49| SURAT KELULUSAN

106 24 0
                                    

Jangan lupa Vote, Comment, Follow & Share...
Jejak Readers sangat penting untuk membangun semangat Autor🤗

________________________________________

Hari ini adalah hari pembagian surat kelulusan NESAS. Semua murid nampak antusias sekali. Ada yang tak sabar menunggu wali kelas menyebutkan nilai terbesar, ada yang tertawa bahagia merasa sudah cukup memuaskan dengan nilai hasil sendiri. Ada juga yang sedih karena masa SMK mereka sebentar lagi akan berakhir dengan perpisahan para sahabat se-kursi, setongkrongan dan bahkan se-kaum. Kaum gibah, kaum heboh sampai kaum rebahan.

Nanda, Fitri, Audia dan Cici. Empat siswi yang mendapatkan julukan Teletubbies oleh seisi kelas. Karena selalu bersama kemana-mana dan yang paling identik tinggi badan mereka yang mirip sekali personil Teletubbies. Seperti biasanya, mereka duduk di bangku masing-masing saat semua murid tertidur di lantai-lantai menunggu wali kelas membagikan surat kelulusan. Seperti sudah kodratnya, Pemasaran 4 selalu terpandang kelas paling telat, telat dapat pengumuman, telat dapat wali kelas karena banyak guru yang sudah angkat tangan, telat pembayaran SPP, dan telat dalam hal perkumpulan jurusan. Pokonya, banyak telat-nya. Sampai surat kelulusan saja, paling akhir dibagikan.

Sambil memperhatikan Audia yang sedang di goda Cici karena ketahuan stalking akun medsos gebetan-nya, Nanda menarik kursinya ke dekat mereka. “Kalau boleh tahu, kenapa kamu mau lupain dia? Bukannya bagus ya, kalau kita punya gebetan. Jadi bisa bikin kita semangat kalau kita mau meraih mimpi” Ia lantas menahan dagu dengan tangan sebelahnya, menunggu jawaban Audia karena penasaran.

“Abis, dia dingin banget sih sama aku. Masa mau chat aku aja harus nunggu aku bikin status dulu, terus komentar dia gini lagi, 'Semangat ya Audia' dan pas aku balas 'Iya, Kak makasih' dia malah gak balas lagi, cuma diread doang. Kan kesel!”

Nanda, Fitri dan Cici kompak tertawa.

“Ya bener dia lah. Kan kamu sendiri yang mengakhiri percakapan dengan kalimat 'Iya makasih Kak' itu tanda kalau percakapan udah berakhir kan? Kecuali kalau kamu balasnya 'Iya makasih Kak, gimana kabar Kakak? Kuliah dimana sekarang?' pasti dia bakal balas lagi” cibir Nanda sekaligus memberi saran.

“Masa harus aku sih yang bikin topik pembicaraan? Harusnya cowok dong”

“Au, enggak ada salahnya kok cewek mulai duluan. Ya mungkin, Do'i gak mau disamain kayak cowok lain. Atau dia cuma mau ngetes kamu aja, seberapa besar perasaan kamu sama dia sampai kamu mau bikin topik pembicaraan lebih dulu”

“Ya enggak bisa gitu dong Nan. Nggak ada sejarahnya cewek yang bikin topik pembicaraan, yang harus capek berjuang. Cewek tuh apa-apa pake perasaan, kalau disuruh bikin topik pembicaraan, nanti malah baper sendiri” kali ini gadis itu mencebikan bibir sambil menyilang-kan tangan di dada, “Udahlah gak usah bahas dia lagi. Aku males!”

Nanda hanya menghela nafas berat. Kasihan sekali sahabatnya ini, sudah hampir tiga tahun lebih dia menyukai Kakak kelas. Tapi, balasan yang didapat hanya sekadar chat tanpa perasaan.

Ah, tapi kisah Nanda juga tidak kalah jauh lebih miris. Kalau Audia dapat chat tapi tidak dapat perasaan. Nanda justru tidak dapat apa-apa. Jangankan nomor Reyhan, nomor sepatunya saja ia tidak tahu.

“Nan, ngomong-ngomong. Apa kabar sama Kak Reyhan ya?” Fitri tiba-tiba berbisik menyebut nama Reyhan seolah mengingatkan Nanda akan cowok si irit bicara dan mantan anggota Paskibra Lembuswana.

HALU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang