17

433 75 7
                                    

"Mau cari apa dulu nih?" Tanya bunda ke mama. (Namakamu) dan Iqbaal sih diem doang sambil ngekor di belakang. Mereka persis seperti anak ayam yang tidak bisa jauh dari induknya.

"Mentega, terigu sama bahan dasar yang lain aja dulu." Jawab mama.

Tiba-tiba sebuah ide cemerlang terbit di kepala (Namakamu), "Mama sama bunda mau buat kue apa aja? Nanti aku sama Iqbaal yang beli kayak selai, meses, chocochips. Pokoknya yang toping-topingnya gitu."

Iqbaal yang sedang diam-diam sambil ngelihatin sekitar langsung menoleh kepada (Namakamu). Emangnya (Namakamu) tahu bahan mana aja yang suka digunakan bunda sama mamanya? Iqbaal sih nggak tahu, kan dia tahunya ngikut doang sambil ngekor di belakang.

"Nggak usah macem-macem. Ntar kamu salah beli lagi."

(Namakamu) cemberut mendengar jawaban mamanya. Dia kan hanya ingin membantu, sebenarnya alasan lebih kuatnya adalah dia ingin berduaan sama Iqbaal untuk beli bahan hehe. Biar kayak gimana gitu.

Bunda terkekeh, "Nanti diliat aja sebentar."

(Namakamu) tersenyum. Bunda emang paling baik.

"Cokelat batang kalo udah mau lebaran gini pasti langsung mahal." Ucap mamanya saat melihat harga cokelat batang yang cukup mahal. Tapi walaupun mahal, mama (Namakamu) juga tetep masukkin ke dalam keranjang belanjaannya. Begitu juga bunda.

"Kalo mahal ditawar aja." Ucap Iqbaal yang membuat (Namakamu) langsung menggetok kepalanya.

"Dikata pasar apa, pake tawar-menawar."

Iqbaal menatap (Namakamu) kesal sambil mengelus kepalanya, "Kan cuman ngasih saran."

"Saran lo nggak mutu."

"Daripada lo nggak berguna sama sekali."

"Mending nggak guna tapi diem daripada sok tau dan asal bunyi doang."

"Hust..hust.." tegur bunda dan mama bersamaan. Soalnya mereka bertengkar tepat di depan karyawan.

Mendengar teguran, (Namakamu) dan Iqbaal langsung diam. Mereka tersenyum meminta maaf pada karyawan dibalik masker masing-masing yang udah pasti nggak bakalan dilihat sama si karyawan.

***

"(Nam) tolong beliin keju Cheedar ya." Suruh bunda. (Namakamu) yang kini sudah saling ketawa lagi bareng Iqbaal langsung menoleh.

"Untuk bikin stik keju bun?" Tanya (Namakamu) dengan wajah berbinar. Apalagi saat bunda mengangguk, wajahnya langsung ngalahin terangnya lampu the torch.

"Yaudah sini (Namakamu) beliin."

"Ini mama juga sekalian." Ucap mamanya.

Setelah diberikan uang, (Namakamu) dan Iqbaal langsung mencari keju tersebut, sedangkan orang tua mereka menunggu di tempat semula. Katanya capek udah keliling daritadi.

"Eh itu Baal!" Teriak (Namakamu) heboh.

"Iya gua lihat. Ngomongnya pelan aja kenapa sih, lo kira kita lagi di hutan!"

(Namakamu) tidak menggubris Iqbaal. Dia hanya menye-menye sambil berjalan untuk mengambil keju yang dia maksud. Setelah itu, mereka langsung kembali agar orang tuanya tidak menunggu.

Namun di tengah perjalanan Iqbaal berhenti. Hal itu membuat (Namakamu) juga berhenti melangkah, pandangannya mengikuti kemana arah Iqbaal menatap. (Namakamu) mendengus di dalam hati, ada Dianty di sana. Pantas saja Iqbaal berhenti. Tapi kenapa Dianty sama cowok lain? Itu siapanya?

"Cie cemburu." Goda (Namakamu). Namun dalam hati dia juga ikut cemburu.

Tanpa menggubris perkataan (Namakamu), Iqbaal datang menghampiri Dianty yang kini sedang bercanda dengan cowok seusia mereka. Udah tahu korona, masih aja keluyuran.

"Dianty?"

Mendengar namanya disebut, Dianty menoleh. Ekpresi terkejut keliatan banget di wajahnya saat ngelihat Iqbaal.

"Pacar kamu?" Aku-kamu? (Namakamu) nggak salah dengar kan? Hahaha.

"Iya gua pacarnya. Lo siapa?"

Iqbaal menggeleng, "Tolong kasihtau ke pacar lo, kalo udah punya cowok jangan genit ke cowok lain lagi." Ucap Iqbaal lalu pergi meninggalkan (Namakamu) yang berdiri seperti orang bodoh.

Dalam hati (Namakamu) memuji Iqbaal. Ternyata cowok itu bisa serius juga, dia pikir Iqbaal mah hidupnya receh aja.

(Namakamu) ikut berbalik mengejar Iqbaal namun sebelum itu dia sempat menoleh, "Neraka nggak sabar ketemu kalian berdua hehe." Ucapnya sambil menyengir lalu berlari riang sambil mengejar Iqbaal yang sedang dalam mode marah.

"Cie jamet bisa cemburu juga."
"Tenang aja. Mereka udah gue kasih kata-kata mutiara."
"Jamet woi, ngomong elah."

Iqbaal berdecak, "Bisa diem nggak sih?"

(Namakamu) yang lagi berusaha menghibur jadi kesal sendiri, "Yaudah."

Iqbaal mendengus, "Lo nggak ngerti yang gua rasa. Lo masih kecil jadi mana paham cinta-cintaan." Ini maksudnya Iqbaal apa ya? Dia ngehina (Namakamu) gitu?

"Siapa bilang gue nggak ngerti?"

"Emang lo ngerti apa? Kalo gua kodein aja nggak peka haha." Ucap Iqbaal sambil tertawa. Berusaha mencairkan suasana yang sedikit tegang.

(Namakamu) menatap Iqbaal sinis, "Kode-kode. Lo pikir passwoard handphone."

(Namakamu) berjalan meninggalkan Iqbaal yang menatapnya bingung, "Oh iya satu lagi. Kalo serius ya perjuangin, jangan baperin cewek lain padahal lo lagi berharap sama cewek yang lain juga." Ucapnya sambil menoleh menatap Iqbaal.

"Jangan buat harapan disaat lo juga sedang berharap." Ketus (Namakamu) lalu kembali berjalan meninggalkan Iqbaal.

Iqbaal menatap (Namakamu) yang berjalan meninggalkannya dengan bingung. Harusnya kan dia yang saat ini marah, kenapa malah jadi (Namakamu). Udah gitu dia pula yang disalahin.

Tbc

Dsr Iqbaal.

Jadi yg ngga peka dia apa enkaa:v

Ksih konflik dkit, dri awal mnis mlu ngga ada konpliknya😂

[3] P U A S A (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang