Chapter 2

30 6 5
                                    

Tak ada salahnya berusaha
Tak ada salahnya mencoba
Karena kita tak tahu hasilnya nanti
Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali
.
.
.
.

Pagi hari yang cerah berawan. Seperti biasa Elliot dan Aksel pergi bekerja. Pagi ini angin dingin sekali dan kencang, angin ini menyapu daun-daun yang berguguran di tepi jalan. Elliot dan Aksel kenal saat mereka menjadi bagian dari militer. Mereka juga bagian lulusan terbaik di akademi militer hingga menjadi anggota yang selalu mendapatkan pujian dan prestasi.

Langkah kakinya bergerak dengan santai dan sambil melihat pemandangan pagi yang berawan dan guguran daun kering. Aksel memberhentikan langkah Elliot yang berjalan sambil mengoceh tak hentinya. Aksel berencana untuk mengajak Elliot dan beberapa rekan mereka untuk berdiskusi mengenai kasus ini. Elliot menyetujui dan mereka membuat janji untuk berdiskusi di rumah Aksel.

"Temui gua jam 4 sore di rumah gua!" Ujar Aksel sambil berjalan.
"Ok! Nanti gua bilang Sora, Ace dan Emery." Sahut Elliot.

-------***---------
Jam 4 PM sore hari...

Aksel memainkan ponselnya. Bolak balik ia mengecek pesan, karena ia takut jika teman-temannya tak jadi datang untuk berdiskusi. Ia pun menunggu sambil menyeruput secangkir kopi susu hangat yang terletak di atas meja. Ia juga menuliskan beberapa hal penting yang ia akan bahas bersama temannya nanti. Menurutnya ini misi penting sekali dan tidak ada boleh diketahui oleh siapapun.

Setengah jam menunggu akhirnya teman-temannya tiba di kediaman keluarga Zachery tersebut. Mereka memasuki gerbang kemudian berjalan untuk mencari ruang tamu di rumah tersebut. Elliot, Emery, Sora dan Ace adalah sahabat seperjuangan saat sekolah hingga lulus menjadi anggota militer. Mereka bersahabat sejak lama dan sudah menganggap keluarga sendiri. Mereka pun bagian dari keluarga korban kasus ini.

"Hallo, selamat sore kita sudah tiba!" Ucap Emery yang seperti biasanya ia sangat ceria.
"Hey, silahkan masuk dan duduklah disini." Aksel mempersilahkan tamunya.

Mereka pun tanpa basa basi langsung membicarakan maksud dari Aksel memanggil sahabat-sahabatnya untuk berunding membuat keputusan. Banyak sekali perdebatan di dalam diskusi tersebut. Mereka hanya berlima tapi ributnya bisa sampai 10 orang lebih. Apalagi Emery dengan Sora sering sekali adu mulut, tetapi bukan karena berkelahi.

"Jadi, ada 1 kabar yang ingin gua sampaikan, jika kita ingin melakukan misi ini, maka harus keluar dari militer. Sebab ditakutkan mengganggu kefokusan dan kita akan dituduh yang bukan-bukan. Jadi, gua sudah mengundurkan diri, karena gua mau fokus dengan misi ini dan juga perusahaan keluarga Zachery karena gua pewaris." Jelas Aksel dengan serius.
"Ok, tapi tidak mungkin kita keluar bersama." Kata Ace.
"Keluarnya perlahan saja. Gua yakin sekali kita bisa melakukannya!" Seru Aksel.
"Benar, lagipula kita bukan militer sungguhan, kita hanya siswa berprestasi saat wajib militer yang disuruh membantu saja mengurusi kantor." Tambah Elliot.
"Setuju!" Seru Emery.

Aksel dan kawan-kawannya tak menyadari jika Kent berada di balik pintu. Ia mendengar semua percakapan kakak dan teman-temannya yang sedang melakukan diskusi misi rahasia. Hati kecilnya ingin sekali untuk berkata jika ia ingin ikut bergabung, tetapi ia takut di tolak dan dimarahi oleh kakaknya. Ia hanya bisa terdiam dan termenung. Tiba-tiba Emery dengan reflek melemparkan pisau yang sering ia bawa, pisau tersebut bukan bermaksud untuk melukai, tapi ia gunakan untuk berjaga-jaga.

Semua terkejut, karena Emery melemparkan pisaunya. Pertanda bahwa di balik pintu kayu tersebut ada orang. Aksel dan kawan-kawannya tahu betapa pekanya dirinya. Ia akan tahu jika ada yang sedang menguntit di belakangnya, dan saat itu juga ia melemparkan pisaunya sebagai pertanda bahwa ada orang disitu.

The Dark Mission [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang