10.1

120 13 0
                                    

Hari begitu singkat, sera kembali sekolah. Ujian kenaikan kelas juga sudah berlalu. Hidup sera juga masih sama saja. Terkadang bertengkar lagi dengan nana karena masalah sepele.

Semakin hari, nana semakin dramatis. Sera memang mengabaikan segala kelakuannya. Tapi ada beberapa tindakan nana yang membuat sera tak bisa tinggal diam. Dua kali sera mendapat skors. Tidak boleh datang ke sekolah 2 hari, dan membersihkan perpustakaan. Hal yang tak pernah terbayang di kehidupan sera yang normal.

Hal lain yang tak terbayang dikehidupan sera lainnya itu adalah. Nilai anjlok, sampai berwarna merah.

Awalnya damai, orang tuanya tidak protes karena sibuk dengan pekerjaan dan tidak tahu sera sudah di bagi rapot. Tapi sera tidak bernafas lega. Dia menyiapkan mental agar saat di ceramahi nanti, tidak pingsan karena menahan emosi.

Lalu, hari itu tiba. Orang tua sera yang pulang tanpa pemberitahuan datang dengan wajah marah. Ayahnya membentaknya dengan keras. Ibunya berusaha menenangkan ayahnya, namun gagal. Hal dramatis yang datang hanya karena angka di atas kertas.

Sera hanya mendengarkan lewat telinga kanan, dan keluar lewat telinga kiri. Otaknya tak sanggup menyerap ocehan ayahnya yang sudah mirip rapper profesional.

"Kamu ngapain aja hah?!" Bentaknya. "Kamu di sekolah ngapain aja hah?!"

"Belajar lah, ngapain lagi."

"Terus kenapa bisa kayak gini hah?!!" Nadanya meninggi. "Kenapa bisa anjlok gini hah?!"

Orang tuanya tidak tahu sera bermasalah disekolahnya. Saat dia di skors, dan orang tuanya sedang dirumah pun dia tetap berangkat memakai seragam seperti biasa. Namun, dia belok dan diam di suatu tempat. Udah kayak anak yang hobi bolos.

"Emang kenapa? Yang penting sera naik kelas kan?"

"Mulai ngelunjak ya kamu! Dibaikin terus jadinya gini nih!"

Ibu sera menahan ayahnya. "Pah udah, jangan kasar gini."

"Gara-gara kamu manjain dia, makanya dia kayak gini!"

"Emang kenapa? Cuma gara-gara angka yang ada di kertas ini, papah jadi nyalahin orang?" Balas sera.

"Apa?"

"Papah sama mama gatau apa yang sera alamin disekolah, papah sama mama gatau kehidupan sera kayak gimana." Mata sera mulai memerah. "Papah sama mama malah sibuk cari uang! Kalian gapernah sibuk sama anaknya sendiri." Katanya. "Sera bahkan hampir lupa sama suara kalian, dan sekarang apa? Kalian baru ngajak ngobrol lagi setelah dapet nilai kayak gini?"

"Sera! Kamu—"

"Wah, aku harus sering-sering dapet angka merah." Ujarnya.

Seketika rumah pun hening.

"Mulai besok, bakal ada supir dan pembatu disini." Sahut papa sera. "Mereka bakal bantu kamu selama papa sama mama kerja."

"Cih."

Sera pun segera pergi ke kamarnya, dan mengunci diri.

Selama beberapa saat, dia menangis. Anatara menyesal telah membentak orang tuanya, dan kesal dengan perlakuan orang tuanya.

Yang sera inginkan hanyalah waktu. Waktu bersama orang tuanya, entah itu hanya berkumpul tanpa ada yang berbicara, atau sekedar sapaan hangat setiap pagi.

Tring!

Kak seungyoun
|sera

Suatu rencana terlintas di kepala sera saat melihat pesan dari seungyoun.

.
.

Tbc

[✔] HELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang