Tiap mau up, ML pasti godain buat main:v
Hipi riding wkwk
***
"Mau kemana?" Tanya Mama saat (Namakamu) terburu-buru keluar kamar. Sikapnya udah kayak orang lagi dikejar sama setan aja.
"Bisnis Ma." Sahut (Namakamu) lalu berjalan ke kamar Bryan. Mama jadi heran dengan tingkah dua anaknya itu yang akhir-akhir ini udah jarang marahan. Tapi, bagus deh.
Tok tok tok!
"Bang Bryan!" Teriak (Namakamu). Tangannya sibuk menggedor-gedor kamar Bryan.
Tak lama keluarlah Bryan dengan muka datarnya, "Santuy aja napa. Santuy. Kayak nggak tahu ciri khas warga Indonesia aja."
(Namakamu) hanya tersenyum, matanya sengaja ia sipit-sipitkan. Karena dia terinspirasi dari lawan main Lee Min Ho yang bermata sipit itu. Setelah itu, (Namakamu) langsung nyelonong masuk ke kamar Bryan.
"Jadi gue kayak gimana dulu pas dateng?" Tanya (Namakamu).
Bryan menjentikkan jarinya, "Nanti lo ajak dia ngomong. Kalo nggak mau ngomong baru lo minta maap. Udah cara paling simple itu." Ucap Bryan. Awalnya ia sudah membuat strategi yang sangat bagus, namun mengingat dia mempunyai adik yang sangat bodoh jadi rencana tersebut dia batalkan.
"Gue kesana sekarang nih?"
"Nggak. Nunggu Iqbaal dateng terus nembak lo," Bryan menjawab sambil menoyor kepala (Namakamu). Katanya mau nyumbangin kepintarannya biar (Namakamu) nggak gagal lagi.
"Yaudah gue pergi dulu. Eh telpon memang, telpon." Heboh (Namakamu). Padahal dia baru aja berjalan satu langkah. Dan hal itu buat Bryan nggak bisa nahan amarahnya. Jadi dia nendang (Namakamu) sambil ngomong berisik. Untung aja tendangannya nggak terlalu kencang.
***
"Assalamualaikum. Bunda, Teh Ody, Iqbaal." Panggil (Namakamu) sambil mengetok pintu kayu berwarna cokelat di hadapannya. Tadi saat ia akan keluar rumah, Mama langsung nahan dia dan ngelarang untuk kemana-mana. Tapi berkat Bryan akhirnya dia dibolehin. Emang the best Bryan tuh.
"Waalaikumsalam." Sahut orang dari dalam. Suaranya sih kayak Teh Ody.
Pas pintu kebuka, ternyata emang Teh Ody. Udah gitu pas pintu udah dibuka, aroma kue langsung tercium dari dalem. Wangi bener dah.
"Eh (Namakamu), masuk sini."
(Namakamu) mengangguk-angguk sambil tersenyum. Saat di dalem, (Namakamu) noleh kanan-kiri soalnya nggak ada tanda-tanda Iqbaal di ruang tengah. Teh Ody yang paham kalo (Namakamu) lagi nyariin Iqbaal, langsung ngomong kalo cowok itu lagi di kamar.
Setelah cuci tangan, (Namakamu) minta izin buat ke kamarnya Iqbaal. Niatnya buat ngelihatin Bunda sama Teh Ody yang sedang bikin kue harus ia tahan. Pokoknya rencananya ini harus berhasil!
Tok tok tok!
"Langsung masuk aja (Nam). Kayak yang siapa aja kamu." Terdengar kekehan dari Bunda dan Teh Ody. (Namakamu) hanya menyengir dan langsung membuka pintu kamar Iqbaal.
Gitar lagi-gitar lagi. Kapan sih Iqbaal bakal lebih mentingin dia daripada gitarnya? Eit, bercanda (Namakamu) orangnya nggak baperan kok. Tapi dia suka sama yang baperan kayak Iqbaal hehe.
"Ja..met," (Namakamu) memanggil Iqbaal dengan mengayunkan nada. Iqbaal menoleh terus kaget natap (Namakamu) yang udah ada di hadapannya.
(Namakamu) tersenyum, "Apa kabar?"
Iqbaal memicingkan mata, "Tumben nanya kabar."
(Namakamu) kemudian berdecak mendengar jawaban Iqbaal. Kemarin ditawarin minum salah, sekarang ditanyain kabar salah juga, "Yaudah. Kapan mati?" Tanya (Namakamu) akhirnya.
Iqbaal mendelik. Sedangkan (Namakamu) mulai merasakan aura negatif dari ponselnya. Dia lupa kalo ada bang Bryan yang mantau dari jauh. Jadi, (Namakamu) harus kalem.
"Hehehe." (Namakamu) terkekeh berusaha mencairkan suasana. Bukannya mencair, keadaan malah makin beku. Bahkan Iqbaal yang tadi mangku gitarnya, sekarang udah dia jadiin tamengnya.
"Lo kenapa sih? Dari kemarin aneh banget. Kesurupan dimana?"
Sabar. Ingat, harus ekstra sabar!
"Ohiya rambut lo masih sakit? Sori ya, semalem gue hilap." (Namakamu) menyengir menampilkan giginya yang rapi.
"Udah ngga." Jawab Iqbaal. (Namakamu) sih ngangguk aja terus jalan mendekati Iqbaal membuat Iqbaal mengangkat gitarnya.
"Mau ngapain? Getok kepala gue?"
Iqbaal mengangguk, "Maunya gitu."
(Namakamu) mengangguk-angguk sambil bersandar di tembok. Ucapan Iqbaal dia iyain aja biar cepet. Matanya melirik ke arah kanan dan kiri dengan cepat. Sial dia kehabisan topik! Semua topik yang udah dia rencanain tadi malah ilang semua.
"Ohiya Baal, lo udah nonton drakornya Lee Min Ho?" Pliss! Yang melintas di kepala (Namakamu) cuman topik itu doang.
"Nggak."
Mana Iqbaal daritadi jutek banget lagi. Kan (Namakamu) jadi kesal juga. Oh iya, (Namakamu) jadi inget satu hal. Ngelus kepala Iqbaal. Sepertinya dia memang harus ngelakuin itu. Jadi, dia langsung beranjak ke tempat Iqbaal.
"Mau ngapain?" Tanya Iqbaal. Dia langsung naik di tempat tidur sambil buat penghalang agar (Namakamu) nggak bisa ngedeketin dia. Sedangkan gadis itu hanya tersenyum. Dalem hati Iqbaal ngerasa jadi anak perawan yang lagi diincer om pedo.
"Sini deh," panggil (Namakamu). Tapi Iqbaal nggak bergerak sama sekali jadi (Namakamu) mutusin langsung berlari agar lebih cepat mendekati Iqbaal.
"Aaaaa!" Iqbaal auto teriak pas (Namakamu) tiba di hadapannya. Udah gitu Iqbaal malah nggak sengaja nampar pipi (Namakamu) sangking kagetnya.
Sakit banget lagi. (Namakamu) aja udah mau menangis. Akhirnya (Namakamu) langsung membanting ponselnya--yang masih terhubung dengan Bryan--di atas tempat tidur Iqbaal. Kenapa setiap dia mau ngelakuin hal baik, malah dapet keburukan sih?
Bodoamat dah sama rencana. Bodoamat juga tentang suka sama Iqbaal. Kalo dipukul ya sakit, jadi harus dibales. Dan akhirnya (Namakamu) dengan santainya menendang bahu Iqbaal menggunakan kakinya yang mulus dari bulu kaki. Sekarang Iqbaal mukanya udah kayak orang yang frustasi banget, dia natap (Namakamu) dengan ngeri. Sedangkan (Namakamu) terlihat seperti orang kesetanan.
Tak lama, Bryan datang memasuki kamar Iqbaal. Napasnya tersengal-sengal. Ia takut Iqbaal mati di tempat dan akhirnya Bryan yang kena tangkep karena dia berstatus sebagai gurunya (Namakamu) di sini. Oke itu berlebihan. Yang terpenting sekarang adalah nyadarin (Namakamu) yang udah marah tingakat dewa.
Tbc
Ga pernah berhasil dng misinya ;(
Up nya kemaleman ya? Maap haha
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] P U A S A (TAMAT)
FanfictionHanya cerita tentang Iqbaal dan (Namakamu) untuk menemani kegabutan kita saat sahur, puasa, dan nungguin buka puasa. ........................................................................................... Follow ig: @vitaans._