"Davin," seru Thalia, Davin melepas genggamannya.
"Kenapa?" Thalia bingung kenapa Davin tiba-tiba menariknya saat dia sedang menikmati bacaan puisi itu.
"Gue mau tanya. Lo kenapa senyum-senyum pas liat Bang Sat baca puisi?" tanya Davin penasaran.Thalia mengerutkan dahi, "Senyum? Kapan?"
"Tadi gue liat Lo senyum-senyum gitu pas liat Bang Sat baca puisi."
Oh God, ternyata Davin ngeliat gue, batin Thalia,
"Oh iya, gue cuma kebawa perasaan aja kok. Puisi nya ngena banget."
Davin tak membalas ucapan Thalia, ia hanya menatap intens wajah Thalia. Berusaha mencari kebohongan.
"Ih. Lo kenapa natap gue kek gitu?"
"Ah, ngga."
"Oh yaudah. Pulang yuk."
"Yuk."
Mereka pun berjalan menuju mobil Davin. Dengan Davin yang menggenggam tangan Thalia.
"Eh bentar deh Thal, emang gue ngebolehin lo nebeng gue gitu?"
"Oh jadi gue nggak boleh nebeng nih ceritanya? Yaudah, gue pulang sendiri aja," ucap Thalia sambil berjalaan menjauhi Davin.
"Eh eh, gue cuma becanda. Jan marah napa," ucap Davin sambil menahan tangan Thalia agar tidak pergi.
"Sekarang lo suka becanda ya Dav."
"Iya gue suka, tapi tenang aja. Perasaan gue ke lo nggak bercanda, itu serius."
"Ish apa sih."
"Ngga ada apa apa. Udah ah yuk, pulang."
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedang menatap mereka dengan penuh kekesalan.
"Sabar, sabar. Orang sabar disayang Selena Gomez," ucap Satya pada dirinya sendiri sambil mengusap dadanya.
"Eh iya, gue kan mau ngucapin makasih sama Thalia."
Satya pun langsung berlari menuju mobil Davin, tapi ia terlambat. Mobil itu sudah pergi menjauh dari rumah Satya.
"Argh... Setan! Gara-gara si Davin nih, gue nggak bisa ngucapin makasih sama si Thalia."
"Nggak tau kenapa kok gue kesel ya ngeliat Thalia lebih akrab sama Davin?" tanya Satya pada diri sendiri.
Satya perlahan masuk kembali ke dalam rumah nya.
Tiba-tiba...
Bruukk!!
"Awasss awwaaass!" teriak seseorang.
Satya terdiam di tempat. Dia menatap detail orang yang menabraknya.
"Baju nya gue kenal," kata Satya sambil berpikir.
"Oh.. Ini si Setan," ucap Satya lalu menghampiri orang yang menabraknya dengan senyuman penuh arti.
"Eh bang!" panggil Satya sambil menepuk pundak orang itu keras.
"Diem dulu bang saya lagi mencoba memanggil kembaran saya," kata Gavin yang belum menyadari keberadaan Satya.
"Kembaran lo dah pergi sama pacarnya tuh," jelas Satya.
"Bentar-bentar kok gue kek kenal ini suara ya." Gavin berbalik perlahan.
"Babaaanngg Satyaaa," teriak Gavin langsung memeluk Satya erat.
"Gue masih normal! Tolong!!" teriak Satya berusaha melepaskan pelukan Gavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musicopoetica
RandomPertemuan yang tak disengaja membuat kedua insan terjebak dalam sebuah lingkaran yang dinamakan "CINTA." Dimulai dari untaian kata yang dirangkai menjadi suatu karya Sastra yang memikat hati seorang Adam. Dan suara petikan nada begitu merdu dapat m...