"Dek ngapain disini?"
Pemuda yang sedang mengotak atik hp dipinggir jalan dengan wajah panik itu seketika mendongak mendengar suara serak basah dari depan.
"Hng? Apa?" tanyanya agak tersentak melihat seorang pemuda dengan seragam sma menaiki motorhitam yang sama sekali tak ia kenal.
"Kamu, kok disini? Ga sekolah emang?" Tanya pemuda dengan motor mendekat membuatnya mengerjap dan menahan diri tak mundur mendengar nada sok akrab itu.
"Aa ini mau sekolah," jawabnya singkat tak ingin melanjut. Mengutak hp lagi kali ini makin panik mengangkat telpon berkali-kali seperti mencoba menghubungi orang.
Pemuda dengan motor biru jadi bingung melihatnya. Kini menggerakan motornya kepinggir memarkirkannya tak jauh lalu tertarik mendekati pemuda panik tadi.
"Jeno," ucap pemuda motor tadi tiba-tiba mengulurkan tangan.
Jaemin melirik sedikit merasa terganggu. Apaan sih cowok ini. Mereka kan tak saling kenal. Walau kemudian menjawab. "Jaemin," jawabnya singkat tanpa repot menjabat ataupun menoleh bahkan senyum saja tidak.
Membuat Jeno menarik tangan kembali jadi menciut mendengar kejudesan itu.
Galaknya,
Padahal sebenarnya diam-diam Jaemin merapatkan bibir merasa seram dengan wajah berandal cowok ini yang terpasang hansaplast kecil ditulang rahangnya.
Jeno diam saja mendudukan diri di trotoar entah kenapa ingin duduk dan diam disini menemani Jaemin,
Orang asing yang pertamanya ia temui.
Tannpa menegur lebih karena sudah menciut duluan padahal berniat menolong.
Tapi galak.
Nggak jadi,
Pemuda manis tadi masih asik menekan hp berkali kali. Mencoba menelpon lagi menipiskan bibir berharap cemas, raut wajahnya mengeruh mendengar nada panggilan tak terjawab. Ia mendecak dan menggeram frustasi.
Jeno yang melihat jadi tak tega. Ingin menolong tapi kembali urung mengingat judesnya pemuda ini.
Jaemin mendecak. Menarik rambut kecil benar-benar frustasi. Kini melirik kanan melihat masih ada pemuda tadi duduk dibawah. Jamin menggeleng. Jangan, jangan, belum kenal jangan langsung minta tolong. Batinnya merasa gengsi.
Tapi kalo nggak minta tolong gabisa pulaaang.
Jaemin menghembuskan nafas memberanikan diri menunduk menatap Jeno yang ikut menoleh membalas tatapan.
Jaemin menggigit bibir. "Eng...Jeno????" gumam Jaemin sangat pelan tapi Jeno yang tak jauh tentu mendengar. Walau samar-samar.
Jeno sebenarnya terkejut dipanggil tiba-tiba seperti ini. "Apa?" Sahutnya agak mendongak mencoba mendengarkan.
Jaemin sempat terkaget sedetik kemudian menguasai diri. Ia perlahan ikut duduk lalu mendekat membuat keduanya hampir tak ada jarak kini. Melirik sekitar entah untuk apa sebelum berdehem pelan menenangkan diri.
"Tolongin gue dong Jenn,,,," kata Jaemin memelas tanpa sadar menjurus merengek membuat dirinya sendiri terkejut tapi tetap memberanikan melanjut. "Gue gatau jalan," lanjut Jaemin meringis kecil.
Jeno yang tadi diam memperhatikan kini beneran terkejut tak menyangka saat tiba-tiba pemuda didepannya mendekat lalu merengek minta ditolong. Apalagi meringis kecil kikuk menjadikannya terlihat lebih lucu dan bersahabat daripada tadi. Bahkan Jeno tak sadar melebarkan mata, jadi berbinar begitu saja.
Jaemin berdehem menegur membuat Jeno berkedip kemudian menunduk tertawa sendiri. Menertawakan dirinya yang m sempat bengong.
Jaemin merasa malu saat pemuda disampingnya malah jadi tersenyum lebar dan malah mengira cowok itu menertawakannya.
"Ayo," kata Jeno ringan sambil beranjak ke dekat motor. Bener kan cowok ini nyasar.
Jaemin yang harap cemas sempat tertegun. Merasa sangat lega sekarang. Raut wajahnya merekah. Dalam hati menahan diri agar tak
meledak mengeluarkan teriakan gembira. Jaemin mengulum bibir menahan ungkapan dimulut. Kini berjalan mengikuti Jeno naik ke motornya sendiri yang di samping motor Jeno.Keduanya pergi begitu saja dengan Jaemin mengekor Jeno naik motor masing-masing.
•••••
📍sorry, please?
Maaf buat gak konsisten soal cerita ini
Introduce you,
Main cast.....
Lee Jeno
Na Jaemin
Jadi, ini pertama kalinya aku bikin fanfict jadi maapin kalau penulisannya jelek. Semoga sukaa.
Oh iya, ini au.
KAMU SEDANG MEMBACA
stranger
FanfictionJeno si penguasa sekolah. Jabatannya Ketos tapi rokok tetap jalan. Kata orang berandal tapi kata temannya Jeno cuma mencoba nakal. Jaemin itu pindah cuma berniat sekolah. Kalau bukan jadi siswa yang berprestasi dia mau jadi cowok biasa saja. Tapi be...