9.2

132 17 0
                                    

Papa sera marah. Bukan marah sih, lebih tepatnya pundung, alias merajuk. Dia ga ngomong seharian ini. Sampe istrinya aja dicuekin.

Karena dapet cuti liburan, jadi papanya ga berangkat kerja kek biasanya. Alhasil dia diem dirumah seharian. Rencananya mau ngajakin liburan, tapi kan lagi marahan. Dasar.

Papanya emang tegas, dan ngeselin banget kalo soal nilai. Tapi kalo ada libur panjang, suka ngajakin liburan sekeluarga.

Karena cuma diem dirumah, papanya berkeliaran di dalem rumah. Bolak balik ke dapur, kamar, ruang tengah, halaman belakang, halaman depan, ya gitu deh. Kalo ketemu sera langsung menghindar, kek sera pas berantem sama kiming. Ayah sama anak, ga beda jauh emang.

"Pah, jangan pundungan gitu ah." Sahut mamanya sambil menaruh kopi di atas meja.

"Pundungan gimana?"

"Gausah sok ngehindarin anak sendiri gitu ah."

"Papa ga ngehindarin kok."

"Anaknya baru turun, papanya balik lagi ke kamar."

"Ada yang ketinggalan soalnya."

"Gausah ngeles deh pah, baikan gih sama sera."

"Papah ga marahan kok sama sera."

"Kalo ga marahan, yaudah sekarang samperin anaknya."

"Nanti aja."

"Gausah nanti-nanti." Mamanya pun mengambil koran yang sedang dibacanya. "Mumpung seranya lagi dirumah."

"Ish."

Bukannya nyamperin sera, papanya malah ngurung diri di kamar.

"Mah, sera mau keluar dulu." Panggil sera.

"Mau kemana?"

"Mau ke bromo."

"Malah iklan."

"Ngeheheheh, mau muter-muter aja gabut sambil sesepedahan."

"Yaudah, jangan lama-lama."

"Sip."

Mamanya pun masuk ke kamarnya. Menghampiri sang suami.

"Sera nya keluar tuh."

"Keluar?"

Papanya segera pergi ke halaman depan, melihat sera yang keluar dengan sepedanya.

.
.

Tbc

[✔] HELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang