11| CHAT PRIBADI

270 32 0
                                    

Jangan lupa Vote, Comment, Follow & Share...
Jejak Readers sangat penting untuk membangun semangat Autor🤗

_________________________________________

Asmaramu...
mengutuk sastra lisan ku yang buatku dekdekan sore itu...

~Pengagum Rahasia

________________________________________


Subang, 3 September 2018

Mentari dan embun sama-sama bergelut untuk menyambut pagi hari. Nanda berjalan masuk menuju gerbang sekolah. Lalu, berhenti di mading untuk melihat puisi Reyhan lagi. Namun, kali ini tak ada kertas puisi yang baru, hanya ada kertas puisi hari kemarin yang belum di copot dari mading.

"Suka baca puisi juga?" tebak seseorang di samping Nanda.

Nanda menoleh, detik itu juga gadis itu langsung di buat kaget karena keberadaan Reyhan yang tiba-tiba saja ada di sampingnya.

"Eh, Kak Reyhan"

Cowok itu menatap mading sambil mencopot kertas puisi kemarin dan menggantinya dengan yang baru.

"Sebenarnya Nanda seneng sama puisi itu udah dari kecil" ucap Nanda memulai percakapan. Sungguh! Nanda benci jika hanya ada keheningan di antara mereka.

"Berarti bisa dong bikin puisi?" Reyhan bertanya.

"Sedikit-sedikit"

Kemudian hanya ada hening lagi. Setelah selesai mengganti kertas puisi, Reyhan beralih menatap wajah Nanda "Kenapa gak coba bikin karya buat di tempel disini?" katanya, lagi.

"Enggak ah Kak. Nanda malu kalau harus dipajang di publik"

"Enggak pa-pa. Mading kan sarana sekolah. Itu artinya kita bebas buat nempelin karya sastra. Yang penting jangan plagiat punya orang tanpa ada nama penulis aslinya"

Nanda mengulum senyuman sambil menggaruk-garuk tengkuk. Merasa Gugup.

"Ini puisi buatan Kak Reyhan?" tanya gadis itu.

"Iya"

"Wah, bagus banget lho Kak"

"Makasih"

Reyhan tersenyum manis sekali pada Nanda. Sudut bibirnya benar-benar menampilkan bulan sabit yang sangat tulus.

"Nan," Panggilnya, "Aku sering lihat Nanda di perpustakaan. Nanda suka baca buku juga?"

Nanda kecip mendengarnya. Apa ia tidak salah dengar? Reyhan juga suka lihatin aku? batin Nanda.

Ia sontak tersipu malu sekarang, "Nanda cuma suka baca novel, Kak" jawabnya singkat.

Reyhan berpikir sejenak, lalu tiba-tiba menggenggam pergelangan tangan Nanda yang sontak membuat Nanda menegang.

"Ayo kita ke perpus!" ajak Reyhan.

"Hah?"

"Ke perpus. Baca novel" jelasnya.

Meskipun Nanda tahu ini terlalu pagi untuk masuk ke perpustakaan, tetapi Nanda memilih setuju. Baginya dingin AC perpustakaan tidak akan masalah di kulitnya selama ia bisa bersama Reyhan. Nanda pun mengangguk. Dan Reyhan benar-benar menariknya ke dalam perpus. Nanda sempat terpana oleh tubuh tegap Reyhan dari belakang, meskipun dia seorang cowok, namun tak sedikitpun Nanda mencium aroma bau badan atau keringat. Yang ada hanya wangi maskulin dari tubuhnya.

HALU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang