The Dark Mission [ONGOING]

Chapter 21

Elam memasuki lorong-lorong rumah tersebut yang nampak gelap dan kotor. Di lorong tersebut banyak bilik yang terkunci. Kaki jenjangnya melangkah cepat untuk mencapai ke ruangan Andrew. Pandangannya berkeliling ke setiap sudut rumah itu karena mencari keberadaan anggota lainnya yang sudah masuk lebih dulu.

Lorong itu sangat kotor. Banyak sarang laba-laba di sudut-sudut tempat tersebut. Sayup-sayup terdengar suara jeritan yang mengaduh dan meminta ampun. Jeritan tersebut masuk ke dalam pendengaran Elam dan membuat dirinya semakin khawatir atas keselamatan anggota lainnya.

Anggota yang sudah masuk yaitu Zeshan dan Bryan serta sepertinya Aydin dan Beryl juga sudah masuk. Itulah perkiraan dari Elam. Di rumah tempat markas Andrew banyak sekali lorong dan tempatnya yang luas. Elam kebingungan untuk mencari jalan menuju keberadaan Hava. Sepertinya rumah ini memang dirancang banyak kamar karena Andrew banyak menyekap orang-orang di rumah ini.

-----***-----
Beberapa saat sebelumnya di tim 5

Adel dan Zydan tengah bersembunyi dibalik semak-semak besar. Mereka tengah memantau pergerakan untuk menjadi bahan menyusun straregi dia. Zydan tengah fokus nemantau menggunakan teropong hitam. Kedua tangannya memegang kedua tabung teropong tersebut dan mengatur kefokusannya. Sedangkan Adel tengah mengecek kesediaan senjata agar siap untuk dipakai. Dia mengisi senapannya dengan peluru-peluru yang dibekalkan padanya. Dia juga menyiapkan bom asap beracun, pisau, dan pistol untuk persiapan.

Zydan memerintahkan Adel untuk mengecek denah rumah tempat markas Andrew tersebut. Denah yang sudah dikirim lewat smarthwatch para agen memudahkan mereka mengeceknya. Memang selama misi ini, mereka tak aktif memakai ponsel pribadi. Sebab bisa saja terlacak lokasi mereka. Maka dari itu Ace mendesain smartwatch buatannya agar tak terlacak oleh orang lain dan hanya terlacak oleh timnya agar memudahkan anggota markas alias tim Aksel melacak dan keberadaan mereka.

Jari telunjuk Adel mengaktifkan smartwatch dengan hanya menyentuh layarnya. Muncullah layarnya yang berwarna biru kehijauan. Di menyentuh menu dan langsung membuka file, setelah itu dia memilih file dengan tulisan "Andrew's Headquarters". Tak lama muncullah denah di layar smartwatch tersebut, setelah itu Adel memilih untuk dijadikan hologram.

"Zydan, gua sudah ketemu." ucap Adel memberitahu Zydan bahwa ia sudah menemukan celah agar bisa masuk.

"Ok bersiaplah! Nanti gua bakal menembakkan peluru dari sini dan lu harus menuju ke celah tersebut secara sembunyi. Saat lu sampai disana, lancarkanlah anak panah lu!" balas Zydan menjelaskan rencananya.

Adel berjalan mengendap-endap di balik semak-semak yang tumbuh banyak. Timnya diuntungkan karena lokasinya yang mudah untuk bersembunyi. Adel harus pelan-pelan berjalan dan terakhir ia harus lompat melewati pagar tinggi yang di balut oleh tanaman merambat. Dia harus cepat sampai untuk menyusul teman lainnya yang sudah sampai juga.

Gadis bertubuh bongsor alias tinggi besar itu sudah sampai di dekat pagar besi itu. Dia mulai menyiapkan pistolnya dengan mengisinya peluru yang berada di dalam ransel hitamnya. Beberapa senjata tajam dan peluru ia simpan di pocket kecil di samping kanannya, sedangkan pistol ia simpan di samping kirinya yang terdapat pocket pistol kecil menggantung di sisi kiri celananya. Adel langsung menutup ransel itu dan ia langsung membawanya kembali, dia juga tak lupa memasangkan dua sabuk ransel tersebut di badannya. Sabuk pertama berada di pertengahan yang melingkasi perut atasnya, sedangkan sabuk kedua berada di akhir yang melingkasi pinggulnya.

"Zydan! Sudah siap nih!" lapor Adel pada Zydan lewat Airpods.

"Siap!"

Baru hitungan detik, Zydan sudah melancarkan aksinya. Dia menembakkan peluru dari senapannya bertubi-tubi sambil bertiarap di balik semak-semak. Brutal! Ya gitulah gambaran tembakannya Zydan. Adel langsung mengambil teropongnya dan melihat dari balik semak. Dia memantau apa yang terjadi pada kedua penjaga tersebut.