2| ELF HITAM

547 44 6
                                    

Jangan lupa Vote, Comment, Follow & Share...
Jejak Readers sangat penting untuk membangun semangat Autor🤗

________________________________________

Walau rambutku sudah memutih,
dan kulitmu pun sudah keriput,
Hatiku tak akan pernah tua
Akan tetap mencintaimu

~Pengagum Rahasia

________________________________________

Subang, 20 agustus 2018

Pukul 06.10 alarm berdering cukup keras di ponsel Nanda. Langsung saja gadis itu menerobos keluar kamar dan mengenakan sepatu secepat kilat. Berangkat sekolah pun Nanda memiliki jadwal khusus. Berangkat jam enam lebih sepuluh dan harus sampai tepat waktu pukul enam lewat dua puluh. Harus. Atau kalau tidak ia tidak akan memiliki kesempatan melihat sang pujaan hatinya pagi ini.

Apalagi alasannya selain Reyhan.

Reyhan berangkat ke sekolah selalu naik metromini -orang Subang sering menyebutnya Elf. Dan metromini yang di naiki Reyhan pasti selalu metromini berwarna hitam dengan stiker gambar presiden pertama -Soekarno- di kaca belakangnya. Asap knalpotnya pun tidak jauh berbeda dari bis umum yang sering Nanda naiki ketika berangkat dan pulang sekolah. Mengepul-ngepul dengan suara menderu yang membuat orang yang tak biasa naik kendaraan umum pasti sering merasa mual ingin muntah.

Tapi anehnya, pagi ini Nanda tak melihat Reyhan turun dari sana. Metromini yang baru saja berhenti di depan gerbang sekolah itu.

Apa jangan-jangan hari ini Reyhan tidak sekolah?

Dengan kepala menunduk gadis itu masuk ke sekolah, berjalan menuju kelas paling pojok dan mendongak ketika berada di belokan karena jalan terhalang kelas. Dan saat itu juga ia langsung ternganga.

Reyhan.

Nanda melihat wajahnya itu muncul di balik tembok salah satu kelas, membuat degup jantungnya seolah berhenti mendadak. Ia terkejut bukan main waktu itu.

Bagaimana bisa?

Pasalnya ketika Nanda mengharapkan akan bertemu dan melihat wajah Reyhan, justru ia tidak bertemu. Tetapi ketika Nanda sama sekali tidak mengharapkan apapun, seolah-olah tuhan mentakdirkan mereka untuk bertemu.

Takdir memang se-rahasia itu, terjadi tanpa di rencanakan dan tanpa di ketahui sama sekali. Seperti hal-nya sebuah jodoh.

Setelah Nanda sampai di kelas. Buru-buru ia menyimpan tas di bangku miliknya. Dan bergegas keluar kelas lagi, namun sejurus kemudian bahunya ditabrak cukup keras dari arah depan. Nanda meringis ngilu. Rupanya Ria yang menabraknya saat itu.

Ria langsung terlihat menyesal, "Maaf, Nan. Enggak sengaja." Nadanya terdengar memohon. "Habisnya kamu keluar mendadak gitu. Aku nggak lihat kamu tadi," tambahnya.

"Nggak apa-apa kok. Ini salah aku juga karena nggak hati-hati." Nanda terus saja mengelus lengan sebelahnya sambil meringis, "Emangnya kamu mau kemana?"

"Ke kantin. Beli sarapan."

Nanda berpikir sejenak, Kantin?

HALU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang