26

433 73 6
                                    

(Namakamu) duduk sambil melipat kedua tangan di depan dada. Di depannya ada Bryan yang nawarin kerja sama lagi. Tapi (Namakamu) nggak mau. Bukannya berhasil, misi mereka malah gagal mulu, ya walaupun sebenarnya itu salah dia juga sih.

Nggak masalah deh kalo (Namakamu) cuman bisa suka Iqbaal diam-diam, daripada harus terang-terangan kayak kemarin dan berujung mempermalukan diri. Sejak kemarin dia juga udah sadar kalo sebenarnya misi mereka nggak bakalan berhasil.

"Yakin lo nggak mau?" Tanya Bryan. (Namakamu) menggeleng.

"Kalo misal gue mau, pilihannya cuman dua, gue yang bonyok apa Iqbaal yang bonyok. Misi kita nggak bakal berhasil bang."

"Karena lo bodoh." Jika kalian pikir (Namakamu) bakalan diam seperti kemarin, kalian salah. Karena sekarang dia udah sibuk memberikan Bryan pukulan bertubi-tubi. Nggak papa dia juga bakalan dibales yang penting dendamnya setiap Bryan ngehina dia selama 2 hari ini sudah terbayar.

"Lo ya, dari kemarin ngasih ide jelek semua udah gitu nyalahin gue yang bodoh. Ngatain gue terus, gatau apa gue malu banget kayak gitu ke Iqbaal." Ketus (Namakamu). Dia sudah menyiapkan mental jika saja Bryan akan membalasnya.

"Kan lo emang bodoh. Tolol juga, bego juga si." Sahut Bryan. Dia nggak balas memukul (Namakamu). Kayaknya sih dia lagi dirasuki hantu baik.

"Bang Bryan!"

"Cepetan, mau apa kaga? Gampang ini. Gue jamin berhasil."

"Apa?" Tanya (Namakamu). Penasaran juga sih lama-lama hehe.

"Sini," bang Bryan gerakkin tangannya bermaksud menyuruh (Namakamu) mendekat biar mereka bisik-bisikan.

"Gila aja. Nggak mau ah," tolak (Namakamu) setelah dengerin rencana bang Bryan. Jelek banget sumpah.

"Gue kasih tau Mama nih kalo lo main suka-sukaan," ancam bang Bryan. (Namakamu) jadi heran, kenapa sekarang Bryan kayak terobsesi banget sama misi mereka. Padahal kan awalnya Bryan sambil males-malesan.

***


"Sekarang nih?" Tanya (Namakamu) pada Bryan membuat abangnya itu mengangguk mengiyakan.

"Iyalah."

(Namakamu) membuang napas, menyemangati diri sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat. Bryan sih enak tinggal berdiri doang sambil ngeliatin, lah (Namakamu) yang mau jalanin dumba-dumba bray!

Setelah itu, (Namakamu) berjalan ke samping rumah. Rumah Iqbaal berada di samping rumahnya, bukan di depan rumahnya. Saat sampai, (Namakamu) ngambilin handphonenya, bermaksud menelpon Iqbaal agar mau ke luar dari rumah.

Tapi Iqbaal malah udah keluar rumah sedetik setelah (Namakamu) menekan tombol telepon. Jadi, mereka berhadap-hadapan dengan Iqbaal yang ngelihat kontak (Namakamu) memenuhi layar, cowok itu lalu mengangkatnya sambil berdiri menatap (Namakamu). Sumpah, ini (Namakamu) ngerasa lagi meranin drama Korea.

Kalo Bryan sih ngintip aja dari rumah mereka. Nggak tau gimana caranya sampe Bryan bisa memanjat di tembok rumah mereka. Kebetulan rumah (Namakamu) dan Bryan dipagarin.

"Halo." Sahut Iqbaal saat mengangkat telepin. (Namakamu) mah udah nggak bisa ngomong, tangannya aja bergetar sangking gugupnya. Sedangkan Bryan dalam hati berdoa agar (Namakamu) menjalankan misi ini dengan baik karena suasananya tanpa dia duga banget. Pas banget untuk (Namakamu) nyatain persaannya ini mah.

"Kenapa?" Tanya Iqbaal. (Namakamu) cuman menggeleng karena masih susah untuk ngomong.

"Lo kira kita lagi main drama?" Tanya Iqbaal. Jangan lupakan fakta bahwa Iqbaal juga menyukai drama Korea, jadi pasti Iqbaal tahu kalo ada drama yang punya scene kayak dia dan (Namakamu) sekarang.

Panggilan dimatikan oleh Iqbaal. Dia lalu maju buat ngedeketin (Namakamu) membuat cewek itu ngarahin tangannya ke depan sambil menutup mata. Ceritanya dia ngelarang Iqbaal maju.

"G-g-gu-gue.. gue." (Namakamu) menggigit bibir bawahnya, entah kenapa dia jadi gagap kayak gini.

"GUE--" saat (Namakamu) udah siap ngomong, ucapannya malah dipotong sama suara Aldi yang tiba-tiba datang. Suka sama lo.

"Baal masa kata Dianty dia emang udah punya pacar dan cuman nganggap lo temen doang. Belagu banget nggak sih itu ce-wek." Aldi mengayunkan nadanya setelah melihat (Namakamu) berdiri. Tadi dia sambil main hp makanya nggak tahu kalo ada (Namakamu) juga di halaman rumah Iqbaal.

Aldi juga langsung bicara karena Iqbaal sempat mengetik pesan bahwa ia sudah di luar rumah. Jadi kalo datang langsung ngomong aja. Dan karena Aldi bodoh, dia nggak nyadar ada (Namakamu) di sini--yang sekarang lagi natap dia horor. Dikit lagi misi (Namakamu) berhasil padahal.

"Sialan lo ya!" Teriak (Namakamu). Udahlah dia motong pembicaraan, terus berita yang dia bawa juga jelek banget.

Karena merasa kesal dan marah, (Namakamu) mengambil sendal yang sedang ia gunakan lalu ngelemparin sendal itu ke arah Aldi. Tapi karena terlalu kencang, arah sendal itu malah mengarah ke arah bang Bryan berdiri. Jadilah sendal itu mencium wajah bang Bryan.

Semua kaget ngelihat bang Bryan yang ternyata ada di situ. Terlebih Aldi dan Iqbaal yang emang nggak tau kalo bang Bryan ada di situ, mereka langsung kaget banget. Sedangkan (Namakamu) kaget karena lemparannya bisa meleset sejauh itu. Pokoknya ini salah Aldi!

"Taik lo berdua!" Setelah itu (Namakamu) meninggalkan kedua cowok yang memasang wajah bingung itu. Kali ini (Namakamu) nggak malu-maluin kan? Dia bahkan tidak melakukan kesalahan apapun. Tapi karena Aldi, misi Bryan dan (Namakamu) lagi-lagi gagal.

Tbc

Maap ya kmarin ga up hwhw

Aldi dongo bnget ga si :v

[3] P U A S A (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang