Chapter 22

1 1 0
                                    

Tim Aksel tengah sibuk mencari keberadaan para agen lewat radar karena sinyal dari agen menjadi lemah. Terlihat Ace tengah sibuk dengan komputer canggih di depannya untuk membetulkan sistem agar bisa berjalan dengan lancar kembali. Tulisan-tulisan dan kode-kode khas pemograman muncul perlahan di tiga layar komputer.

Ace khawatir jika sinyal benar-benar hilang dan keberadaan para agen tak berada dalam radar mereka. Aksel tengah sibuk dengan komputer layar besar yang memiliki hologram berwarna hijau kebiruan. Dia sedang mengamati keadaan para agen, walaupun sinyal masih kadang terputus. Di sisi lain Elliot tengah sibuk juga menghubungi para agen lewat airpods canggih, namun sinyal masih terputus. Sora dan Emiry berada di komputer canggih tengah, mereka tengah memutar-mutar hologram berbentuk bumi. Sora dan Emiry tengah mencari jalan keluar masalah ini. Mereka mencari lokasi keberadaan markas Andrew.

"Ace, bagaimana? Sudah normal belum?" tanya Aksel.

"Belum."

"Sora, Emiry! Bagaimana sudah menemukan lokasi agar mereka masuk radar kita lagi?" tanya Aksel mengarahkam pandanganya pada Sora dan Emiry.

"Sudah. Pinta salah satu dari mereka menuju gedung 72 yang berada di barat lokasi markas itu. Gedung itu aman agar agen bisa masuk radar kita selagi sinyal buruk." jelas Sora dan Emiry.

"Ok, gua akan berusaha menghubungi salah satu dari mereka!" sahut Elliot.

"Aksel, sinyal terputus karena terganggu oleh pasukan Andrew. Mereka selalu berusaha memutuskan sinyal kita agar kehilangan keberadaan agen kita." Ace memberitahu apa yang ia temukan.

"Sialan memang si Andrew!" umpat Aksel.

Elliot sudah menemukan sinyal untuk menghubungi salah satu dari para agen. Tenyata ia terhubung oleh Dareen. Dengan tergesa-gesa karena takut sinyak terputus lagi, Elliot langsung memerintahkan Dareen untuk ke gedung 72 tanpa penolakan dan alasan apapun. Hanya ini cara untuk menyampaikan apa yang terjadi di markas Andrew itu.

Elliot langsung mengirimkan letak gps menuju gedung 72 di sebelah barat markas itu lewat smartwatch canggih yang melingkar di tangan kekar Dareen. Tanpa aba-aba, Dareen langsung pamit dengan Zya dan meluncur menuju gedung 72 segera. Demi keselamatan dirinya dan teman-temannya, karena informasi dari dan ke para agen diputus oleh para cyber suruhan Andrew.

Dareen berlari kencang terus menerus sambil sesekali melihat ke layar smarthwatch yang mengeluarkan hologram untuk melihat gps. Sebelumnya ia menyimpan senjatanya di dalam ransel hitamnya agar tak dicurigakan oleh orang-orang sekitar.

"Halo! Tes! Lapor Dareen sudah berada di gedung 72!" seru Dareen dengan napas tersengal-sengal karena berlari terus menerus dengan jarak agar jauh.

"Baik, ada informasi apa?" tanya Elliot.

"Semua berjalan lancar, para agen berhasil lolos dan sudah masuk ke dalam markas sepertinya. Sepertinya Hava tengah berada di lantai paling atas di ruangan rahasia." jelas Dareen apa adanya.

"Baik, sinyal terputus oleh cyber suruhan Andrew sepertinya karena radar tak menemukan kalian hanya di kawasan itu saja. Tolong berhati-hati dan jaga diri!" balas Elliot.

"Kalian harus berkumpul dahulu sebelum menuju ruangan tempat Hava terkurung. Ace, Sora dan Emiry sedang membetulkan kembali sistemnya agar cyber bisa dikalahkan. Elliot akan terus menjaga agar sinyal untuk menghubungi kalian terjaga. Gua juga lagi berusaha agar para cyber itu tak bisa mengganggu sistem kita. Gua sama Elliot juga sedang sibuk dengan penghapusan sistem keluarga disini." jelas panjang Aksel.

"Ok, nanti akan disampaikan ke para agen lainnya." balas Dareen.

"Siip, pergilah!" titah Elliot.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Dark Mission [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang