7

475 63 0
                                    

(Namakamu) dan Bryan saling menatap satu sama lain. Tatapannya sengit banget.

"Apaan sih lo?" Tanya (Namakamu).

"Apaan-apaan," Bryan yang sudah gemas dengan adiknya itu segera maju menabok kepala (Namakamu).

"Aaaa Bryan sakit!" (Namakamu) berteriak sambil mengelus keningnya yang dicium oleh tangan biadab Bryan.

Tak mau kalah, (Namakamu) maju memukul lengan Bryan dengan kepalan tangannya sekeras mungkin. Enak saja menabok kepala orang dengan seenak jidatnya. Mana dia nggak ada salah apa-apa lagi. Kan daritadi dia cuman diem doang depan televisi.

"Gara-gara lo ini."

Bryan membuat gerakan seperti ingin menghantam (Namakamu) membuat gadis itu memundurkan badannya, namun tetap menatap sengit kepada Bryan.

"Lo gila? Nggak ada yang gangguin juga."

"Gara-gara lo Ersya blokir gue beneran. Setan emang anak ini."

"Nyenyenye."

Bryan sudah naik pitan. Dia melayangkan tinjuannya tepat di bahu (Namakamu). Sakit banget borr! Buktinya (Namakamu) sudah menangis sekeras-kerasnya. Sedangkan Bryan langsung pergi ke kamarnya ninggalin dia yang nangis kayak anak hilang.

Pokoknya (Namakamu) benci Bryan! Baiknya cuman ke temen-temen ceweknya doang tapi ke adiknya malah kayak gini. Ini juga bukan kali pertama dia mendapatkan sebuah hantaman dari Bryan karena mereka memang suka berkelahi.

(Namakamu) menentang keras semua novel atau postingan yang bilang mempunyai kakak lelaki itu menyenangkan karena bisa dilindungi. Karena ia tidak pernah ngerasa Bryan ngelindungi dia sekalipun. Pernah aja ya waktu (Namakamu) masih kelas 5 SD, dia melawan dua anak kelas 7 SMP yang memang sekompleks dengannya dan saat itu Bryan lewat. Tau apa yang dia lakuin? Cuman natap sebentar terus langsung ninggalin dia yang masih adu bicara.

Ah nggak usah diinget lagi. Pokoknya sekarang (Namakamu) masih menangis dan tangisannya sengaja dikerasin agar mamanya keluar dari kamar. Benar saja, mamanya langsung keluar dan ngehampirin dia.

"Kenapa lagi kamu?"

"Hiks.. bang Bryan hiks.. mu-mukul aku."

"Kamu apain emang?"

(Namakamu) menggeleng masih dengan napas tersendat-sendat, "A-aku nggak hiks.. gang-gangguin dia."

"BRYAN!" Suara merdu dan melengking mamanya mulai terdengar di dalam rumah. Tak lama, datanglah Bryan dengan muka malasnya. Ia sudah tahu ini akan terjadi.

"Kamu apain adekmu?"

Bryan menggeleng, "Nggak diapa-apain."

Bukan adek gue, dia anak pungut. Dalam hati Bryan mengatakan hal itu. Ya kali dia langsung ngucapin kayak gitu di depan mamanya. Alamat coret nama Bryan dari KK kalo kayak gitu mah.

"Lo mu-mukul bahu gue."

Bryan hanya menatap datar (Namakamu) lalu membentuk mulutnya seperti huruf 'O'

"Kenapa dipukul?"

"Pelan kok." Jawab Bryan. Nggak nyambung banget jawabannya.

"Dia mukul aku karena mantan pacarnya ngeblokir dia. Udah tahu bulan puasa, masih aja cinta-cintaan." Terang (Namakamu). Napasnya sudah kembali normal namun matanya masih sedikit memerah karena habis menangis.

"Katanya tadi nggak tahu alasannya?" Tanya mama.

"Sekarang tahu."

Jawaban (Namakamu) membuat mama menggelengkan kepala. Dia paling malas kalau anaknya udah saling bertengkar gini, ujung-ujungnya pasti ada yang menangis dan yang menangis itu pasti (Namakamu).

"Minta maaf cepat!"

Bryan dan (Namakamu) segera menoleh ke mamanya. Ini yang disuruh siapa?

"Siapa?" Tanya mereka.

"Kalian berdua!"

Bryan berdecak, "Maaf." Ucapnya lalu pergi ke kamar maninggalkan (Namakamu) yang belum berbicara.

"Siapa yang salah siapa yang dimarahin." Ucap Bryan.

(Namakamu) hanya cemberut. Ia berjalan meninggalkan mamanya yang sedang menatap mereka berdua. Terdengar sedikit bantingan pintu kala Bryan menutup pintu, begitu juga (Namakamu).

***

"Apa?" Tanya (Namakamu) saat ia mengangkat telepon dari Iqbaal. Ia sedikit ngegas karena merasa Iqbaal juga salah saat ia dipukul Bryan tadi. Kan kemarin Iqbaal ada di rumahnya pas dia nelpon kak Ersya.

"Santai aja woi."

"Apaan sih lo? Sok kenal banget."

"Bang Bryan di rumah 'kan?"

"Nggak udah mati. Dibawa pembawa peti tadi!" Astagfirullah.

"Bodoamat gua mau ke rumah lu."

"Gausah jingan. Lagi korona jugaan."

"Otewe."

Panggilan terputus. Iqbaal yang matiin pula. Emang kurang ajar anaknya. Nggak lama, (Namakamu) udah dengar suara Iqbaal yang lagi ketawa di ruang tamu.

Bodoamat. Mereka pasti mabar lagi. (Namakamu) udah nggak peduli.

Tbc

Ad yg pnya kakak kyak Bryan?🤣

[3] P U A S A (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang