Chapter 12

18 3 1
                                    

Langit gelap menyelimuti suasana. Hujan yang turun dengan derasnya. Hari ini gelap sekali, mungkin sebagai tanda kejahatan diulang kembali. Seperti biasanya, daerah dekat pelabuhan masih ramai dan dipenuhi hiruk pikuk. Sedangkan disisi sebuah rumah tua yang berada di pedalamannya, masih ramai dengan para pelanggan yang masih ingin membeli senjata. Contoh saja, Andrew. Ia diberikan titah oleh lelaki tua bengis tersebut untuk mendatangi seorang buronan yang menjual senjata ilegal ternama.

Andrew si buronan kelas kakap yang menjadi tangan kanan Tobias, yaitu sesama buronan kelas kakap. Andrew terkadang juga tak menyukai Tobias, karena sifat yang sangat bengisnya. Tobias juga sudah pernah membunuh teman dekat Andrew, karena teman dekatnya tak bisa menyelesaikan tugas yang diberikan padanya dari Tobias. Andrew menjadi asisten terpercaya bagi Tobias, ditambah karena dia juga mempunyai ambisi yang sama, yaitu kekuasaan.

Tap.
.
Tap.
.
Tap.

Langkah kaki Andrew menyusuri tempat markas para penjual senjata ilegal. Ia ingin membeli senjata yang terbaik dan senjata tersebut pernah dipakai oleh bos mereka. Dengan mimik wajah yang sangarnya, dia membuka pintu sebuah rumah. Tampak banyak pembeli dan pelayan yang sedang melakukan transaksi jual beli senjata ilegal.

Andrew langsung terduduk sambil sedikit menggebrak meja. Datanglah salah satu pelayan yang ingin melayani dirinya. Tanpa basa basi, Andrew langsung meminta sebuah senjata terbaik pada masa ini yang sudah pernah digunakan oleh bos jual beli senjata ilegal ini. Pelayan berwajah sangar tersebut menolak permintaan Andrew dengan gaya khas preman. Ia memberikan alasan bahwa senjata tersebut sudah tidak ada di tuannya.

Andrew menggebrak sekali lagi meja tersebut membuat semua orang di rumah tersebut menoleh ke arahnya. Andrew langsung meminta diantarkan menemui bosnya tersebut. Pelayan itu tak bisa menolak, karena ia mengetahui bahwa Andrew adalah anak buah dari Tobias, sesama buronan dengan bosnya, sekaligus pelanggan setia yang selalu membeli senjata disitu.

Andrew mengikuti langkah pelayan tersebut, ia memasuki sebuah ruangan yang di dalamya terdapat bos dari pelayan tersebut tengah berduduk santai menatap keluar jendela. Pelayan tersebut memberitahukan maksud kedatangan Andrew kesekian kalinya. Bosnya tersebut memberikan izin untuk memasuki ruangannya dan meminta untuk meninggalkan dirinya dan Andrew berdua saja di ruangannya. Pelayan tersebut nampak khawatir tetapi ia akhirnya mematuhi.

"Ada apa lagi, anak muda?" Tanya bos senjata tersebut.
"Tuan Tobias ingin membeli senjata terbaik yang pernah saat itu kau pakai." Jawab Andrew dengan sedikit lembut sambil duduk bersandar.
"Huft... Kenapa tumben sekali Tuan Tobias meminta senjata itu sekarang? Bukankah ia tadinya tidak menginginkan?" Tanya lelaki tua itu kembali.
"Sudahlah, tak perlu basa basi. Tugasku masih banyak, bukan hanya mengurusi senjata." Jawab Andrew dengan nada angkuhnya.
"Huft... Dasar anak muda! Begini, senjata tersebut sudah dibeli oleh seorang pemuda." Ucap lelaki tua tersebut membuat Andrew menoleh ke arahnya.
"Kurang ajar! Kenapa kau menjualnya?" Tanya Andrew menggeram.
"Aku tak tahu jika Tuan Tobias akan memintanya. Pemuda tersebut juga sudah membeli dengan harga yang tinggi." Jelas lelaki tua.
"Bajingan!" Teriak Andrew dan kemudian terdengar bunyi suara tembakan.

Para anak buah bos tersebut berdatangan sambil membawa senjata yang sudah siap kapan saja menembaki Andrew. Dengan gaya santainya, Andrew berjalan ke arah laci di dekat tubuh bos tersebut. Ia membuka dan mencari, ia mengira bahwa lelaki tua itu pasti menyimpan catatan penjualannya. Akhirnya Andrew mendapatkan, disitu tertulis nama Joe.

"Kalian ingin menembakku?" Tanya Andrew sambil menampilkan mimik wajah kejamnya.
"Ku pastikan kalian takkan bisa melakukannya. Ini! Senjata ini! Ini adalah senapan yang kecepatannya jauh lebih cepat dari punya kalian." Tambah Andrew sambil mengangkat sebuah senapan yang sudah ia bawa.
"Daripada kalian menyia-nyiakan peluru tersebut, dan kalian berdiam diri karena tuan kalian sudah tiada. Lebih baik kalian ikut dengan diriku. Menjadi bagian dari Tuan Tobias." Lanjut Andrew.
"Jika kalian tak mengikuti ucapanku, ku pastikan keberadaan kalian akan terancam. Contohnya, aku menembak kalian dahulu." Tambah Andrew.

The Dark Mission [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang