33| NGEDATE?

124 17 2
                                    

Jangan lupa Vote, Comment, Follow & Share...
Jejak Readers sangat penting untuk membangun semangat Autor🤗

Apakah aku salah jika masih mengharapkan mu kembali?

~Pengagum Rahasia

________________________________________

🎶Tiara Andini- Maafkan Aku

Nanda yang malang harus kembali bertugas di rumah Ardya. Sesekali, Nanda juga cemberut karena janjinya hari ini bersama Arif harus batal. Padahal, ini momen langka. Dimana sang Adik mentraktir sang Kakak.

Kapan lagi coba Nanda ditraktir Arif yang pelitnya kebangetan?

"Sepertinya, ini emang nasib aku deh"

Nanda tak henti-hentinya menghela nafas berat disusul mengelap seluruh kaca jendela satu persatu. Merenungi nasibnya di akhir pekan yang berujung hanya rebahan. Dan liburan yang dimilikinya hanya sekedar jalan dari ruang tamu ke toilet atau ke dapur saja. Setelah itu kembali lagi ke tempat asalnya. Begitu-begitu terus sampai Spongebob dinyatakan lulus dari sekolah mengemudinya.

Saat seperti itu, tiba-tiba Regi (adik Ardya) datang sambil membawa kanebo.

"Kak, aku bantuin ya" ujar Regi mendekat pada jendela.

"Eh, enggak usah" sahut Nanda cepat.

"Kenapa? Mumpung Kak Ardya pergi. Aku tahu kok Kakak ada janjian mau jalan. Kakak pergi aja"

"Tapi ini tugas aku, Regi. Kamu kan harus belajar buat Olimpiade" balas Nanda lagi.

Regi malah melempar senyuman ke arah Nanda, "Kak, Olimpiade itu masih lama. Lagian aku juga bosen kalau di rumah gak ada kegiatan. Jadi aku aja yang lap semua kaca, ya?"

Nanda berpikir sebentar. Kalau Nanda tidak bilang pada Ardya, mungkin Ardya juga tidak akan marah padanya. Lagipula, Ardya pergi ke basecamp bersama Ajof dkk. Yang pasti kemungkin lainnya, Ardya tidak dapat bertemu dengan Nanda. Ardya terlalu sibuk dengan hobinya di jalanan.

Ardya memang anak jalanan. Anak geng motor. Hobi dia cukup dibilang mahal oleh anak muda zaman sekarang. Karena tempat ia menyalurkan kegiatan hobi dan bakatnya adalah di sirkuit (Arena balapan). Jadi, tidak mungkin Ardya tahu Nanda akan pergi nantinya. Secara jarak sirkuit sangat jauh dari kota.

Dan lagipula, kalaupun Ardya tahu, Nanda sama sekali tidak perduli. Toh, Nanda juga butuh hiburan dan butuh jalan-jalan untuk kali ini. Memangnya, hanya dia saja yang boleh keluar rumah dan mengelilingi jalanan kota Subang?

Nanda kembali menatap Regi, "Bener enggak pa-pa?" tanya Nanda masih agak ragu.

Regi mengangguk sembari tersenyum tanda mengiyakan dengan pasti.

"Makasih kalau gitu" Nanda bernafas lega sekarang. "Kalau ada apa-apa, nanti telepon aku ya"

"Siap Kak Nanda!" Regi menempelkan tangan di kepala tanda hormat, "Tapi, jangan lupa sama oleh-olehnya ya?" kata Regi disusul terkekeh ringan.

"Iya. Tenang. Nanti aku bawain kue cubit deh buat kamu. Aku pergi dulu"

Nanda pamit. Cewek itu segera berlari menuju pintu dan keluar gerbang. Ia juga secepat mungkin menghentikan angkot yang lewat di depan rumah Ardya.

Tak butuh waktu berjam-jam, lima belas menit Nanda sudah sampai dan langsung masuk ke bioskop setelah janjian dengan Arif sebelumnya. Ia juga begitu senang karena membeli popcorn, arumanis, serta ditraktir kaos couple seperti orang yang sedang pacaran. Bahkan, saat Nanda berjalan dengan Arif bersisian, tak jarang ada orang-orang mengira mereka adalah pasangan serasi yang dianugerahi wajah nan mirip, padahal orang-orang itu tidak tahu kalau dua pasangan yang lewat dihadapan mereka hanyalah Kakak beradik.

HALU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang