Prolog

2.1K 127 6
                                    

(Namakamu) nggak menyangka kalo besok udah puasa aja. Seneng banget rasanya, dia sama Iqbaal udah nunggu bulan puasa sejak lama dan akhirnya tiba juga harinya. Ya, walaupun besok sih puasanya.

Tapi, ada yang berbeda dari puasa kali ini karena puasanya ditemani sama korona. Iya, sekarang lagi jamannya virus korona. (Namakamu) jadi nggak bisa kemana-mana dan cuman diem di rumah.

Lagi asik-asik mikirin bulan puasa sama virus korona, ponsel (Namakamu) tiba-tiba bunyi. Langsung aja deh dia lihat apa yang buat benda pipih itu bunyi.

》Panggilan Video dari Iqbaal《

(Namakamu) segera menindis tombol warna hijau--buat nerima panggilan--saat dia ngeliat nama Iqbaal tertera di layar.

"Woi lama amat angkatnya."

"Sengaja. Biar cowok bisa tahu yang namanya nunggu."

"Weleh-weleh. Bucin si eneng."

(Namakamu) ketawa denger ucapannya Iqbaal. Sebenarnya kata itu dia dapat di telegram. Iya, (Namakamu) lagi suka make aplikasi telegram. Soalnya kata temen dia, di aplikasi itu ada quotesnya gitu dan bisa dipake buat nonton film sama drakor!

Oke lupakan.

Tiba-tiba Iqbaal beranjak dari posisi baringnya menjadi duduk dengan bersandar di kepala ranjang. Kaki kanannya dipangkuin ke kaki kirinya, jadi kaki dia ikut masuk ke dalam kamera. Kakinya mau ikut syuting hwhw. Receh.

"Ya ampun Baal!" (Namakamu) berteriak histeris. Dia sampe nutup mulutnya pake telapak tangan. Tenang aja, ini tangan dia steril kok.

"Kenapa?"

"Bulu kaki lo.. lebat banget anjir. Mana keriting-keriting gitu lagi."

Iqbaal tertawa. Iyalah keriting, itu artinya dia beneran cowok. Kalo nggak keriting mah, nggak keren. Itu menurut Iqbaal doang sih.

"Iyalah. Sering gue kepangin soalnya."

"Pokoknya kalo korona udah selesai, gue harus ke rumah lo." Tegas (Namakamu). Matanya menatap bulu kaki Iqbaal dengan ngeri. Sedangkan Iqbaal masih anteng-anteng aja, malah dia mainin. Diputer-puterin gitu atau nggak dielus-elus.

"Buat apa dah?"

"Nggak papa. Ntar gue bawa lakban sama gunting. Kita main tarik bulu kaki. Oke?" (Namakamu) tersenyum tanpa dosa.

Tangan Iqbaal yang lagi mainin bulu kakinya langsung berhenti pas denger ucapan (Namakamu). Bahkan sekarang kakinya udah nggak masuk lagi di kamera.

"Ogah. Sakit itu."

(Namakamu) menggeleng. Satu jari telunjuknya ia gerakkan ke kanan dan ke kiri.

"Tenang aja. Gue lakuinnya pake cinta dan kasih sayang kok."

Iqbaal bergidik dari seberang sana, lebih tepatnya dari seberang rumah (Namakamu). Menurutnya sekarang (Namakamu) terlihat kayak psikopat yang lagi ngincer dia. Eh cuman kaki dia deng.

"Eh apa gue ke rumah lo sekarang aja, ya?"

Iqbaal menggeleng dengan cepat.

"Jangan. Harus jaga jarak!" Ucap Iqbaal. Sedikit ngegas sih, sangking takutnya.

"Ale!"

Tiba-tiba bunda manggil Iqbaal dari luar kamar. Iqbaal jadi seneng banget. Tadinya dia mau video call bareng (Namakamu) biar nggak bosan, eh (Namakamu) malah keliatan kayak psikopat. Untung aja bunda manggil dia.

"(Nam) udah dulu ya. Bunda manggil gue."

Tut.

Panggilan dimatikan dengan sepihak. (Namakamu) langsung tertawa melihat reaksi Iqbaal. Yakali mau main tarik bulu kaki, liat kakinya Iqbaal aja udah geli dia. Apalagi main tarik bulu kaki, yang artinya dia harus megang bulu kakinya. Ewh banget.

Tbc

Suka g sih?🤣

Iseng doang buat ini cerita, biar bisa nemenin kita saat puasa nanti. Anggap aja ngabuburit bareng Iqnam haha.

Jan lupa voment ya!

[3] P U A S A (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang