8

437 64 6
                                    

Sebuah ide licik timbul di kepala (Namakamu). Ia segera keluar kamar dan pergi menuju dapur. Kali ini ia akan bermain halus untuk membalas perbuatan Iqbaal dan Bryan.

(Namakamu) melihat ada es buah di dalem kulkas. Sebenernya dia dilarang kalo minum air es pas lagi halangan, tapi gapapa lah ya. Dikit doang hwhw.

Diambil deh segelas sama (Namakamu) terus dia ngambil sendok juga dan jalan ke arah depan. Ceritanya (Namakamu) lagi mau duduk di tempat kemarin dia duduk, di sofa jomlo.

Nah, pas dia udah duduk, Bryan sama Iqbaal noleh. (Namakamu) cuman memasang wajah sepolos mungkin.

"Apa?" Tanyanya.

Bryan menatapnya datar sementara Iqbaal menatapnya bingung.

"Ngapain lo di sini?"
"Lo nggak puasa?"

Itu pertanyaan yang keluar dari Bryan dan Iqbaal. Serempak pula nanya nya. (Namakamu) cuman ngegeleng, terus duduk kayak miss Indonesia, kaki kanannya dilipat ke kaki kiri dia.

"Nggak usah peduliin Baal. Gas ken aja." Ucap Bryan yang langsung fokus pada ponselnya. Berbeda dengan Iqbaal yang masih menatapnya.

"Apa lo liat-liat?" Tanya (Namakamu) membuat Iqbaal menatap sinis ke arahnya.

"Nggak muka lo kayak monyet."

"Bener, Baal."

Hmm. (Namakamu) sebagai anak soleh nyimak doangan. Dia sedang memainkan ponselnya sementara kedua cowok itu mulai fokus bermain game.

"Wah adem banget!" Ucap (Namakamu) saat meneguk sedikit es buah tersebut.

"Ternyata buah pepayanya enak banget, rasa ayam gitu hahaha." Ini kok jadi ayam?

"Air kelapa campur susu emang top lah."

"Iqbaal harusnya lo semalem ke sini, minum es buah bareng kita. Eh tapi semalem gue dilarang deh, tapi kan lo bisa rasa. Pokonya seger!"

Iqbaal menoleh, "Nggak ngaruh."

(Namakamu) mengembungkan pipinya kesal. Iya sih, Iqbaal sama Bryan imannya kuat banget jadi nggak bakalan mempan. Yaudah (Namakamu) nyerah aja. Dia masuk ke dalem buat nyimpen es buah terus balik lagi. Sekarang ia duduk di samping Iqbaal.

"Kenapa nggak main ML aja sih bang?" Tanya (Namakamu). Dia ngomongnya udah dibaik-baikin. Kalo dipikir-pikir, Bryan pernah kok bantuin dia beberapa kali, jadi dia bakalan lupain masalah baku hantam tadi. Hehe plin-plan banget, kan?

"Jelek. Banyak yang ngecheat." Jawab Bryan.

"Emang FF nggak cheat?"

"Bacot bener. Mending tidur." Suruh Iqbaal sambil nyentil pelan dahinya (Namakamu).

(Namakamu) kemudian duduk di ujung sofa, lalu dengan santai kakinya dia selonjorin di atas paha Iqbaal. Iqbaal juga nggak keberatan. Malah dijadiin pangkuan lengan sama dia.

"Halo kak Ersya."

Bryan langsung menoleh saat mendengar (Namakamu) menyebut nama Ersya. Dalem hati, dia mikir apalagi yang bakalan adiknya ini lakuin? Tengil banget jadi orang.

"Nomornya bang Bryan di blokir beneran? Kemarin aku becandaan doang kak. Ngisengin bang Bryan hehe, bukain dong bloknya, kasian dia menii sad." Ucap (Namakamu) panjang lebar.

Ucapan tersebut membuat Bryan menatapnya dengan haru. Mungkin dia berpikir kalo (Namakamu) bisa berguna juga setelah sekian lama haha.

"Bahas apa sih kamu?" Terdengar tawa Ersya dati ujung sana.

"Kemarin bang Bryan hampir nangis gara-gara di blok sama kakak, jadi bukain ya bloknya." (Namakamu) jadi pengen ngakak sendiri dengar alasan dia. Sejak kapan Bryan nangis?

"Iya-iya nanti dibuka balik. Lagian tumben banget kamu belain dia."

"Hehe kasian aja mukanya udah kayak gembel. Diblokir malah jadi kayak tai ayam."

"Hahaha."

Terjadi beberapa percakapan antara dua gadis itu dari telepon masing-masing hingga akhirnya telepon dimatikan. (Namakamu) males ngeliat muka Bryan saat ini yang masang wajah sumringah, nggak cocok banget sumpah. Kayak sapi.

"Met."
"Jamet."

Iqbaal menoleh dengan alis terangkat seolah bertanya 'kenapa?'.

"Pijitin kaki gue dong, pegel nih pinggang gue."

"Hubungannya dimana acuu."

(Namakamu) ketawa, "Kan nggak mungkin lo gua nyuruh pijatin di pinggang. Tolol bet."

"Bentaran udah mau menang nih kita, ye nggak bang?"

"Iye."

(Namakamu) hanya berdehem sambil mengangguk sebagai jawaban. Ia membiarkan dua orang itu terus mabar sedangkan dia rebahan dengan kaki selonjoran di pahanya Iqbaal. Semakin lama matanya semakin berat ditambah dengan Iqbaal yang benar-benar memijat kakinya. Kayaknya mereka udah nggak mabar lagi dan mutusin buat cerita-cerita aja.

Ah nggak tahu. (Namaakmu) udah nggak fokus lagi. Dia ngantuk banget! Dan akhirnya dia mutusin buat tidur di ruang tamu. Lumayan juga tidur sambil kaki dipijet. Kalo bang Bryan dan Iqbaal kalem gini kan (Namakamu) jadi senang!

Tbc

Plin-plan kali enka

[3] P U A S A (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang