38| MOJANG

115 26 2
                                    

Jangan lupa Vote, Comment, Follow & Share...
Jejak Readers sangat penting untuk membangun semangat Autor🤗

Bahagiaku adalah melihat mu tersenyum.
Jadi jangan pernah bersedih karena itu akan menyakitiku.

~Pengagum Rahasia

________________________________________


Hampir setiap pulang sekolah Nanda berlatih untuk pemilihan mojang nanti. Ia tak pernah menyerah supaya bisa berjalan seperti model dengan sepatu hak tinggi. Meski terkadang harus jatuh beberapa kali dan ditertawakan yang lain. Nanda juga tak pernah tertinggal dari kertas materi. Kemana pun ia pergi pasti kertas-kertas itu ia genggam. Sebisa mungkin ia harus bisa menghafal semua materinya.

Kadang, setiap malam ia harus dibingungkan antara menghafal materi Moka atau tes lisan dengan gurunya besok pagi. Tapi Nanda selalu berusaha semampunya. Ia harus menunjukkan pada dunia bahwa bunga butuh proses untuk mekar.

Nanda kini sedang berlatih di aula sendirian untuk menggunakan sepatu hak tinggi. Fega ada les hari ini. Sementara anggota calon mojang dan jajaka lainnya juga belum berkumpul karena merasa tidak akan benar latihan mereka tanpa sang panitia.

Nanda menghela nafas berat. Di kepalanya tertanam setumpuk buku. Sementara itu ia berjalan perlahan sambil menyeimbangkan tubuhnya agar tidak jatuh lagi. Namun detik berikutnya, kaki Nanda terkilir ia seketika kehilangan keseimbangan dan nyaris saja tubuhnya menyentuh lantai kalau saja tidak ada yang menahannya.

Kak Rey?

Nanda melihat wajah eksotis itu dengan tubuh masih dalam pelukan Reyhan. Jantungnya berdetak cepat dan membuatnya kian memanas. Hingga lima detik, Nanda sadar dan buru-buru menegakkan tubuh. Kakinya masih terasa sakit, tapi ia tahan karena tidak mau terlihat gagal lagi di mata Reyhan. Bukannya cowok itu sangat tidak setuju Nanda ikutan jadi calon Mojang? Jadi lebih baik Nanda tahan sakitnya untuk beberapa menit ke depan.

“Fega, hari ini gak bisa ke sini. Dia ada les sampai jam lima. Ada kemungkinan jurusan kalian gak bisa latihan hari ini”

“Kak Rey, sendiri?”

Reyhan langsung terlihat gelagapan. “Guru ku tidak hadir. Jadi tidak les. Rama, Bima dan Farhan juga sudah pulang semuanya. Aku ke sini cuma mau ngambil buku tugas ku yang ketinggalan”

Reyhan buru-buru mengambil buku miliknya di atas meja di pojok aula. Sementara Nanda mengatupkan bibir untuk menahan sakit. Setelah di rasa Reyhan akan pergi, barulah Nanda memegang kakinya yang terkilir tadi sambil berjongkok.

Tanpa sadar, Reyhan kembali menengoknya. Reyhan merasa iba melihat Nanda kesakitan. Ia juga tahu kalau gadis itu menahan rasa sakitnya sejak tadi.

“Segitunya perjuangan kamu supaya bisa jadi Mojang?”

Reyhan tiba-tiba sudah berjongkok di samping Nanda yang membuat gadis itu kaget seketika.

“Ikut dengan ku!”

Reyhan menarik tangan Nanda untuk bangkit dan memapahnya agar bisa duduk di kursi aula. Reyhan juga berjongkok di hadapannya lagi dan melepaskan sepatu Nanda dari kakinya. Memijat sedikit demi sedikit untuk mengobati rasa sakit itu.

Nanda merintih. “Sakit Kak Rey”

“Tahan sebentar”

Lalu Reyhan mengambil obat oles dari tasnya dan kembali memijat kaki Nanda. Sampai gadis itu akhirnya tak merasakan sakit lagi. Reyhan bangun dan ikut duduk di samping kursi Nanda.

HALU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang