The Dark Mission [ONGOING]

Chapter 13

"Hallo! Kak Aksel!" Ucap Kent.
"Ada apa? Aksel lagi sibuk, tadi dia berangkat ke kantor sama Elliot juga. Ini ponselnya ketinggalan." Balas Ace.
"Oh, ya sudah nanti saja." Ucap kembali Kent dan akhirnya menutup panggilan.

Langkah kaki jenjangnya melebar dan semakin cepat. Tampak dari raut wajah mereka yang sudah gusar dan tak karuan. Mereka berjalan menyari ruang pertemuan, karena adanya rapat yang akan diadakan oleh para petinggi di Negara Lilium. Para perwakilan keluarga penting tergesa-gesa menghadiri rapat ini, dikarenakan baru saja dikabari 1 jam yang lalu. Zachery oleh pewarisnya yaitu Aksel Zachery. Joceline oleh pewarisnya Elliot Joceline. Aldrich oleh sang paman dari Aydin, yaitu Ben Aldrich. Fritzi oleh asisten pribadi Hava, karena dia tak dapat hadir sebagai pewaris. Sedangkan Avram dihadiri oleh ayah dari Elam Avram.

Mereka tengah menunggu di depan pintu ruangan rapat. Aksel dan Elliot sangat gugup dan khawatir. Ben dan ayah dari Elam hanya terduduk bersantai, mereka tak terlalu khawatir. Sedangkan asisten pribadi Hava, dia hanya diam saja. Dia dipilih karena keluarga Fritzi sudah tak ada lagi yang bisa dijadikan perwakilan, biasanya ditunjuk Zydan atau Hava tetapi karena mereka tak berada disini, maka sementara asisten mereka maju.

Knop pintu mulai bergerak, pertanda bahwa pintu akan dibuka dan mereka akan masuk. Perwakilan keluarga penting dipersilahkan masuk dan menduduki tempat yang sudah di siapkan. Aksel tak dapat terduduk tenang, karena ia lupa membawa ponselnya. Aksel pun menyuruh Elliot untuk mengirimkan pesan kepada Ace yang berada di kediaman Zachery untuk menggantikan dirinya dan Elliot sebagai penerima informasi dari agen.

Suasana sangat menegangkan. Rapat dimulai. Awalnya mereka membuka dengan beberapa untaian kalimat pembuka saja. Dilanjutkan dengan membahas perkembangan wilayah. Aksel menatapi satu persatu orang di rapat tersebut, kecuali lima keluarga penting. Ia melihat beberapa orang seperti tak menyukai keluarga penting ini dari gaya mereka bicara. Bibirnya berbisik pada sohib karibnya, memastikan apa dugaannya. Elliot pun menganggukkan kepalanya, karena ia paham bagaimana mengartikan mimik wajah dan nada bicara seseorang.

"Paman, disini banyak juga yang terlihat tak baik." Ucap Aksel berbisik kembali kepada paman dari Aydin.
"Betul, sebenarnya aku malas menghadiri rapat ini. Sebab tanggung jawablah membuatku kesini." Balas paman dari Aydin.

Kemudian pembahasan diganti. Seorang pria tua dengan jas yang sangat rapi berdiri, dia mengatakan bahwa kinerja kerja lima keluarga ini menurun drastis dan membuat kehidupan wilayah akan terancam. Dia dengan beraninya mengeluarkan suara lantang, berkata bahwa dia menginginkan lima keluarga ini dihapus dari sistem pemerintahan. Perwakilan kelima keluarga tersebut menjadi tercengang dengan permintaan seperti itu.

"Apa alasan anda meminta seperti itu?!" Teriak paman dari Aydin.
"Cih! Sudah jelas kalian tak berguna. Kehidupan pun menjadi merosot. Saya tahu, kasus penculikan besar-besaran ini direncanakan oleh kalian!" Balas pria tua tersebut berdecih.
"Bodoh! Mana bukti dari tuduhan tersebut?" Tanya Aksel menjadi memanas.
"Tak perlu bukti. Kalian memang merencanakan untuk menghancurkan ini kan?" Tanya balik seorang perempuan dengan nada tinggi.

"Tuan, tolong realisasikan permintaan saya!" Ucap pria tua tadi kepada para petinggi.
"Saya beri waktu terlebih dahulu untuk mengembalikan kondisi wilayah menjadi tak terlalu buruk. Jika tak terjadi peningkatan, dengan berat hati saya akan menghapus sistem ini." Jelas para petinggi.

'Keparat busuk!' Batin Aksel.

"Kalian berdua takkan mengerti, sebab kalian masih muda untuk dilimpahkan semua kekuasaan keluarga kalian. Apalagi sekarang ayah kalian berdua, pemimpin keluarga kalian tak berada disini. Bocah!" Ucap perempuan tadi dengan tidak sopan.
"Usia tak menjamin kedewasaan. Usia hanya menunjukkan seberapa lama kita hidup di dunia ini. Dewasa adalah cara berpikirnya dan tindakannya." Jawab Aksel geram.