- Siapa Dia? -
Anak kecil itu tersenyum kecut, lalu menghela napas pelan. Ia duduk sendirian di bawah pohon dekat mansion-nya. Menikmati udara di malam hari yang bagi orang lain sangat menusuk ke dalam kulit. Namun tidak bagi anak itu.
"Aku harus bagaimana?" lirihnya pelan. Semuanya terasa begitu sulit untuk anak seusianya. Cairan bening dari pelupuk mata amethyst terjatuh, bagian dalam dirinya merasakan hampa.
"Hinata–sama, ini sudah malam. Tidak baik udara malam untuk kesehatan, apalagi duduk di bawah pohon.." suara seorang laki-laki sukses mengagetkan anak itu
Namanya adalah Hyuga Hinata, seorang anak kecil yang pendiam dan pemalu. Hinata kecil tersenyum saat mengetahui siapa pemilik suara yang telah menasehatinya, "Ne, arigatou gozaimasu.. Demo, aku masih ingin di sini sebentar lagi."
Laki-laki itu menghela napas panjang, "Wakatta. Baiklah, kalau begitu saya permisi terlebih dahulu."
Laki-laki itu ber-ojigi dan pergi meninggalkan Hinata kecil. Anak itu bersyukur masih memiliki orang yang begitu peduli kepadanya, setidaknya laki-laki itu tadi.
*
Hinata kecil berjalan sambil menunduk hingga dia tidak sadar jika dia menabrak seseorang. DUK!
"Aaa, s-sumimasen.." Hinata kecil meminta maaf sambil ber-ojigi, lalu mendongak. Ternyata orang yang dia tabrak adalah seorang anak laki-laki yang seusia dengannya. Anak laki-laki itu menatap Hinata kecil secara intens. Hal itu membuat Hinata kecil malu. Anak itu mendekatkan wajahnya dengan wajah Hinata kecil, sehingga secara tidak sadar tubuhnya menjauhkan diri.
"Amethyst." ucapnya dengan mata yang tidak berkedip.
"N-Nani? Ma-Maksudnya?" Hinata kecil tidak tahu arti dari perkataan anak laki-laki itu. Anak itu memundurkan wajahnya seraya berkata, "Kedua matamu."
Hinata kecil menggeleng pelan. "Aku tidak paham.."
"Ya sudah. Aku pergi dulu, sampai jumpa..!" kata anak laki-laki itu melambaikan tangan kanan.
"Hinata–sama..!" panggil seorang laki-laki yang menasehati Hinata kecil semalam, dia berlari menghampirinya.
"Anda hah.. hah.. saya cari kemana-mana ternyata di sini.." lanjutnya sambil ngos-ngosan. Hinata kecil meminta maaf dan kemudian menanyakan pertanyaan sambil menunjuk anak laki-laki tadi yang kini sedang berjalan cukup jauh. "Mmm... apa Ko-niisan tahu, siapa anak laki-laki itu?"
"Oh anak itu, namanya Uchiha Sasuke.." jawab laki-laki yang bernama Ko.
"Uh, Niisan juga tahu klan dari anak itu?"
"Iya. Tidak hanya saya, tapi juga Hiashi–sama dan para tetua yang mengenal beberapa anggota klan Uchiha."
"Uchiha Sasuke." gumam Hinata kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari anak bernama Sasuke yang kini berjalan semakin menjauh dan mengecil.
"Apakah ada sesuatu, Hinata–sama?"
Hinata kecil tersenyum, "Tidak ada apa-apa. Apakah Niisan mau pergi ke makam kaasan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What If : Akatsuki adalah Hidupku
Fanfiction[BOOK I] [SasuHina] [Canon] Semua sudah digariskan kepadaku dan aku sudah ditetapkan seperti ini. Yang perlu ku lakukan hanyalah mengikuti alurnya. Aku tidak keberatan selama berada di dalam lingkaran yang penuh akan hitam putih, karena siapapun tah...