9.3

101 13 0
                                    

Votementnya jangan lupa~~

"Gue kesini tadinya mau ngajak baku hantam, malah jadi ngegrebek kalian." Sambungnya. "Kalo gasuka sama gue, ngomong aja kali, gausah ngirim orang buat ngawasin gue, gausah bikin gosip tentang gue juga.. baku hantam aja biar cepet."

Nana terdiam. "Lo.. ga akan ngelakuin sesuatu ke gue kan?"

"Tadinya gue mau ganti genre story ini jadi thriller, tapi gajadi. Kasian authornya ngerevisi terus." Katanya. "Ternyata selama ini lo masih dendam sama gue sampe nyuruh orang buat ngawasin gue dari deket." Lanjutnya.

"Gara-gara lo, hidup gue hancur, gue ga keterima di univ manapun dan diusir dari rumah."

"Bukannya itu salah lo sendiri ya? Lo yang bikin masalah, dan lo yang kena imbasnya."

"Andaikan lo ga ngehalangin gue, pasti ini gabakal kejadian."

"Apasih, cuma gara-gara ego lu, masalahnya jadi ribet gini." Ketus sera. "Se-dendam apa sih, lo ke gue?"

"Dendam banget sampe gabisa dilupain seumur hidup."

"Gini, sekarang lo masih tetep suka pak seungyoun? Walaupun kenyataannya dia pacar gue?"

"Masih."

"Dan lo benci gue?"

"Iya."

"Lempeng banget." Bisik minhee.

"Lo masih mau ketemu dia?"

Nana mengangguk. "Mau."

"Trus cowok lu?" Sera menujuk jisung. "Dia cowok lu kan?"

"Dia temen gue." Jawab nana tegas. "Dari sekolah baru gue."

Trio bebek memicingkan matanya. "Kok bisa ke rumah gini?" Pikirnya.

"Ah.." Sera langsung mengiyakan. "Lo bisa ketemu dia sekali."

Tentu saja nana kegirangan. Dengan cepat dia meminta untuk bertemu sekarang.

Mereka akhirnya bertemu. Tentunya didampingi sera. Mereka mengobrol, bertanya kabar, sedikit bercerita juga. Tentunya tidak menceritakan tentang kelakuan nana yang nyebarin gosip di sosmed.

Mungkin seungyoun tau, dan pura-pura tidak tahu. Dia tampak biasa saja menanggapi nana seolah muridnya sendiri. Emang muridnya juga kan?

Setelah banyak berbicara, akhirnya mereka pun berpisah. Seungyoun pamit duluan, dan nana menunggunya sampai benar-benar pergi. Pertemuan yang singkat memang, tapi itu cukup membuatnya berdebar-debar.

Nana pun meninggalkan cafe, berjalan dengan langkah yang begitu berat. Seolah ada yang menarik kakinya untuk berbalik arah, dan mengejar seungyoun.

Lalu rintik hujan pun turun, perlahan membasahi wajah nana yang tak terhalang apapun. Dia memberhentikan langkahnya, lalu berjongkok. Dia menangis, memikirkan hidupnya yang menyedihkan hanya karena seorang laki-laki yang jelas hanya menganggapnya sebagai murid. Perlahan, tubuhnya pun menjadi basah.

Namun, seseorang berdiri di depannya. Memayunginya sambil menatapnya. Sontak nana menatap orang yang berdiri di depannya itu.

"Ngapain diem disitu?" Tanyanya.

Tangisnya semakin menjadi-jadi, dia memukul kaki orang tersebut sambil memakinya. Sontak orang tersebut ikut berjongkok didepannya.

"E-eh kenapa?"

"Jisuunggg.. hiks.. kenapa aku menyedihkan banget.."

Jisung pun memeluknya, dan nana menangis sekencang-kencangnya.

Ehhh malah hujan-hujanan -author.

.
.

Tbc

[✔] HELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang