Chapter 8

8 3 0
                                    

Langit masih gelap kelabu. Angin dingin pun masih semilir ringan menerpa apa saja yang berada di depannya. Aksel dan sahabat-sahabatnya sudah bangun dari tidur lelapnya. Mereka langsung mempersiapkan keperluan para agen yang akan mereka kirim yang dari seminggu lalu sudah disiapkan. Aksel menyiapkan persenjataan, karena ia punya banyak kenalan yang menjual berbagai jenis senjata. Ace sudah menyiapkan chip yang sudah terpasang di earphone dan jam tangannya buatan sendiri agar bisa melacak keberadaan agen jika terjadi sesuatu yang gawat. Emery pun menyiapkan beberapa alat medis untuk keperluan nanti. P3K yang isinya terdapat obat-obatan, perban, dan lain-lainnya. Sora juga menyumbangkan alat-alat kebutuhan forensik.

Emery sudah berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. Ia memasakan nasi goreng dengan tambahan seafood. Ace mencatat apa saja yang harus dilakukan untuk disampaikan kepada para agen. Sora dan Elliot saling membantu untuk menyiapkan perlengkapan. Sedangkan Aksel, ia berusaha membangunkan para murid-muridnya tersebut. Ia menggebrak-gebrak anak-anak muda tersebut dan satu-persatu mereka terbangun dari tidur lelapnya.

"Aduh... Malas bangunin si Elam. Susah!" Ucap Aksel kesal.
"Suruh si Adel, kak! Kalau dia yang bangunkan pasti bangun deh." Jawab Beryl.
"Adellll!!!!!" Teriak Aksel memanggil Adel yang sudah berada di dapur.

Adel yang mendengarnya dari dapur langsung beranjak menuju sumber suara. Padahal Adel sudah siap-siap ingin sarapan dan mandi untuk berangkat menjalani misi. Adel berjalan sambil mengingat apakah dirinya membuat salah baru saja. Seingatnya dia tak melakukan hal yang buruk.

"Ada apa, kak Aksel?" Tanya Adel yang kebingungan.
"Bangunin pacarmu nih!" Jawab Aksel dan langsung pergi meninggalkan Adel dan Elam di ruang keluarga.
"Eh..eh.. Kak saya bukan pacarnya." Ucap Adel yang kebingungan.
"Sudah bangunkan saja!" Teriak Aksel dari jauh.

'Dasar, jones! Menyuruh terus, padahalkan aku sama Elam enggak ada apa-apa.' Batin Adel yang sangat kesal.

Adel langsung membangunkan Elam yang masih berselimut dan nyenyak dalam tidurnya. Adel geram karena si tukang tidur ini tak bangun-bangun. Akhirnya Adel mengambil segelas air yang terdapat di meja, kemudian ia menyipratkan air itu tepat di wajah Elam. Alhasil Elam pun terbangun.

"Bangun! Eh, bangun!" Perintah Adel.
"Iya, ini sudah bangun. Ada apa sih, Del?" Tanya Elam sambil mengusap wajahnya.
"Bangun! Sebentar lagi berangkat misi." Ucap Adel yang kemudian meninggalkan Elam.

-----***------
5 Am Pagi di ruang tamu rumah Kent.

"Baik, sekarang kalian akan pergi. Pesan saya hati-hati disana! Jangan malas! Fokus misi! Selalu kabarkan apapun kejadian yang berkaitan pada misi!" Pinta Sora.
"Saya akan berikan earphone dan jam tangan, oh ya laptop perwakilan tim sudah saya berikan beberapa sistem untuk memudahkan melakukan misi ini." Ucap Ace.

Anak-anak muda tersebut pergi mengendarai mobil milik keluarga Kent dan Aireen. Mereka akan menuju bandara untuk terbang ke kota masing-masing tujuan. Aksel yang sudah memfasilitasi semua surat-surat keperluan untuk pergi pun selesai dari kemarin. Semangat membara sudah membakar jiwa anak muda tersebut. Selama perjalanan menuju bandara mereka tak henti-henti untuk berdoa. Di bandara tersebut sudah ada Aksel dan Elliot yang menunggu untuk melepas para muridnya itu.

Hanya 20 menit perjalanan, mereka pun tiba di depan bandara. Mereka langsung turun dari mobil dan masuk. Kemudian mereka mencari Aksel dan Elliot, untuk berpamitan. Tenyata yang berangkat dahulu adalah tim satu dan dua, karena kotanya masih sedikit berdekatan. Kemudian tim lima, disusul tim 3 dan 4 yang berangkat berikutnya.

-----***-----
Saat sudah tiba, pada malam harinya.

Tim satu yang beranggota Kent sebagai ketua, Aydin dan Aireen tiba di kota yang ia tuju. Mereka langsung mencari rumah sewa atau apartemen untuk ditempati sementara. Mereka memilih di dekat pusat kota, karena lokasinya yang strategis untuk ke beberapa wilayah lain. Akhirnya mereka menemukan rumah sewa, mereka mendapatkan rumah sewa nomor 15 di lantai tiga gedung tersebut. Memang rumahnya tak terlalu besar, di dalamnya sudah ada tempat tidur, rak buku, meja dan kursi yang sepaket, lemari, dan beberapa alat kebutuhan lainnya.

The Dark Mission [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang