah.

HALU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang