50| TITIP SALAM

213 30 2
                                    

Warning! Ada pergantian nama karakter.

Sori bgt cerita ini harus aku revisi lagi dari awal. Alasannya karena nama-nama karakter yang aku buat kurang sesuai dengan latar cerita. Dan buat kalian, makasih udah baca sampe sini.
Aku terharu dong bisa bikin cerita sampe tamat. Semoga cerita ini membekas di hati kalian. Selamat melanjutkan membaca😊

________________________________________

Aku tak butuh kalimat cinta
Sebab suara hanya akan menghilang di udara

~Pengagum Rahasia

________________________________________


Bandung, 2021

Yang ini tips mendekati senior dari Nanda.

10. Jadi diri kamu sendiri
Ini penting banget. Jangan pernah nunjukkin sisi yang bukan kamu. Kamu mesti bersikap apa adanya diri kamu, dan memancarkan sinar-sinar keindahan yang ada di dalam diri kamu (oke ini lebay). Tapi bener deh, jadi diri kamu sendiri itu penting!

Lonceng berdentang pertanda pesanan sudah siap diantar ke meja, menjadi suara paling khas untuk diingat bagi para waiters dan barista. Apalagi cuaca di luar sedang turun hujan, sehingga suara-suara dari para pemesan mengharuskan mereka untuk gerak cepat pada siang ini.

Empat gadis memilih meja paling pojok dekat jendela Cafe. Gadis-gadis itu sengaja duduk di sana, supaya lebih leluasa mengobrol tanpa gangguan orang-orang yang lewat. Yang tiga terdengar sedang membahas kenangan dimasa remaja mereka di sebuah sekolah. Sementara yang satu justru memilih untuk tidak ikut bicara, kegiatannya sejak duduk  hanya membaca buku sambil sesekali menatap riak hujan diluar, tak lupa juga ia meminum segelas Cappucino dan terhanyut dalam kenangan yang sedang ia baca.

“Nan,”

Sebuah senggolan kecil dari samping membuat gadis pemegang buku itu terkejut. Dan beralih sebentar dari buku yang ia baca.

“Kita ke Bandung itu buat liburan sekaligus reunian. Bukan buat galau terus, simpan dulu buku kamu oke”

“Tahu. Kamu gak bosen apa lihatin buku terus? Mentang-mentang cerita kamu udah diterbitin jadi buku. Tiap jalan fokus terus ke buku” oceh Audia.

“Iya-iya aku taruh nih bukunya”

Nanda menyimpan buku miliknya itu ke dalam totbag yang dibawanya. Lalu mengukir senyuman paksa sambil membuka buku menu Cafe. Hobinya memang membaca sejak dulu, jadi wajar kalau Nanda lebih sering buka buku. Tapi, kalau soal buku pelajaran ia sangat jarang sekali.

Di bulan Agustus ini, menjadi bulan yang istimewa bagi keempat gadis itu. Nanda, Audia, Fitri dan Cici. Mereka sengaja memilih Bandung untuk liburan dari rutinitas mereka sehari-hari sekaligus mengobati rasa rindu setelah perpisahan satu tahun yang lalu.

“Eh, kalian bakal datang 'kan ke acara resepsi pernikahan si Erna nanti?”

“Oh iya. Erna mau nikah ya, ya ampun Cici kapan?”

“Kok bawa-bawa aku sih U?”

“Ci, kamu gak ingat sama permainan kita waktu dulu”

“Permainan apa?”

Cici sempat terkejut bahwa ia pernah memainkan sesuatu. Aneh saja ada permainan membawa-bawa pernikahan.

“Hom-pim-pa. Yang duluan keluar dia juga yang lebih dulu nikah diantara kita”

HALU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang