7| PLESTER CINTA

335 32 0
                                    

Jangan lupa Vote, Comment, Follow & Share...
Jejak Readers sangat penting untuk membangun semangat Autor🤗

________________________________________

Hingga menetesnya pilu,
ku tetap menunggu dengan sebuah harap,
Semoga penantian ini tak akan sia-sia

~Pengagum Rahasia

________________________________________

Subang, 29 Agustus 2018

Nanda adalah gadis yang tidak suka akan keramaian, itu sebabnya gadis itu memilih berjalan sendirian dan bahkan ketika kabut pagi pun masih lumayan menebal. Nanda berjalan di tepi jalan atau lebih tepatnya di atas trotoar yang akan mengantarkannya menuju ke sekolah.

Ia melirik jalanan kota yang masih sepi dan hanya satu atau dua kendaraan yang berlalu lalang. Sesekali Nanda berhenti sejenak, memfokuskan tatapannya pada satu titik yang sering ia lewati sebelum berangkat ke sekolah.

Sang satpam sekolah menengah masih belum berdiri ditengah jalan. Oh ya, biasanya bapak berompi hijau muda itu sering berdiri ditengah-tengah jalan raya untuk bertugas menyebrangkan siswa-siswi disekitarnya, ditemani oleh peluit dan juga topi biru tua.

Nanda tersenyum simpul mengingatnya. Sangat disayangkan pagi ini pria itu tidak bisa ia lihat karena berangkat terlalu pagi. Biasanya Nanda juga akan menyapa atau sekedar memberikan senyuman tipis dari pinggir jalan saat berpapasan.

Cuaca pagi ini juga terasa sangat cerah. Sang fajar di timur yang menembus celah-celah dedaunan pohon yang diiringi dengan jatuhnya sayap-sayap burung yang patah, seolah-seolah mengiringi langkah Nanda menuju gerbang sekolah. Orang awam sering menyebutnya NESAS.

Nanda lagi-lagi berdiri sejenak sebelum berniat memasuki area yang lebih pantas disebut istana kala itu, karena setiap murid yang memasukinya akan disuguhi pemandangan aneh oleh beberapa OSIS yang berdiri layaknya pengawal kerajaan dimana-mana.

Dari mulai gerbang, halaman masjid, parkiran dan bahkan kantin. Mereka selalu bergentayangan layaknya roh hantu yang ditemui diberbagai tempat. Bedanya, mungkin hanya satu. Mereka masih menampakkan kakinya di atas tanah. Itu saja pendapat Nanda mengenai OSIS di NESAS.

Oh, ayolah ini bukan waktunya membicarakan OSIS. Nanda harus segera masuk sebelum OSIS berdiri di gerbang, siap menilang layaknya polisi lalu lintas.

Kenapa Nanda se-khawatir ini?

Perlu kalian ketahui, hari ini gadis itu berani memakai kaos kaki pendek semata kaki karena kebetulan kaos kaki yang berlogo NESAS masih berdiri ditali jemuran.

Alasan Nanda ingin berangkat pagi dan tidak tepat dengan jadwal berangkat Reyhan yang sudah ia alarm-kan, adalah menghindari dari teguran OSIS. Bukan apa-apa tapi teguran itu akan berujung pada catatan harian di ruang BP. Menyiratkan nama Ananda Prasista sebagai pelanggar peraturan hari ini. Dan Nanda bukan tipe-tipe murid pelanggar aturan yang sok-sokan jadi badgirl dan cari perhatian sana-sini. Bukan tipe dia sekali. Iyups!

Nanda berjalan terus menuju gerbang dari arah barat. Hingga akhirnya ia tersentak kaget begitu melihat sosok tegap berjalan dari arah timur. Tepat ketika Nanda sudah di depan gerbang.

Kak, Reyhan?

Benarkah itu dia atau aku yang bermimpi?

Mengapa se-kebetulan ini?

Tak mau berlama-lama, gadis itu langsung ambil kesempatan ini untuk bisa berangkat dengan cowok itu meski hanya sebatas gerbang ke dalam sekolah. Yang terpenting Nanda sempat merasakan jalan beriringan dengan pujaan hatinya. Dan hal itu bagi Nanda sangat jarang sekali terjadi.

HALU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang