27| PELIHARAAN ARDYA

154 22 0
                                    

Jangan lupa Vote, Comment, Follow & Share...
Jejak Readers sangat penting untuk membangun semangat Autor🤗

Semuanya indah. Tapi kita tak mungkin

~Pengagum Rahasia

________________________________________


Nanda membeli semangkok bakso di kantin. Ia lebih sering kemana-mana sendirian sekarang. Ia tidak pernah merasa terasingkan seperti ini sebelumnya. Tidak pernah sama sekali. Sejak Nanda sekolah dasar sampai sekarang, Nanda selalu berhubungan baik dengan semua sahabat-sahabatnya. Karena memang ia tak pernah membuat masalah atau mencari masalah duluan dengan mereka. Tapi sekarang, rasanya tidak enak tiba-tiba menjadi orang asing di antara ketiga sahabatnya. Karena dari pagi tidak ada yang mengajak Nanda bicara atau sekedar bertanya saja.

Tanpa sengaja, ekor matanya melihat Fitri, Cici dan Audia di salah satu meja kantin. Ketiga siswi itu nampak asik berbincang dan tertawa sambil mengerjakan tugas. Tidak biasanya mereka berkumpul di kantin. Setahu Nanda, Cici tidak suka keramaian.

Nanda melangkah berniat untuk mendekat ke arah mereka. Semoga saja mereka kali ini membuka pintu maaf dan kembali mengajak Nanda untuk bergabung. Ia bernafas sejenak, lalu menyimpan semangkuk bakso di atas meja setelah sampai. Fitri yang paling dekat saat itu langsung sadar kedatangannya.

"Kalian mau nggak ngerjain proposal lagi di warnet Raffa?" Nanda berucap setelah memperlihatkan senyuman khasnya seperti dulu kalau bertemu mereka.

Sontak ketiganya langsung bergerak membereskan buku dan bangkit dari kursi satu persatu.

"Kenapa nggak ngajak Kak Rey sama temen-temennya?" sindir Audia. Sebelum akhirnya mereka melangkah pergi dari sana.

Nanda hanya memandang kepergian mereka dengan tatapan nanar. Ia ingin sekali kembali menjadi bagian mereka. Ia ingin juga mengobrol banyak tentang film bagus di tahun baru 2019 dan menemani Audia nonton BTS lagi di ponsel gadis itu. Sekarang, semuanya nampak lain. Jangankan bergabung dengan mereka bertiga, Nanda menatap mereka saja dari kejauhan, mereka langsung membuang wajah ke arah lain dan menjauh. Nanda merindukan mereka. Mereka yang dulu pernah menemani Nanda dan selalu mensuport apapun yang dilakukan Nanda. Nanda rindu.

***


Ardya menyimpan kedua tangan di belakang kepalanya. Cowok itu berbaring di atas dahan salah satu pohon dan memejamkan mata.

Angin berhembus menabrak wajah, Ardya bangkit dan membuka mata. Menyentuh punggung seorang gadis -berjas warna cream yang duduk di bawah pohon- dengan ujung kakinya.

"R, lo kenal cewek yang namanya Nanda anak bisnis?"

"Ngapain kamu nanyain si Nanda? Setahu ku, dia gak begitu famous di sekolah"

Ardya menempelkan kembali kepala di atas dahan. "Gue ada perlu sama dia" balasnya singkat.

"Kirain"

"Kirain apa?"

"Pacaran"

"Dih. Sama cewek kurang gizi kayak dia. Ogah!"

"Tapi buktinya Nanda bisa dekat tuh sama Casanova sekolah kita dan genk-nya. Itu tandanya, dia gitu-gitu juga disukai cowok-cowok cakep"

"Gak ada yang namanya Casanova. Si Reyhan itu cowok fuckboy yang kebetulan di gilai cewek-cewek alay satu sekolahan"

"Syirik ya kamu?"

"Ngapain harus syirik sama cowok pengecut kayak dia." Cetus Ardya seraya loncat dari pohon dan melengos pergi.

"Eh, kamu mau kemana?"

HALU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang